Diduga OD Miras, Tewas di Jembatan
Sesosok mayat ditemukan tergeletak di jembatan penyeberangan Dam Tukad (Sungai) Badung di Jalan Imam Bonjol, Denpasar Barat, Senin (5/9) pukul 06.00 Wita.
DENPASAR, NusaBali
Korban yang diketahui bernama I Gede Nyoman Sukarta,42, ini sudah dalam kondisi tak bernyawa setelah semalaman pamit memancing. Dugaan awal, korban yang kos di seputaran lokasi ini meregang nyawa usai menenggak minuman keras.
Kapolsek Denpasar Barat, Kompol Wisnu Wardana menerangkan korban yang tinggal di seputaran lokasi tepatnya di Jalan Imam Bonjol Nomor 7 Denpasar ini pertamakali diketahui oleh warga yang hendak beraktifitas pada pagi kemarin. Saat melintas di jembatan penyeberangan itu, warga kaget saat melihat korban sudah tergeletak di lokasi kejadian.
Warga yang mengetahui identitas korban langsung memanggil pacar korban untuk melakukan penanganan. Sang pacar bernama Sukartini,50, kemudian keluar dari kos-kosannya dan menghampiri korban, serta memeriksa denyut nadinya. “Awalnya dikira pingsan, makanya langsung dilap pakai air,” jelas Kompol Wisnu.
Namun korban yang asal Kamasan, Tabanan ini tak kunjung sadar dan kondisinya telah kaku dan tubuhnya telah membiru. Sukartini pun mulai panik. Warga kemudian menghubungi pihak keamanan dan melapor ke Mapolsek Denpasar Barat untuk ditindaklanjuti.
Pihak kepolisian yang datang ke lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), selain itu, kepolisian juga memeriksa keterangan sejumlah saksi termasuk pacarnya, Sukartini. Dari hasil pemeriksaan terhadap jenazah korban, pihak kepolisian tidak menemukan tanda-tanda kekerasan. Hanya saja, kondisi jenazah sudah membiru serta korban mengeluarkan kotoran.
“Tidak ada kejanggalan yang ditemukan pada jenazah. Nihil luka, kondisi mayat memang sudah membiru. Untuk mengetahui pasti kematiannya harus diotopsi,” imbuh Kompol Wisnu. Sementara dari keterangan pacar korban, yakni Sukartini kepada penyidik, diketahui jika terakhir kali ia komunikasi dengan korban pada, Minggu (3/9) sore. Kala itu, ia masih menghubungi korban dan menanyai keberadaannya. Korban menjawab masih memancing di bendungan (lokasi kejadian).
Setelah mendapat jawaban itu, Sukartini langsung menuju Pasar Pemogan. Saat pulang dari pasar, ia masih sempat menghubunginya kembali dan menanyai keberadaannya. Tapi, kali ini korban menjawab sedang minum-minum dengan kerabatnya. “Mendengar pemberitahuan korban, pacarnya ini menunggu korban sampai pukul 22.00 Wita. Nah, sekitar 20 menit kemudian, korban pulang dan diantar oleh temannya dengan menggunakan sepeda motor sampai di lokasi kejadian dan saksi juga melihat korban tidur di sana,” kata Kompol Wisnu.
Namun Sukartini enggan membangunkan korban saat tertidur di jembatan penyeberangan lantaran takut dipukul. Sebab, jika usai mabuk-mabukan, korban tidak boleh diganggu, apalagi dibangunkan jika tidur di tempat yang nyaman. Sehingga, ia membiarkannya untuk menghabiskan malam di jembatan tersebut. “Ngakunya dia takut dipukuli. Karena itu bukan kejadian yang pertama. Sehingga, ia membiarkan hingga ia sadar pada pagi harinya. Namun, pada pagi harinya, korban ditemukan sudah meninggal,” terang Sukartini.
