Pengawasan PKM Ngaret 1,5 Jam
Ada Pengendara yang Mudik Malah Tancap Gas
Pada hari ketiga PKM, Minggu (17/5) hingga pukul 15.00 Wita, sebanyak 149 pengendara dipaksa putar balik dan 58 orang jalani rapid test.
DENPASAR, NusaBali
Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) hari ketiga, Minggu (17/5) diwarnai berbagai peristiwa. Salah satunya, di Pos 6 Biaung, Jalan Bypass IB Mantra yang seharusnya mulai pukul 07.30 Wita ngaret hingga 1,5 jam yakni pukul 09.04 Wita baru mulai pemeriksaan awal. Bahkan, dalam pemeriksaan tersebut, ada warga asal Madura, Jawa Timur yang akan mudik, ketika diminta putar balik oleh petugas, malah tancap gas melanjutkan perjalanan.
Penanggungjawab yang sekaligus Danru Pleton 2 wilayah Dentim, Nyoman Jaya Putra tidak menampik kejadian tersebut. Terkait dengan keterlambatan pelaksanaan pengawasan PKM, pihaknya mengaku karena masih menunggu tim dari Dinas Kesehatan yang membawakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa selop tangan. Tim Dinas Kesehatan baru datang pukul 09.00 Wita padahal tim lainnya sudah lengkap. "Iya benar memang agak terlambat tadi. Soalnya, kami masih menunggu tim Dinas Kesehatan yang membawa hand scon (selop tangan). Jika tidak ada itu kami juga belum bisa berjalan soalnya itu salah satu protap kesehatan. Kami akui memang ada keterlambatan," ujarnya, saat dikonfirmasi, kemarin.
Terkait dengan pemudik yang lolos, kata dia, pihaknya mengakui memang sedikit lengah dan dimanfaatkan oleh pengendara tersebut untuk kabur. Sebab, dalam pendataan saat dihentikan, pengendara itu mengaku memang mau pulang kampung ke Madura karena anaknya sakit. Bahkan, petugas yang berjaga sempat bersitegang karena tidak bisa diimbau baik-baik agar balik ke wilayah mereka bekerja dan mengurus surat-surat.
Setelah bersitegang dengan petugas, pengendara tersebut bukannya balik arah tapi malah tancap gas. "Memang ada satu pengendara yang mau mudik lolos dari pengawasan kami. Padahal sudah diimbau untuk putar balik. Saat kami lengah, pemotor tersebut malah lurus ke arah Nusa Dua bukannya balik arah. Memang kami tidak bisa pungkiri itu terjadi," ungkapnya.
Sementara itu, dari data 8 pos pengawasan PKM, Minggu (17/5), pada shift pertama hingga pukul 15.00 Wita, yang diperintahkan putar balik sebanyak 149 pengendara. Mereka yang dipaksa putar balik ini karena tidak menggunakan masker, tidak ada identitas, tanpa tujuan jelas hingga tidak membawa surat keterangan dari desa atau tempat kerja mereka.
Sementara 58 orang dilakukan rapid test karena berasal dari wilayah terjangkit, dan 1 orang dengan suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius.
Untuk yang dirapid test seluruh hasilnya non reaktif, sementara untuk warga dengan suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius disarankan untuk pulang dan tidak melanjutkan perjalanan sekaligus disarankan oleh petugas Diskes untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.*mis
Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) hari ketiga, Minggu (17/5) diwarnai berbagai peristiwa. Salah satunya, di Pos 6 Biaung, Jalan Bypass IB Mantra yang seharusnya mulai pukul 07.30 Wita ngaret hingga 1,5 jam yakni pukul 09.04 Wita baru mulai pemeriksaan awal. Bahkan, dalam pemeriksaan tersebut, ada warga asal Madura, Jawa Timur yang akan mudik, ketika diminta putar balik oleh petugas, malah tancap gas melanjutkan perjalanan.
Penanggungjawab yang sekaligus Danru Pleton 2 wilayah Dentim, Nyoman Jaya Putra tidak menampik kejadian tersebut. Terkait dengan keterlambatan pelaksanaan pengawasan PKM, pihaknya mengaku karena masih menunggu tim dari Dinas Kesehatan yang membawakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa selop tangan. Tim Dinas Kesehatan baru datang pukul 09.00 Wita padahal tim lainnya sudah lengkap. "Iya benar memang agak terlambat tadi. Soalnya, kami masih menunggu tim Dinas Kesehatan yang membawa hand scon (selop tangan). Jika tidak ada itu kami juga belum bisa berjalan soalnya itu salah satu protap kesehatan. Kami akui memang ada keterlambatan," ujarnya, saat dikonfirmasi, kemarin.
Terkait dengan pemudik yang lolos, kata dia, pihaknya mengakui memang sedikit lengah dan dimanfaatkan oleh pengendara tersebut untuk kabur. Sebab, dalam pendataan saat dihentikan, pengendara itu mengaku memang mau pulang kampung ke Madura karena anaknya sakit. Bahkan, petugas yang berjaga sempat bersitegang karena tidak bisa diimbau baik-baik agar balik ke wilayah mereka bekerja dan mengurus surat-surat.
Setelah bersitegang dengan petugas, pengendara tersebut bukannya balik arah tapi malah tancap gas. "Memang ada satu pengendara yang mau mudik lolos dari pengawasan kami. Padahal sudah diimbau untuk putar balik. Saat kami lengah, pemotor tersebut malah lurus ke arah Nusa Dua bukannya balik arah. Memang kami tidak bisa pungkiri itu terjadi," ungkapnya.
Sementara itu, dari data 8 pos pengawasan PKM, Minggu (17/5), pada shift pertama hingga pukul 15.00 Wita, yang diperintahkan putar balik sebanyak 149 pengendara. Mereka yang dipaksa putar balik ini karena tidak menggunakan masker, tidak ada identitas, tanpa tujuan jelas hingga tidak membawa surat keterangan dari desa atau tempat kerja mereka.
Sementara 58 orang dilakukan rapid test karena berasal dari wilayah terjangkit, dan 1 orang dengan suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius.
Untuk yang dirapid test seluruh hasilnya non reaktif, sementara untuk warga dengan suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius disarankan untuk pulang dan tidak melanjutkan perjalanan sekaligus disarankan oleh petugas Diskes untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.*mis
Komentar