Warga Resah, Galungan Tanpa Air
“Ini sesuatu banget, disela-sela persiapan sembahyang rahinan Galungan, kita malah keliling mencari air. Kita benar-benar dibuat pusing”.
MANGUPURA, NusaBali
Warga khususnya yang beragama Hindu di kawasan Kuta Selatan, Badung, sejak Minggu (4/9) lalu mengaku resah dan bingung. Bagaimana tidak, di tengah kesibukannya mempersiapkan Hari Raya Galungan, air PDAM di kawasan ini malah mati. Praktis, warga pun kelimpungan karena tanpa air bersih aktifitas sehari-hari sangat terganggu. Hingga Kamis (8/9) kemarin, belum ada tanda-tanda air bakal mengalir.
Tidak mengalirnya air PDAM Tirta Mangutama seperti dialami oleh warga Perumahan Taman Griya Kori Nuansa Jimbaran, Badung. Sejak hari Minggu lalu, warga di perumahaan ini pun disibukkan dengan mencari air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Nyoman Suharta, salah seorang warga setempat, menyayangkan kejadian matinya air PDAM di wilayahnya. Menurutnya, kondisi ini sangat mengganggu aktifitas hari raya Suci Galungan yang dijalaninya karena harus disibukan mencari air bersih. Dia mengaku terpaksa membeli air 500 liter untuk memenuhi kebutuhan air di rumahnya.
“Ini sesuatu banget, disela-sela persiapan sembahyang rahinan Galungan, kita malah keliling mencari air. Kita benar-benar dibuat pusing. Kita harapkan kejadian ini untuk terakhir kalinya, sebab air mati sangat merugikan dan meropotkan warga apalagi saat hari raya (Galungan),” keluhnya.
Masalah yang sama juga dialami oleh warga Kampial, Bualu, Nusa Dua. Pelayanan air bersih dari PDAM yang mati sejak hari Minggu (4/9) lalu hingga Kamis (8/9) kemarin belum juga teratasi.
Warga pun terpaksa harus mengatre mengambil air di kantor PDAM setempat. Salah satu warga, Parwa, mengaku dirinya sampai mengantre berjam-jam, karena banyaknya jerigen dan galon yang dibawa oleh warga. Selain itu selang yang digunakan untuk mengalirkan air hanya satu saja. “Penderitaan kami selain mengantre lama, airnya juga keruh, ya terpaksa menikmati saja daripada tidak ada air sama sekali,” ucapnya.
Saiful, warga lainnya, mengaku macetnya air PDAM di Kampial sebenarnya sudah sejak lama terjadi. “Masalah macet ini sudah lama. Kadang hidup, habis itu mati lagi, tapi airnya keruh,” ujarnya.
Kejadian yang sama juga terjadi di Perumahan Nusa Permai Bualu, Nusa Dua. Menariknya bukan hanya masyarakat lokal aja yang terpaksa mengantre, tetapi beberapa orang asing yang tinggal di wilayah ini juga tampak membawa galon untuk mendapatkan air bersih yang dibawa oleh mobil pemadam kebakaran yang berkeliling.
Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung I Made Subarga Yasa saat dikonfirmasi petang kemarin, tentang penyebab tidak mengalirnya air bersih yang terjadi sejak hari Minggu lalu, enggan menjelaskan dengan alasan masih sembahyang. Padahal warga di Kuta Selatan sangat menderita dengan kondisi tanpa air bersih apalagi saat merayakan Hari Suci Galungan. “Saya masih sembahang di rumah. Besok saja saya beri keterangan,” ujarnya singkat. * cr64
Tidak mengalirnya air PDAM Tirta Mangutama seperti dialami oleh warga Perumahan Taman Griya Kori Nuansa Jimbaran, Badung. Sejak hari Minggu lalu, warga di perumahaan ini pun disibukkan dengan mencari air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Nyoman Suharta, salah seorang warga setempat, menyayangkan kejadian matinya air PDAM di wilayahnya. Menurutnya, kondisi ini sangat mengganggu aktifitas hari raya Suci Galungan yang dijalaninya karena harus disibukan mencari air bersih. Dia mengaku terpaksa membeli air 500 liter untuk memenuhi kebutuhan air di rumahnya.
“Ini sesuatu banget, disela-sela persiapan sembahyang rahinan Galungan, kita malah keliling mencari air. Kita benar-benar dibuat pusing. Kita harapkan kejadian ini untuk terakhir kalinya, sebab air mati sangat merugikan dan meropotkan warga apalagi saat hari raya (Galungan),” keluhnya.
Masalah yang sama juga dialami oleh warga Kampial, Bualu, Nusa Dua. Pelayanan air bersih dari PDAM yang mati sejak hari Minggu (4/9) lalu hingga Kamis (8/9) kemarin belum juga teratasi.
Warga pun terpaksa harus mengatre mengambil air di kantor PDAM setempat. Salah satu warga, Parwa, mengaku dirinya sampai mengantre berjam-jam, karena banyaknya jerigen dan galon yang dibawa oleh warga. Selain itu selang yang digunakan untuk mengalirkan air hanya satu saja. “Penderitaan kami selain mengantre lama, airnya juga keruh, ya terpaksa menikmati saja daripada tidak ada air sama sekali,” ucapnya.
Saiful, warga lainnya, mengaku macetnya air PDAM di Kampial sebenarnya sudah sejak lama terjadi. “Masalah macet ini sudah lama. Kadang hidup, habis itu mati lagi, tapi airnya keruh,” ujarnya.
Kejadian yang sama juga terjadi di Perumahan Nusa Permai Bualu, Nusa Dua. Menariknya bukan hanya masyarakat lokal aja yang terpaksa mengantre, tetapi beberapa orang asing yang tinggal di wilayah ini juga tampak membawa galon untuk mendapatkan air bersih yang dibawa oleh mobil pemadam kebakaran yang berkeliling.
Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung I Made Subarga Yasa saat dikonfirmasi petang kemarin, tentang penyebab tidak mengalirnya air bersih yang terjadi sejak hari Minggu lalu, enggan menjelaskan dengan alasan masih sembahyang. Padahal warga di Kuta Selatan sangat menderita dengan kondisi tanpa air bersih apalagi saat merayakan Hari Suci Galungan. “Saya masih sembahang di rumah. Besok saja saya beri keterangan,” ujarnya singkat. * cr64
1
Komentar