Guru Keluhkan Kelambanan Kiriman Kuota Internet Siswa Ujian
GIANYAR, NusaBali
Sejumlah guru di Gianyar mengeluhkan kelambanan kiriman kuota internet untuk ujian penilaian akhir tahun (PAT) jenjang SMP.
Ujian sudah berlangsung sejak Senin (18/5). Namun hingga Selasa (19/5) ada siswa belum menerima kiriman kuota internet dari Dinas Pendidikan (Disdik) Gianyar. Padahal, proses pengiriman nomor handphone siswa untuk diisi kuota sudah dilakukan sejak tiga pekan lalu.
Guru pun berharap pengiriman kuota bisa dipercepat, mengingat ujian masih berlangsung hingga Sabtu (23/5). Salah seorang guru SMP di Kecamatan Payangan menyebutkan, dalam situasi pandemi covid-19, para siswa mengikuti ujian berbasis online dari rumah. Namun kuota internet untuk sejumlah siswa, bersumber dari dana BOS (Biaya Operasional Sekolah), sampai saat ini masih gabeng. Dimana masih terdapat sekolah yang belum mendapatkan kuota internet yang seharusnya dibagikan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Gianyar.
“Sampai saat ini pembagian kuota internet belum terealiasi. Padahal sudah hampir tiga mingguan pendataan nomer handphone. Tapi sampai saat ini ing ade ape (tidak ada apa). Padahal saat ini sedang berlangsung PAT. Kuota gratis ini sangat dibutuhkan oleh siswa,” ujarnya.
Guru yang enggan disebutkan identitasnya ini mengungkapkan, permasalahan ini muncul ketika pembagian kuota internet tersebut diambilalih oleh Disdik Gianyar. “Waktu pertama pendataan nomer telepon siswa, kuota ini didistribusikan oleh sekolah yang dananya bersumber dari dana BOS. Setelah ada dua kelas yang sudah dibagikan kuota, tiba-tiba ada instruksi baru bahwa pembagian diambil alih oleh dinas. Teked jadi ing ade ape (sampai sekarang tak ada apa),” sesalnya.
Karena kondisi itu, para guru khawatir dengan tidak semua siswa bisa mengikuti ujian berbasis internet ini. Sebab tidak semua siswa dari kalangan mampu, terlebih lagi dalam sistuasi krisis ekonomi seperti saat ini. ‘’Secara prosedur dan logika kinerja, harusnya tidak ada masalah seperti ini lagi,” ujar guru itu.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan Gianyar I Wayan Sadra tidak menampik ada permasalahan tersebut. Dia menyebut permasalahan ini muncul ada siswa yang tidak mengirim nomor handphone. Dia juga menyebut alasan lain, yakni lantaran terlalu banyak yang harus dikirimkan kuota internet, sehingga proses transfer jadi lambat. Demi pemerataan dan keadilan, jelas pejabat asal Nusa Penida, Klungkung ini, maka siswa yang belum kirim nomor telepon diberi uang pembelian kuota. ‘’Jika ada yang sudah kiri nomor telepon, tapi belum dapat kuota, nah itu kesalahan teknis,” ujar Sadra.
Kata Sadra, dana BOS bisa dipakai beli pulsa atau kuota untuk siswa dan guru. ‘’Kalau siswa banyak, dapat kuota harga Rp 30.000 sampai Rp 50.000 per siswa. Untuk guru, Rp 50.000 – Rp 100.000," jelasnya. Dia menambahkan, dana pulsa itu diambil dari BOS yang tidak dipergunakan selama Covid-19.
Jelas dia, pulsa tersebut juga untuk keperluan belajar- mengajar sehari-hari, termasuk berkoordinasi antara peserta didik, orang tua, dan guru. *nvi
1
Komentar