Arus Balik, Warga Reaktif Rapid Test Melonjak
Dari 14 orang reaktif rapid test itu, 7 orang asal Banyuwangi, Jawa Timur, dan 7 orang warga asal Bali.
NEGARA, NusaBali
Arus balik penumpang masuk Bali di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, pasca Hari Raya Idul Fitri tahun ini di tengah pandemi Covid-19, jauh menurun dibandingkan Lebaran tahun 2019. Meski menurun, namun terjadi lonjakan warga yang terdeteksi reaktif rapid test di Gilimanuk.
Data pada Kamis (28/5) - Jumat (19/5) siang kemarin, sekitar 400 orang masuk Bali yang diperiksa rapid test Gilimanuk. Dari 400 orang tersebut, 14 orang terdeteksi reaktif rapid test. Dari 14 orang reaktif rapid test itu, 7 orang asal Banyuwangi, Jawa Timur dan 7 orang asal Bali. “Tujuh orang dari Bali itu, 1 orang dari Jembrana, 3 orang dari Buleleng, 1 orang dari Tabanan, dan 2 orang dari Denpasar,” ujar Juru Bicara Gugas Tugas Percepatan Penganan (GTPP) Covid-19 Jembrana dr I Gusti Agung Putu Arisantha, saat memberikan keterangan pers Jumat kemarin.
Menurutnya, 7 warga Banyuwangi, Jatim yang terdeteksi reaktif rapid test tersebut, sudah langsung dipulangkan ke Banyuwangi, Jatim. Sedangkan 6 dari 7 yang warga Bali, di luar 1 orang yang warga Jembrana, diserahkan ke GTPP Covid-19 Bali, dengan rujukan ke Wisma Bima, Kuta. Sedangkan 1 orang yang warga Jembrana, langsung dirujuk ke RSUD Negara. “Untuk penanganan lebih lanjut, mereka akan dites swab untuk memastikan apakah negatif atau positif Covid-19,” ucap Arisantha.
Arisantha menjelaskan, warga yang terjaring reaktif rapid test di Gilimanuk itu lebih banyak kalangan sopir atau kernet kendaraan barang. Kemudian warga ber-KTP Bali yang hendak pulang ke Bali. Di mana seiring diberlakukan pengetatan pemeriksaan warga masuk Bali di Pelabuhan Gilimanuk per Kamis (28/5), layanan pemeriksaan rapid test di Gilimanuk ditambah menjadi 2 posko pemeriksaan dari awalnya 1 posko. Tambahan ini dikhusuksan melayani sopir atau kernet kendaraan barang dan warga ber-KTP Bali yang memang hendak pulang ke Bali. “Kalau yang di luar sopir atau kernet angkutan barang dan warga yang pulang ke Bali, wajib membawa rapid test dari Jawa. Sedangkan kalau di luar angkutan barang dan warga yang pulang ke Bali, sudah langsung dipulangkan mengikuti ketentuan. Jadi posko rapid test itu, hanya untuk antisipasi. Bukan disediakan untuk semua pelaku perjalanan yang akan ke Bali,” ucap Arisantha yang juga didampingi Sekretaris II GTPP Covid-19 Jembrana, I Ketut Eko Susila Artha Permana,
Untuk diektahui, sebelum diberlakukannya pengetatan pemeriksaan masuk Bali, sebelumnya juga sudah ada pemeriksaan rapid test di Pelabuhan Gilimanuk yang dilakukan sejak bulan April lalu. Namun sebelumnya, yang khusus diperiksa rapid test di Gilimanuk, adalah pelaku perjalanan dari wilayah zona merah dan pelaku perjalanan dengan riwayat kunjungan ke wilayah zona merah. Dari pemeriksaan rapid test sebelum itu, sempat tercatat ada 24 warga yang terdeteksi reaktif rapid test. Artinya, secara kumulatif selama melaksankan pemeriksaan rapid test sebelum maupun setelah ada kebijakan pengetatan pemeriksaan masuk Bali dari bulan April hingga Jumat siang kemarin, sudah ada sebanyak 48 warga yang terteksi reaktif rapid test di Gilimanuk. “Kalau dibandingkan sebelumnya, terjadi peningatan warga reaktif rapid test di Gilimanuk di masa arus balik Lebaran. Sebelumnya ada 24 orang, sedangkan baru mulai Kamis (28/5) sampai tadi siang (kemarin siang, red), sudah ada 14 orang,” ucap Arisantha.7ode
1
Komentar