Karantina Dicabut, Warga Desa Abuan Diminta Disiplin
BANGLI, NusaBali
Setelah selama 14 hari menjalani karantina wilayah karena pandemi Covid-19, masyarakat Desa Abuan, Kecamatan Susut, Bangli diizinkan kembali melaksanakan aktivitas seperti sedia kala, Jumat (15/5).
Namun, mereka tetap diminta disiplin mengikuti protokol pencegahan wabah Covid-19. Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra, ikut menghadiri acara perubahan status karantina wilayah Desa Abuan dalam seremoni yang digelar di Bale Banjar Serokadan, Desa Abuan, Jumat pagi. Dewa Indra yang notabene Sekda Provinsi Bali didampingi Bupati Bangli. I Made Gianyar.
“Mulai hari ini (kemarin) karantina wilayah Desa Abuan dinyatakan dihentikan. Maka, masyarakat bisa kembali ke aktivitas awal, ke situasi new normal, yakni situasi di mana masyarakat boleh melaksanakan kegiatan namun tetap mengindahkan kewaspadaan. Masyarakat bukan bebas sebebas-bebasnya, tapi tetap mengikuti protokol pencegahan Covid-19,” ujar Dewa Indra.
Dewa Indra kembali menegaskan protokol pencegahan masih harus terus dilaksanakan, karena penanganan Covid-19 belum berakhir. Kapan berakhirnya pandemi Covid-19, juga belum bisa dipastikan. “Masa isolasi memang sudah berakhir, tapi kembali tegaskan upaya pencegahan dan penanganan Covid-19 belum berakhir. Ini masih terus berjalan, hingga Bali benar-benar dinyatakan bebas Corona,” tandas De-wa Indra.
Menurut Dewa Indra, satu indikator terpenting dalam memastikan wabah Covid-19 ini adalah kasus transmisi lokal (penularan di daerah). “Jika masih terjadi transmisi lokal, berarti Bali belum bebas dari Corona, berarti masih ada masyarakat yang belum disiplin melaksanakan protokol pencegahan. Saat ini pun masih ada transmisi lokal, termasuk di Bangli. Itu sebabnya saya minta tetap waspada,” lanjut birokrat asal Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng ini.
Dewa Indra mengaku menyaksikan berbagai penjelasan informasi dan edukasi di sejumlah media, bahwa penyebaran Covid-19 sebenarnya bisa dicegah, asalkan masyarakat tetap disiplin melaksanakan imbauan protokol pencegahan. Dan, itu harus dilaksanakan oleh setiap orang, bukan hanya satu-dua orang. "Akan mubazir kalau hanya satu-dua orang yang mengenakan masker, sedangkan yang lain masih bengkung,” katanya.
Informasi umum yang sudah sering didengungkan terkait pencegahan penyebaran Covid-19 adalah rajin cuci tangan, mengenakan masker, menjaga jarak, hindari kerumunan, jaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Menurut Dewa Indra, ini satu metode mudah yang gampang dilaksanakan, cuma memerlukan kedisiplinan.
Disebutkan, jika terjangkit sebenarnya tidak terlalu berbahaya. Namun, karena tingkat penyebaran virus Corona yang tergolong sangat cepat, inilah yang perlu diwaspadai. “Sedikit kita lengah dan lalai, maka semua bisa terpapar,” warning Dewa Indra di hadapan para kelian se-Desa Abuan kemarin.
Dewa Indra berharap informasi tersebut bisa diteruskan ke masing-masing warga. Selain itu, masa isolasi selama 14 hari juga diharapkan membawa manfaat positif tersendiri bagi warga Desa Abuan dan pelajaran buat seluruh masyarakat Bali agar semakin mengerti, paham, dan waspada terhadap bahaya Covid-19.
Sementara itu, Bupati Bangli Made Gianyar pun mengapresiasi langkah karantina wilayah yang diambil pemerintah terhadap Desa Abuan, guna memutus penyebaran Covid-19. Setelah diberlakukan perubahan status seusai masa isolasi 14 hari, Bupati Made Gianyar mengimbau masyarakat Desa Abuan meningkatkan kewaspadaan dan kedisiplinan dalam menerapkan protokol pencegahan.
