KESEHATAN: Gagal Turunkan Berat Badan
Membakar lemak untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang sehat seharusnya tidak rumit.
Sayangnya, ada banyak mitos dan saran kebugaran yang tidak sehat beredar sehingga menyebabkan rasa sakit dan frustrasi yang tidak perlu untuk mereka yang berencana menurunkan berat badan.
Terdapat tiga hal yang perlu diwaspadai. Paparan Men's Health seperti dilansir antaranews menjelaskan berikut ini:
1. Jangan menambah otot. Berdasarkan International Journal of Obesity, otot berkontribusi 20 persen dari laju metabolisme, sementara masa lemak menggunakan 3 persen energi. Artinya, Anda bisa tetap ramping jika melibatkan penambahan otot melalui latihan membangun kekuatan. Laju metabolisme adalah laju keseluruhan oksidasi jaringan bahan bakar oleh semua organ tubuh.
Bahan bakar ini antara lain karbohidrat, lemak, protein, alkohol, dan komponen makanan minor yang teroksidasi dalam jaringan, oksigen yang diambil oleh paru-paru dan produk akhir yang dibakar yakni karbon dioksida, air dan urea yang diekskresikan paru-paru, urin dan kulit. Dengan kata lain, kondisi ini menentukan seberapa baik membakar lemak dan menggunakan protein, yang semuanya dapat menyebabkan penurunan berat badan, retensi atau penambahan serta penambahan otot. Beberapa latihan pembangun kekuatan untuk mendapatkan otot termasuk angkat beban, menggunakan berat badan sebagai resistensi alami seperti push-up, crunches, dan squat kaki.
2. Mengganti lemak jahat untuk yang baik. “Sebagian besar makanan mengandung campuran kedua jenis (lemak). Kehadiran lemak jenuh ‘buruk’ dalam steak iga mengandung jumlah kalori yang sama dengan salmon,” kata pakar nutrisi Steve Grant seperti dilansir Medical Daily. Menurut The Nutrition Source dari Harvard University, lemak jenuh berdampak negatif bagi kesehatan bila dikonsumsi berlebihan, meskipun tidak sebanyak lemak trans, yang banyak ditemukan dalam makanan olahan.
Makanan yang mengandung banyak lemak jenuh termasuk daging merah, mentega, keju, dan es krim. Lemak jenuh juga ada di beberapa lemak nabati seperti minyak kelapa dan minyak sawit. Di sisi lain, lemak tak jenuh ‘baik’ - lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda - menurunkan risiko penyakit. Makanan yang mengandung lemak tak jenuh tinggi termasuk kacang-kacangan, biji-bijian, minyak ikan dan sayuran seperti minyak zaitun, minyak kanola dan bunga matahari.
3.Tak ikuti diet minimal hingga tanpa karbohidrat untuk menurunkan berat badan. Sebaliknya, Anda hanya menambah satu gram karbohidrat per pon berat badan dalam satu jam setelah pelatihan. Ini adalah formula optimal untuk menyimpan gram tersebut sebagai otot, dan bukan sebagai lemak. Semua karbohidrat terurai menjadi gula darah atau glukosa. Namun, karbohidrat sederhana seperti dalam pasta dan roti cenderung melepaskan glukosa lebih cepat – memiliki efek samping menyebabkan lonjakan kadar insulin – bukan hal yang baik jika Anda menderita diabetes. Sementara karbohidrat kompleks seperti dalam sayuran hijau, ubi jalar dan beras merah terurai perlahan.
Jika ingin menurunkan banyak pon atau mempertahankan berat badan, ada baiknya mengonsumsi lebih banyak sumber karbohidrat berserat tinggi. Kegagalan diet juga bisa karena sejumlah alasan yang ditunjukkan laman pesona berikut ini:
1. Tidak cukup nutrisi. Untuk mengurangi berat badan dan mendapatkan kesehatan optimal, perlu nutrisi yang cukup. Konsumsilah protein alami, karbohidrat, dan lemak sesuai kebutuhan, sehingga tubuh bisa mendapatkan vitamin dan mineral yang tubuh butuhkan sebagai energi. Anda boleh saja membatasi kalori, tapi diet yang terdiri atas makanan yang diproses (sosis, nugget, makanan kalengan), camilan, dan jus buah kemasan tak akan memberikan nutrisi optimal. Terapkan pola makan sehat.
