Masker Kain Endek, Tetap Bergaya Saat Pandemi
DENPASAR, NusaBali
Masker pelindung wajah bisa dibilang sudah menjadi salah satu kebutuhan utama di tengah situasi pandemi Covid-19.
Apalagi bagi mereka yang masih harus bekerja di luar, masker telah menjadi lifestyle. Di satu sisi, terdapat juga sebuah kebutuhan bagi masyarakat untuk tetap bergaya.
Berangkat dari ide tersebut, pengelola yang sekaligus juga merupakan desainer dari rumah Endek Sekar Jepun, Dhevinta Tito, berkreasi membuat masker wajah yang terbuat dari kain endek. Di samping itu, adanya ide untuk membuat masker endek ini juga dilakukan agar di situasi serba sulit ini, kreativitas dalam dunia fashion tetap berjalan.
Masker buatan Dhevinta ini merupakan masker yang berlapis tiga dengan bahan tricot. “Endek itu secara naluri dia sifatnya sebagai katun, dia akan mudah kusut sehingga saya lapis dengan tricot. Kebetulan karena saya lapis dengan tricot kemudian dia akan ketemu dengan furing otomatis dia akan menjadi tiga lapis,” jelasnya saat ditemui di rumah produksi endek Sekar Jepun, Jalan Sekar Jepun I Nomor 6, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Jumat (5/6).
Untuk perawatannya pun, masker ini terbilang mudah untuk dibersihkan karena hanya memerlukan untuk dicuci dengan shampo dan disetrika karena kain endek produksi Endek Sekar Jepun ini disebut tidak cepat luntur, sehingga memungkinkan untuk dicuci demi menjaga higienitas masker.
Dalam membuat masker ini, Dhevinta belum terlalu banyak memproduksi masker ini secara masiv, terutama karena kesibukannya yang juga sebagai ibu bagi tiga anak. Padahal, masker ini telah memiliki banyak peminat baik dari Bali maupun luar Bali seperti Jakarta dan Kalimantan. “Dari Bali banyak (peminat). Pembeli dari luar ada tapi tetap dari Bali yang paling banyak,” lanjutnya.
Memang, dalam masa pendemi Covid-19, perajin UKM seperti Endek Sekar Jepun mengalami dampak yang besar. Apalagi bagi pertenunan Endek Sekar Jepun yang memperkerjakan sejumlah pekerja untuk memproduksi kain endek, dirinya berusaha agar para karyawan tidak sampai dirumahkan. Untuk itu, para karyawan di tempat produksi kain endek yang telah beroperasi selama tiga puluh tahun ini menerapkan sistem kerja secara bergilir.
Di samping memikirkan karyawan, pelaku UKM seperti Sekar Jepun juga masih harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya sendiri. “Berat ya untuk UKM itu, cuma ya saat ini pelan-pelan kita mempelajari situasi. Untuk itulah salah satu alasa saya membuat masker yaitu untuk mencari uang, dan ingin supaya pandemi Corona ini segera berlalu, segera kita bisa melawan, segera vaksinnya ketemu. Kita semua berharap seperti itu,” jelas Dhevinta. *cr74
Berangkat dari ide tersebut, pengelola yang sekaligus juga merupakan desainer dari rumah Endek Sekar Jepun, Dhevinta Tito, berkreasi membuat masker wajah yang terbuat dari kain endek. Di samping itu, adanya ide untuk membuat masker endek ini juga dilakukan agar di situasi serba sulit ini, kreativitas dalam dunia fashion tetap berjalan.
Masker buatan Dhevinta ini merupakan masker yang berlapis tiga dengan bahan tricot. “Endek itu secara naluri dia sifatnya sebagai katun, dia akan mudah kusut sehingga saya lapis dengan tricot. Kebetulan karena saya lapis dengan tricot kemudian dia akan ketemu dengan furing otomatis dia akan menjadi tiga lapis,” jelasnya saat ditemui di rumah produksi endek Sekar Jepun, Jalan Sekar Jepun I Nomor 6, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Jumat (5/6).
Untuk perawatannya pun, masker ini terbilang mudah untuk dibersihkan karena hanya memerlukan untuk dicuci dengan shampo dan disetrika karena kain endek produksi Endek Sekar Jepun ini disebut tidak cepat luntur, sehingga memungkinkan untuk dicuci demi menjaga higienitas masker.
Dalam membuat masker ini, Dhevinta belum terlalu banyak memproduksi masker ini secara masiv, terutama karena kesibukannya yang juga sebagai ibu bagi tiga anak. Padahal, masker ini telah memiliki banyak peminat baik dari Bali maupun luar Bali seperti Jakarta dan Kalimantan. “Dari Bali banyak (peminat). Pembeli dari luar ada tapi tetap dari Bali yang paling banyak,” lanjutnya.
Memang, dalam masa pendemi Covid-19, perajin UKM seperti Endek Sekar Jepun mengalami dampak yang besar. Apalagi bagi pertenunan Endek Sekar Jepun yang memperkerjakan sejumlah pekerja untuk memproduksi kain endek, dirinya berusaha agar para karyawan tidak sampai dirumahkan. Untuk itu, para karyawan di tempat produksi kain endek yang telah beroperasi selama tiga puluh tahun ini menerapkan sistem kerja secara bergilir.
Di samping memikirkan karyawan, pelaku UKM seperti Sekar Jepun juga masih harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya sendiri. “Berat ya untuk UKM itu, cuma ya saat ini pelan-pelan kita mempelajari situasi. Untuk itulah salah satu alasa saya membuat masker yaitu untuk mencari uang, dan ingin supaya pandemi Corona ini segera berlalu, segera kita bisa melawan, segera vaksinnya ketemu. Kita semua berharap seperti itu,” jelas Dhevinta. *cr74
Komentar