“Setelah status isolasi dicabut, kedisiplinan warga harus terus ditingkatkan. Kalau bisa, di Bangli jangan lagi ada yang positif Corona, begitu juga di Bali. Kalau kita sudah melaksanakan protokol pencegahan dengan ketat, misal selalu melaksanakan phisycal distancing, saya yakin tidak ada lagi penularan dan pembatasan-pembatasan seperti ini (karantina) tidak perlu dilaksanakan,” jelas politisi PDIP asal Desa Bunutin, Kecamatan Kintamani yang juga Ketua GTPP Covid-19 Kabupaten Bangli ini. *nat
“Mulai hari ini (kemarin) karantina wilayah Desa Abuan dinyatakan dihentikan. Maka, masyarakat bisa kembali ke aktivitas awal, ke situasi new normal, yakni situasi di mana masyarakat boleh melaksanakan kegiatan namun tetap mengindahkan kewaspadaan. Masyarakat bukan bebas sebebas-bebasnya, tapi tetap mengikuti protokol pencegahan Covid-19,” ujar Dewa Indra.
Dewa Indra kembali menegaskan protokol pencegahan masih harus terus dilaksanakan, karena penanganan Covid-19 belum berakhir. Kapan berakhirnya pandemi Covid-19, juga belum bisa dipastikan. “Masa isolasi memang sudah berakhir, tapi kembali tegaskan upaya pencegahan dan penanganan Covid-19 belum berakhir. Ini masih terus berjalan, hingga Bali benar-benar dinyatakan bebas Corona,” tandas De-wa Indra.
Menurut Dewa Indra, satu indikator terpenting dalam memastikan wabah Covid-19 ini adalah kasus transmisi lokal (penularan di daerah). “Jika masih terjadi transmisi lokal, berarti Bali belum bebas dari Corona, berarti masih ada masyarakat yang belum disiplin melaksanakan protokol pencegahan. Saat ini pun masih ada transmisi lokal, termasuk di Bangli. Itu sebabnya saya minta tetap waspada,” lanjut birokrat asal Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng ini.
Dewa Indra mengaku menyaksikan berbagai penjelasan informasi dan edukasi di sejumlah media, bahwa penyebaran Covid-19 sebenarnya bisa dicegah, asalkan masyarakat tetap disiplin melaksanakan imbauan protokol pencegahan. Dan, itu harus dilaksanakan oleh setiap orang, bukan hanya satu-dua orang. "Akan mubazir kalau hanya satu-dua orang yang mengenakan masker, sedangkan yang lain masih bengkung,” katanya.
Informasi umum yang sudah sering didengungkan terkait pencegahan penyebaran Covid-19 adalah rajin cuci tangan, mengenakan masker, menjaga jarak, hindari kerumunan, jaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Menurut Dewa Indra, ini satu metode mudah yang gampang dilaksanakan, cuma memerlukan kedisiplinan.
Disebutkan, jika terjangkit sebenarnya tidak terlalu berbahaya. Namun, karena tingkat penyebaran virus Corona yang tergolong sangat cepat, inilah yang perlu diwaspadai. “Sedikit kita lengah dan lalai, maka semua bisa terpapar,” warning Dewa Indra di hadapan para kelian se-Desa Abuan kemarin.
Dewa Indra berharap informasi tersebut bisa diteruskan ke masing-masing warga. Selain itu, masa isolasi selama 14 hari juga diharapkan membawa manfaat positif tersendiri bagi warga Desa Abuan dan pelajaran buat seluruh masyarakat Bali agar semakin mengerti, paham, dan waspada terhadap bahaya Covid-19.
Sementara itu, Bupati Bangli Made Gianyar pun mengapresiasi langkah karantina wilayah yang diambil pemerintah terhadap Desa Abuan, guna memutus penyebaran Covid-19. Setelah diberlakukan perubahan status seusai masa isolasi 14 hari, Bupati Made Gianyar mengimbau masyarakat Desa Abuan meningkatkan kewaspadaan dan kedisiplinan dalam menerapkan protokol pencegahan.
“Setelah status isolasi dicabut, kedisiplinan warga harus terus ditingkatkan. Kalau bisa, di Bangli jangan lagi ada yang positif Corona, begitu juga di Bali. Kalau kita sudah melaksanakan protokol pencegahan dengan ketat, misal selalu melaksanakan phisycal distancing, saya yakin tidak ada lagi penularan dan pembatasan-pembatasan seperti ini (karantina) tidak perlu dilaksanakan,” jelas politisi PDIP asal Desa Bunutin, Kecamatan Kintamani yang juga Ketua GTPP Covid-19 Kabupaten Bangli ini. *nat
1
Komentar