PDIP Bali Tak Gentar Dikeroyok Koalisi
Di Karangasem dan Bangli Siapkan Strategi Khusus
Ketua Bappilu DPD PDIP Bali, IGN Alit Kusuma Kelakan, menyatakan koalisi besar dengan jumlah partai banyak tidak menjamin sebuah kekuatan.
DENPASAR, NusaBali
Manuver Partai Golkar-Partai NasDem mengggalang koalisi parpol untuk mengeroyok PDIP di 6 Pilkada kabupaten dan kota tidak membuat PDIP Bali gentar. Bahkan PDIP menyindir parpol koalisi agar berpikir realistis dengan berkaca kepada hasil Pileg 2019 di mana PDIP menguasai suara pemilih rata-rata 50-70 %.
Ketua Bappilu DPD PDIP Bali, I Gusti Ngurah Alit Kusuma Kelakan, di Denpasar, Jumat (5/6) mengatakan tidak masalah dengan manuver Partai Golkar dan NasDem membentuk koalisi besar untuk mengeroyok PDIP. "Terminologi mengeroyok PDIP di Pilkada 2020 itu sudah hal biasa dan tidak membuat kita khawatir. Namanya mereka punya strategi. Tapi saya ingatkan saja kawan-kawan di parpol yang disebut koalisi besar itu untuk realistis saja," ujar Alit Kelakan.
Kata Alit Kelakan, koalisi besar dengan jumlah partai banyak tidak menjamin sebuah kekuatan. "Bukan jumlah parpol jadi patokan. Yang jadi realitas itu jumlah dukungan dan pilihan masyarakat. Salah satu tolok ukurnya adalah hasil Pileg 2019," ujar Alit Kelakan.
Alit Kelakan menyebutkan berkaca dari hasil Pileg 2019 PDIP menguasai kursi parlemen rata-rata 50 % bahkan sampai ada tembus 70%. "Artinya kemenangan di Pileg 2019 dengan dukungan rakyat sudah 50 persen plus satu sudah modal besar. Itu sudah baku dalam Pilkada. Walaupun ada koalisi besar, ya mereka masih kurang 50 persen lah. Jadi realistis saja. Kalau saya pribadi sebagai kader PDIP ayo bangun Bali dan daerah di kabupaten dan kota bersama-sama. Rasanya lebih elegan. Tapi kalau tidak mau ya kita berkompetisi. Karena kekuatan PDIP ya sudah 50 persen plus. Kecuali di Pilkada Karangasem dan Pilkada Bangli, kita memang akan ada strategi khusus," ujar anggota Komisi VIII DPR RI Dapil Bali ini.
Selain dari hasil Pileg 2019 dengan dukungan rakyat menembus angka 50 persen plus, kata Alit Kelakan, mesin PDIP dari tingkatan DPD, DPC, PAC sampai ranting dan anak ranting sangat solid. Hal itu dibuktikan di pada masa Pandemi Covid-19 ini seluruh komponen partai gerakannya menyeluruh secara linier.
"Mulai tingkatan Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan sampai Desa dan Banjar kader kita bekerja dan bergerak. Gerakannya linier di tengah Pandemi Covid-19 ini," ujar Alit Kelakan. Sementara dari sisi soliditas PDIP Bali seluruh tingkatan sangat solid bergerak. Sehingga sudah sangat siap untuk menyongsong Pilkada 2020. "Ya sudah siap kompetisi dengan segala situasi. Nggak khawatir dengan istilah keroyok-keroyok itu," tegas politisi asal Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat ini.
Terus kenapa di Pilkada Karangasem 2020 dan Pilkada Bangli 2020 perlu strategi khusus? "Ya di Bangli dan Karangasem itu kita punya strategi khusus menyesuaikan dengan situasi politik yang berkembang. Misalnya di Karangasem kita hasil Pileg 2019 belum menembus 50 persen plus. Untuk di Bangli beda lagi strateginya. Pak Ketua DPD (Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster) punya strategi untuk itu. Ya pokoknya sudah siap," ujar Wakil Gubernur Bali periode 2003-2008 ini.
Untuk pasangan paket calon yang akan diusung, PDIP sudah selesai untuk Pilkada Denpasar 2020, Pilkada Badung 2020, Pilkada Tabanan 2020, Pilkada Jembrana 2020, Pilkada Bangli 2020, dan Pilkada Karangsem 2020. "Tinggal menunggu penetapan DPP PDIP saja. Kalau paket calon sudah selesai kita untuk 6 kabupaten dan kota," pungkas Alit Kelakan.
Partai Golkar Bali dan Partai NasDem Bali menggalang koalisi besar untuk menghadang dominasi PDIP dengan tandatangan kesepakatan pada, Kamis (4/6) di Hotel Inna Bali Heritage Denpasar. Koalisi itu berlanjut dengan komunikasi politik dengan Partai Demokrat, Partai Hanura, Partai Soliditas Indonesia (PSI) di Kantor DPD Demokrat Bali, Jalan Ir Juanda, Niti Mandala Denpasar, Jumat (5/6) siang.
Dalam komunikasi itu ada 3 kesepakatan oleh Golkar-NasDem-Demokrat-Hanura-PSI. Pertama Partai Golkar-NasDem-Demokrat-PSI-Hanura sepakat berkoalisi di Pilkada 6 kabupaten dan kota. Kedua koalisi tersebut diperluas ke tingkat parlemen di level provinsi dan kabupaten/kota. Ketiga menunjuk LO (penghubung) untuk menyusun draf koalisi. Dalam pertemuan Golkar-NasDem-Demokrat-PSI-Hanura kemarin hadir Ketua DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry, Ketua DPW NasDem Ida Bagus Oka Gunastawa, Ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta, Plt Ketua DPD Hanura Made Arimbawa alias Lolak dan Sekretaris DPD PSI Bali Tjokorda Ngurah Dwi Satria. *nat
Manuver Partai Golkar-Partai NasDem mengggalang koalisi parpol untuk mengeroyok PDIP di 6 Pilkada kabupaten dan kota tidak membuat PDIP Bali gentar. Bahkan PDIP menyindir parpol koalisi agar berpikir realistis dengan berkaca kepada hasil Pileg 2019 di mana PDIP menguasai suara pemilih rata-rata 50-70 %.
