Terorisme Cuci Otak Lewat Dunia Maya
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius menyatakan, terorisme merupakan bahaya laten.
Untuk menanggulanginya, lanjut Suhardi, perlu kewaspadaan melalui pendekatan kultural yakni lewat pendidikan, keluarga dan komunitas. Melalui komunitas, peran ormas dan tokoh masyarakat di lingkungan masyarakat menciptakan ruang kondusif bagi terciptanya budaya damai dan siaga terhadap gejala radikal terorisme.
Melalui pendidikan, peran lembaga pendidikan, guru dan kurikulum dalam memperkuat wawasan kebangsaan, sikap moderat dan toleran bagi generasi muda. Sementara lewat keluarga, peran orangtua dalam menanamkan cinta dan kasih sayang kepada generasi muda dan menjadikan keluarga sebagai unit konsultasi dan diskusi.
Tak ketinggalan, lanjut Suhardi, anak dan keluarga pelaku terorisme jangan di marjinalkan. Justru perlu dirangkul dan dirawat. Bila perlu mereka di sekolahkan. “Jika anak-anak pelaku terorisme di marjinalkan, mereka bisa saja lebih keras dari orangtuanya. Untuk itu, mereka harus disentuh dengan berbagai cara,” imbuhnya. k22
Melalui pendidikan, peran lembaga pendidikan, guru dan kurikulum dalam memperkuat wawasan kebangsaan, sikap moderat dan toleran bagi generasi muda. Sementara lewat keluarga, peran orangtua dalam menanamkan cinta dan kasih sayang kepada generasi muda dan menjadikan keluarga sebagai unit konsultasi dan diskusi.
Tak ketinggalan, lanjut Suhardi, anak dan keluarga pelaku terorisme jangan di marjinalkan. Justru perlu dirangkul dan dirawat. Bila perlu mereka di sekolahkan. “Jika anak-anak pelaku terorisme di marjinalkan, mereka bisa saja lebih keras dari orangtuanya. Untuk itu, mereka harus disentuh dengan berbagai cara,” imbuhnya. k22
1
2
Komentar