Prihal dugaan awal tewasnya korban, sambung kompol Wisnu Wardana karena mabuk minuman keras. Hanya saja, ia belum bisa memastikan apakah korban overdosis (OD) atau tidak. Hal itu perlu dilakukan pemeriksaan lebih jauh. “Kita tunggu hasil otopsinya,” pungkas Kompol Wisnu. * dar
Kapolsek Denpasar Barat, Kompol Wisnu Wardana menerangkan korban yang tinggal di seputaran lokasi tepatnya di Jalan Imam Bonjol Nomor 7 Denpasar ini pertamakali diketahui oleh warga yang hendak beraktifitas pada pagi kemarin. Saat melintas di jembatan penyeberangan itu, warga kaget saat melihat korban sudah tergeletak di lokasi kejadian.
Warga yang mengetahui identitas korban langsung memanggil pacar korban untuk melakukan penanganan. Sang pacar bernama Sukartini,50, kemudian keluar dari kos-kosannya dan menghampiri korban, serta memeriksa denyut nadinya. “Awalnya dikira pingsan, makanya langsung dilap pakai air,” jelas Kompol Wisnu.
Namun korban yang asal Kamasan, Tabanan ini tak kunjung sadar dan kondisinya telah kaku dan tubuhnya telah membiru. Sukartini pun mulai panik. Warga kemudian menghubungi pihak keamanan dan melapor ke Mapolsek Denpasar Barat untuk ditindaklanjuti.
Pihak kepolisian yang datang ke lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), selain itu, kepolisian juga memeriksa keterangan sejumlah saksi termasuk pacarnya, Sukartini. Dari hasil pemeriksaan terhadap jenazah korban, pihak kepolisian tidak menemukan tanda-tanda kekerasan. Hanya saja, kondisi jenazah sudah membiru serta korban mengeluarkan kotoran.
“Tidak ada kejanggalan yang ditemukan pada jenazah. Nihil luka, kondisi mayat memang sudah membiru. Untuk mengetahui pasti kematiannya harus diotopsi,” imbuh Kompol Wisnu. Sementara dari keterangan pacar korban, yakni Sukartini kepada penyidik, diketahui jika terakhir kali ia komunikasi dengan korban pada, Minggu (3/9) sore. Kala itu, ia masih menghubungi korban dan menanyai keberadaannya. Korban menjawab masih memancing di bendungan (lokasi kejadian).
Setelah mendapat jawaban itu, Sukartini langsung menuju Pasar Pemogan. Saat pulang dari pasar, ia masih sempat menghubunginya kembali dan menanyai keberadaannya. Tapi, kali ini korban menjawab sedang minum-minum dengan kerabatnya. “Mendengar pemberitahuan korban, pacarnya ini menunggu korban sampai pukul 22.00 Wita. Nah, sekitar 20 menit kemudian, korban pulang dan diantar oleh temannya dengan menggunakan sepeda motor sampai di lokasi kejadian dan saksi juga melihat korban tidur di sana,” kata Kompol Wisnu.
Namun Sukartini enggan membangunkan korban saat tertidur di jembatan penyeberangan lantaran takut dipukul. Sebab, jika usai mabuk-mabukan, korban tidak boleh diganggu, apalagi dibangunkan jika tidur di tempat yang nyaman. Sehingga, ia membiarkannya untuk menghabiskan malam di jembatan tersebut. “Ngakunya dia takut dipukuli. Karena itu bukan kejadian yang pertama. Sehingga, ia membiarkan hingga ia sadar pada pagi harinya. Namun, pada pagi harinya, korban ditemukan sudah meninggal,” terang Sukartini.
Prihal dugaan awal tewasnya korban, sambung kompol Wisnu Wardana karena mabuk minuman keras. Hanya saja, ia belum bisa memastikan apakah korban overdosis (OD) atau tidak. Hal itu perlu dilakukan pemeriksaan lebih jauh. “Kita tunggu hasil otopsinya,” pungkas Kompol Wisnu. * dar
Komentar