2. Makan terlalu sering. Jika Anda tidak menyusui dan tidak sakit maag, batasi waktu makan agar tubuh tetap sensitif terhadap hormon insulin. Setiap kali makan, hormon insulin akan meningkat. Terlalu banyak makan (dalam porsi besar pula) akan membuat hormon insulin meningkat drastis. Lama-lama tubuh tak peduli lagi pada kadar insulin. Padahal terlalu banyak insulin bisa menyebabkan hipoglikemia, dan kadar glukosa pun rendah. Saraf bisa terganggu, jantung berdebar terus. Coba terapkan dalam sehari hanya makan selama 8 sampai 10 jam. Contohnya Anda hanya makan dari pukul 8 pagi hingga 6 sore. Lalu makanlah dengan jarak 4-5 jam. Pencernaan akan beristirahat saat Anda tidur, dan beri waktu minimal tiga jam setelah bangun tidur agar pencernaan bisa membersihkan diri.
3. Makan terlalu banyak. Tanpa disadari, mengonsumsi terlalu banyak saus salad, makan goreng-gorengan melulu, dan hobi mencelupkan segalanya ke dalam lelehan cokelat. Tak harus anti dengan mereka, meski itu padat kalori, Batasi saja asupannya. Untuk sekali makan, protein tak lebih dari seukuran telapak tangan, karbohidrat sekepalan, dan saus untuk makanan tak lebih dari satu sendok makan. Jika masih lapar, lebihkan porsi sayur atau salad.
4. Kurang bergerak. Kebanyakan orang cenderung melakukan gaya hidup sendentary. Jika ke kantor naik mobil, di kantor duduk seharian, lalu di rumah duduk memeriksa PR anak sambil menonton TV atau streaming di laptop. Itu sama saja menahan insulin, sehingga berat badan cenderung naik.
Tambahkan porsi olahraga dalam gaya hidup sehari-hari. Aktiflah bergerak di rumah, misalnya membersihkan rumah, bermain bersama anak dengan aktivitas fisik, hingga berkebun atau jalan pagi keliling kompleks.
5. Tidak relaks. Gaya hidup modern cenderung menimbulkan stres. Padahal stres memicu hormon kortisol, yang meningkatkan penimbunan lemak, dan bisa memengaruhi reproduksi sekaligus hormon tiroid. Padahal Anda harus menyeimbangkan semuanya jika ingin mengurangi berat badan. Jangan biarkan tubuh menutupi stres dengan makanan-makanan manis. Lebih baik beryoga, atau lakukan hal hal simpel sehingga pikiran dan tubuh lebih relaks.
6. Tidak konsisten. Biasanya Anda giat melakukan diet dan olahraga karena ada maunya, atau dalam waktu mepet. Misalnya, baru dua minggu sebelum pernikahan adik, Anda berdiet. Padahal, jika ingin menerapkan gaya hidup sehat yang berujung turunya berat badan, maka terapkan dalam jangka panjang. *
2. Mengganti lemak jahat untuk yang baik. “Sebagian besar makanan mengandung campuran kedua jenis (lemak). Kehadiran lemak jenuh ‘buruk’ dalam steak iga mengandung jumlah kalori yang sama dengan salmon,” kata pakar nutrisi Steve Grant seperti dilansir Medical Daily. Menurut The Nutrition Source dari Harvard University, lemak jenuh berdampak negatif bagi kesehatan bila dikonsumsi berlebihan, meskipun tidak sebanyak lemak trans, yang banyak ditemukan dalam makanan olahan.
Makanan yang mengandung banyak lemak jenuh termasuk daging merah, mentega, keju, dan es krim. Lemak jenuh juga ada di beberapa lemak nabati seperti minyak kelapa dan minyak sawit. Di sisi lain, lemak tak jenuh ‘baik’ - lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda - menurunkan risiko penyakit. Makanan yang mengandung lemak tak jenuh tinggi termasuk kacang-kacangan, biji-bijian, minyak ikan dan sayuran seperti minyak zaitun, minyak kanola dan bunga matahari.