Ketua Bappilu DPD PDIP Bali, I Gusti Ngurah Alit Kusuma Kelakan, di Denpasar, Jumat (5/6) mengatakan tidak masalah dengan manuver Partai Golkar dan NasDem membentuk koalisi besar untuk mengeroyok PDIP. "Terminologi mengeroyok PDIP di Pilkada 2020 itu sudah hal biasa dan tidak membuat kita khawatir. Namanya mereka punya strategi. Tapi saya ingatkan saja kawan-kawan di parpol yang disebut koalisi besar itu untuk realistis saja," ujar Alit Kelakan.
Kata Alit Kelakan, koalisi besar dengan jumlah partai banyak tidak menjamin sebuah kekuatan. "Bukan jumlah parpol jadi patokan. Yang jadi realitas itu jumlah dukungan dan pilihan masyarakat. Salah satu tolok ukurnya adalah hasil Pileg 2019," ujar Alit Kelakan.
Alit Kelakan menyebutkan berkaca dari hasil Pileg 2019 PDIP menguasai kursi parlemen rata-rata 50 % bahkan sampai ada tembus 70%. "Artinya kemenangan di Pileg 2019 dengan dukungan rakyat sudah 50 persen plus satu sudah modal besar. Itu sudah baku dalam Pilkada. Walaupun ada koalisi besar, ya mereka masih kurang 50 persen lah. Jadi realistis saja. Kalau saya pribadi sebagai kader PDIP ayo bangun Bali dan daerah di kabupaten dan kota bersama-sama. Rasanya lebih elegan. Tapi kalau tidak mau ya kita berkompetisi. Karena kekuatan PDIP ya sudah 50 persen plus. Kecuali di Pilkada Karangasem dan Pilkada Bangli, kita memang akan ada strategi khusus," ujar anggota Komisi VIII DPR RI Dapil Bali ini.
Selain dari hasil Pileg 2019 dengan dukungan rakyat menembus angka 50 persen plus, kata Alit Kelakan, mesin PDIP dari tingkatan DPD, DPC, PAC sampai ranting dan anak ranting sangat solid. Hal itu dibuktikan di pada masa Pandemi Covid-19 ini seluruh komponen partai gerakannya menyeluruh secara linier.
"Mulai tingkatan Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan sampai Desa dan Banjar kader kita bekerja dan bergerak. Gerakannya linier di tengah Pandemi Covid-19 ini," ujar Alit Kelakan. Sementara dari sisi soliditas PDIP Bali seluruh tingkatan sangat solid bergerak. Sehingga sudah sangat siap untuk menyongsong Pilkada 2020. "Ya sudah siap kompetisi dengan segala situasi. Nggak khawatir dengan istilah keroyok-keroyok itu," tegas politisi asal Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat ini.
Terus kenapa di Pilkada Karangasem 2020 dan Pilkada Bangli 2020 perlu strategi khusus? "Ya di Bangli dan Karangasem itu kita punya strategi khusus menyesuaikan dengan situasi politik yang berkembang. Misalnya di Karangasem kita hasil Pileg 2019 belum menembus 50 persen plus. Untuk di Bangli beda lagi strateginya. Pak Ketua DPD (Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster) punya strategi untuk itu. Ya pokoknya sudah siap," ujar Wakil Gubernur Bali periode 2003-2008 ini.
Untuk pasangan paket calon yang akan diusung, PDIP sudah selesai untuk Pilkada Denpasar 2020, Pilkada Badung 2020, Pilkada Tabanan 2020, Pilkada Jembrana 2020, Pilkada Bangli 2020, dan Pilkada Karangsem 2020. "Tinggal menunggu penetapan DPP PDIP saja. Kalau paket calon sudah selesai kita untuk 6 kabupaten dan kota," pungkas Alit Kelakan.
Partai Golkar Bali dan Partai NasDem Bali menggalang koalisi besar untuk menghadang dominasi PDIP dengan tandatangan kesepakatan pada, Kamis (4/6) di Hotel Inna Bali Heritage Denpasar. Koalisi itu berlanjut dengan komunikasi politik dengan Partai Demokrat, Partai Hanura, Partai Soliditas Indonesia (PSI) di Kantor DPD Demokrat Bali, Jalan Ir Juanda, Niti Mandala Denpasar, Jumat (5/6) siang.
Dalam komunikasi itu ada 3 kesepakatan oleh Golkar-NasDem-Demokrat-Hanura-PSI. Pertama Partai Golkar-NasDem-Demokrat-PSI-Hanura sepakat berkoalisi di Pilkada 6 kabupaten dan kota. Kedua koalisi tersebut diperluas ke tingkat parlemen di level provinsi dan kabupaten/kota. Ketiga menunjuk LO (penghubung) untuk menyusun draf koalisi. Dalam pertemuan Golkar-NasDem-Demokrat-PSI-Hanura kemarin hadir Ketua DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry, Ketua DPW NasDem Ida Bagus Oka Gunastawa, Ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta, Plt Ketua DPD Hanura Made Arimbawa alias Lolak dan Sekretaris DPD PSI Bali Tjokorda Ngurah Dwi Satria. *nat
1
Komentar