Bocah SD Diduga Tewas Akibat Rabies
Seorang bocah SD asal Desa Dencarik, Kecamatan Banjar, Buleleng, I Ketut Ferdi Yu-distira, 10, meninggal diduga akibat rabies, Senin (5/9) pagi.
Korban Ketut Ferdi Yudistira Sempat Digigit Anjing, tapi Tidak Dapat VAR
SINGARAJA, NusaBali
Dugaan rabies itu dikuatkan dengan riwayat gigitan anjing di tangan kanan, Juni 2016 lalu. Bocah Ketut Ferdi Yudistira menghembuskan napas terakhir dalam perawatan di Ruang Isolasi RSUD Buleleng di Singaraja, Senin pagi sekitar pukul 06.00 Wita. Sebelum meninggal, bocah berusia 10 tahun ini sempat beberapa jam menjalani perawatan di Ruang Isolasi RSUD Buleleng, sejak dibawa keluarganya ke RS, Minggu (4/9) malam pukul 20.00 Wita.
Bocah Ketut Ferdi Yudistira merupakan anak keempat dari lima bersaudara keluarga pasangan I Made Suyasa, 46, dan Ni Putu Anggreni, 45. Bocah malang ini dibawa keluarganya ke RSUD Buleleng setelah dirujuk dari RS Santhi Graha Seririt. Saat dirujuk ke RSUD Buleleng, bocah SD ini mengeluh sakit kepala, kesemutan di tangan kanan, sakit tenggorokan, hingga lemas. Setibanya di UGD RSUD Buleleng, Ketut Ferdi Yu-distira langsung mendapat penanganan medis.
Hanya beberapa saat ditangani di UGD, Ferdi Yudistia kemudian dipindahkan ke Ruang Isolasi RSUD Buleleng. Menurut ayah korban, I Made Suyasa, kondisi putranya ini sebetulnya sempat membaik, Senin dinihari sekitar pukul 01.00 Wita. “Saat itu, kondisi anak saya seperti sudah pulih. Dia bisa diajak berbicara dan sorot matanya pun sudah kuat,” tutur Made Suyasa saat ditemui NusaBali di rumah duka kawasan Banjar Bajangan, Desa Pakraman Dencarik, Senin kemarin.
Namun, lanjut Suyasa, kondisi bocah Ferdi Yudistira justru semakin memburuk sekitar pukul 04.00 Wita. Saat itu, bocah malang ini hanya minta dipangku ayahnya. Air liurnya pun mulai tak henti keluar, sementara lidahnya tampak sudah tertarik ke dalam. “Pagi tepat pukul 06.00 Wita, anak saya menghembuskan napas terakhirnya di pangkuan saya,” kenang Suyasa.
SELANJUTNYA . . .
Komentar