3.Tak ikuti diet minimal hingga tanpa karbohidrat untuk menurunkan berat badan. Sebaliknya, Anda hanya menambah satu gram karbohidrat per pon berat badan dalam satu jam setelah pelatihan. Ini adalah formula optimal untuk menyimpan gram tersebut sebagai otot, dan bukan sebagai lemak. Semua karbohidrat terurai menjadi gula darah atau glukosa. Namun, karbohidrat sederhana seperti dalam pasta dan roti cenderung melepaskan glukosa lebih cepat – memiliki efek samping menyebabkan lonjakan kadar insulin – bukan hal yang baik jika Anda menderita diabetes. Sementara karbohidrat kompleks seperti dalam sayuran hijau, ubi jalar dan beras merah terurai perlahan.
Jika ingin menurunkan banyak pon atau mempertahankan berat badan, ada baiknya mengonsumsi lebih banyak sumber karbohidrat berserat tinggi. Kegagalan diet juga bisa karena sejumlah alasan yang ditunjukkan laman pesona berikut ini:
1. Tidak cukup nutrisi. Untuk mengurangi berat badan dan mendapatkan kesehatan optimal, perlu nutrisi yang cukup. Konsumsilah protein alami, karbohidrat, dan lemak sesuai kebutuhan, sehingga tubuh bisa mendapatkan vitamin dan mineral yang tubuh butuhkan sebagai energi. Anda boleh saja membatasi kalori, tapi diet yang terdiri atas makanan yang diproses (sosis, nugget, makanan kalengan), camilan, dan jus buah kemasan tak akan memberikan nutrisi optimal. Terapkan pola makan sehat.
2. Makan terlalu sering. Jika Anda tidak menyusui dan tidak sakit maag, batasi waktu makan agar tubuh tetap sensitif terhadap hormon insulin. Setiap kali makan, hormon insulin akan meningkat. Terlalu banyak makan (dalam porsi besar pula) akan membuat hormon insulin meningkat drastis. Lama-lama tubuh tak peduli lagi pada kadar insulin. Padahal terlalu banyak insulin bisa menyebabkan hipoglikemia, dan kadar glukosa pun rendah. Saraf bisa terganggu, jantung berdebar terus. Coba terapkan dalam sehari hanya makan selama 8 sampai 10 jam. Contohnya Anda hanya makan dari pukul 8 pagi hingga 6 sore. Lalu makanlah dengan jarak 4-5 jam. Pencernaan akan beristirahat saat Anda tidur, dan beri waktu minimal tiga jam setelah bangun tidur agar pencernaan bisa membersihkan diri.
3. Makan terlalu banyak. Tanpa disadari, mengonsumsi terlalu banyak saus salad, makan goreng-gorengan melulu, dan hobi mencelupkan segalanya ke dalam lelehan cokelat. Tak harus anti dengan mereka, meski itu padat kalori, Batasi saja asupannya. Untuk sekali makan, protein tak lebih dari seukuran telapak tangan, karbohidrat sekepalan, dan saus untuk makanan tak lebih dari satu sendok makan. Jika masih lapar, lebihkan porsi sayur atau salad.
4. Kurang bergerak. Kebanyakan orang cenderung melakukan gaya hidup sendentary. Jika ke kantor naik mobil, di kantor duduk seharian, lalu di rumah duduk memeriksa PR anak sambil menonton TV atau streaming di laptop. Itu sama saja menahan insulin, sehingga berat badan cenderung naik.
Tambahkan porsi olahraga dalam gaya hidup sehari-hari. Aktiflah bergerak di rumah, misalnya membersihkan rumah, bermain bersama anak dengan aktivitas fisik, hingga berkebun atau jalan pagi keliling kompleks.
5. Tidak relaks. Gaya hidup modern cenderung menimbulkan stres. Padahal stres memicu hormon kortisol, yang meningkatkan penimbunan lemak, dan bisa memengaruhi reproduksi sekaligus hormon tiroid. Padahal Anda harus menyeimbangkan semuanya jika ingin mengurangi berat badan. Jangan biarkan tubuh menutupi stres dengan makanan-makanan manis. Lebih baik beryoga, atau lakukan hal hal simpel sehingga pikiran dan tubuh lebih relaks.
6. Tidak konsisten. Biasanya Anda giat melakukan diet dan olahraga karena ada maunya, atau dalam waktu mepet. Misalnya, baru dua minggu sebelum pernikahan adik, Anda berdiet. Padahal, jika ingin menerapkan gaya hidup sehat yang berujung turunya berat badan, maka terapkan dalam jangka panjang. *
Komentar