Sameton Pasek Gelar Guru Piduka
Larangan terhadap salah satu sulinggih muput di Pura Dasar Bhuwana, Desa Pakraman Gelgel, Kecamatan Klungkung akhirnya memicu warga Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) mendak Ida Batara Mpu Gana dari Pura Dasar Bhuwana ke Pura Besakih dan menggelar upacara guru piduka pada Redite Wage Kuningan, Minggu (11/9).
Sulinggih Tak Boleh Didiskriminasi, PHDI Upayakan Mediasi
AMLAPURA, NusaBali
Terkait persoalan tersebut, PHDI Provinsi Bali masih upayakan mediasi antara pengempon dengan sameton Pasek.
Upacara guru piduka kepada Ida Batara Mpu Gana lanjut piodalan di Pura Catur Lawa Ratu Pasek Besakih hari itu dilaksanakan untuk mohon pengampunan atas segala kekeliruan yang diperbuat selama ini. Prosesi guru piduka diawali mendak Ida Batara Mpu Gana dari sunya loka yang dilinggihang dalam tigasan, di jaba Pura Catur Lawa Ratu Pasek Besakih, dikoordinasikan Ida Pandita Mpu Ananda Acarya (dari Griya Serongga, Gianyar) didampingi Ida Pandita Mpu Sinuhun Siwa Putra Prama Daksa Manuaba (dari Griya Agung Bongkasa), disertai puluhan sulinggih dan pamangku.
Disusul menggelar banten pacaruan di Utama Mandala Pura Catur Lawa Ratu Pasek Besakih, lanjut murwa daksina, dan ngalinggihang (menstanakan) tigasan linggih Ida Batara Mpu Gana. Puncak upacara guru piduka dipuput lima sulinggih sekaligus: Ida Pandita Mpu Nabe Putra Swadiaya Prama Santika (dari Griya Agung Pasek, Banjar Kedampal, Desa/Kecamatan Abiansemal, Badung), Ida Pandita Mpu Nabe Putra Ananda Prateka Dukuh Prabu (dari Griya Prabu Banjar Pangkung Prabu, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan), Ida Pandita Mpu Darmika Tenaya (dari Griya Kahuripan Basangbe, Desa Perean Kangin, Kecamatan Baturiti, Tabanan), Ida Pandita Mpu Nabe Daksa Sami Yoga (dari Griya Klaci, Banjar Klaci, Desa/Kecamatan Marga, Tabanan), dan Ida Pandita Mpu Nabe Purwa Nata (dari Griya Pemacekan Songan, Gianyar).
Menurut Ketua MGPSSR Pusat, Prof Dr dr I Wayan Wita SpJP, upacara guru piduka digelar berdasar hasil paruman 3 September 2016 dengan keputusan No 091/MGPSSR-Pst/IX/2016, agar tangkil melakukan persembahyangan ke Pura Catur Lawa Ratu Pasek Besakih, sehubungan hendak menggelar piodalan. Ida Batara nyejer tiga hari, 11-15 September 2016.
“Buat sementara, sebelum ditemukan solusi, umat sedharma dari warga Maha Gotra hendaknya melaksanakan pamuspaan di Pura Catur Lawa Ratu Pasek Besakih,” ujar Prof Wita yang juga mantan Rektor Unud dalam keterangan persnya di sela upacara guru piduka hari itu.
“Usai menggelar piodalan, membentuk tim melibatkan MGPSSR kabupaten, provinsi, dan pusat, serta mengajak para pakar agama, babad, dan sosiologi untuk bekerja mencarikan solusi atas polemik yang terjadi menyangkut keberadaan di Pura Dasar Bhuwana Gelgel. Imbauan kepada umat, agar menghormati keputusan tim yang nantinya bekerja selama sebulan.” Prof Wita mengingatkan agar segala aspirasi hendaknya disampaikan secara tertulis kepada tim, bukan berkomentar ke publik agar tidak bias.
SELANJUTNYA . . .
Komentar