Maju dari Golkar, Putra Winasa Siap Lepas Jabatan ASN
Duel Tamba-Patriana vs Kembang-Sugiasa di Pilkada Jembrana 2020
DENPASAR, NusaBali
Koalisi Jembrana Maju (KJM) yang dimotori Golkar-Gerindra-Demokrat kemungkinan besar akan usung pasangan I Nengah Tamba-I Gede Ngurah Patriana Krisna sebagai Calon Bupati (Cabup)-Calon Wakil Bupati (Cawabup) ke Pilkada Jembrana 2020.
Gede Ngurah Patriana Krisna yang notabene putra sulung mantan Bupati I Gede Winasa, sudah merapat ke Golkar dan siap lepas jabatan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk maju tarung ke Pilkada Jembrana 2020.
Gede Ngurah Patriana Krisna sudah merapat ke Kantor Sekretariat DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar, Senin (8/5) siang. Patriana Krisna datang bersama I Nengah Tamba, politisi senior Demokrat mantan Ketua Komisi III DPRD Bali 2014-2019 yang akan menempati posisi Cabup Jembrana di Pilkada, 9 Desember 2020 mendatang.
Pasangan Nengah Tamba-Patriana Krisna kemarin diterima langsung Ketua DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry, Sekretaris DPD I Golkar Bali Made Dauh Wijana, dan Ketua Bappilu DPD I Golkar Bali I Komang Suarsana. Saat datang ke DPD I Golkar Bali, Nengah Tamba-Patriana Krisna diantar oleh Plt Ketua DPD II Golkar Jembrana, I Made Suardana.
Nengah Tamba adalah politisi senior Demokrat asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana yang sempat dua kali periode duduk di DPRD Bali Dapil Jembrana. Sedangkan Patriana Krisna adalah tokoh birokrasi asal Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana yang merupakan putra sulung mantan Bupati Jembrana (2000-2005, 2005-2010) Gede Winasa.
Saat ini, Patriana Krisna masih bgerstatus ASN dengan jabatan sebagai Kasi Pemeliharaan Jaringan Irigasi Dinas PUPR Kota Kediri, Jawa Timur. Sebelumnya, Patriana Krisna sempat maju tarung sebagai Cabup Jembrana yang diusung Golkar-Demokrat bersama mitra koalisinya di Pilkada Jembrana 2010, namun diungguli pasangan Putu Artha-Made Kembang Hartawan dari PDIP.
Kesiapan Patriana Krina menjadi tandem Nengah Tamba di pisisi Cawabup Jembrana dalam Pilkada 2020 ini, konon, sudah melalui proses sekala niskala. Dari sisi sekala, sudah melalui rapat keluarga besar. Bahkan, Patriana Krisna siap mundur sebagai ASN ketika nanti direkomendasi menjadi Cawabup Jembrana dan resmi mendaftar di KPU Jembrana.
Sedangkan secara niskala, Patriana Krisna sudah sepakat dengan Nengah Tamba untuk maju berpaket di Pilkada Jembrana 2020 mendatang, dengan terlebih dulu melakukan prosesi ritual malukat dan tandatangan kesepakatan melalui upacara yang dipuput Ida Rsi Bujangga di Geriya Tegalcangkring pada Saniscara Pon Ugu, Sabtu (6/6) lalu.
Patriana Krisna sendiri sudah siap menjadi anggota Partai Golkar dan terjun membesarkan partainya. Patriana Krisna mengatakan, dirinya terpanggil maju ke Pilkada Jembrana 2020, karena ingin memperbaiki Gumi Makepung dari semua lini. Pasalnya, banyak program Bupati Gede Winasa yang terbukti membawa banyak kemajuan buat Jembrana, tapi kini tidak jalan. Misalnya, program kesehatan gratis dan pendidikam gratis.
"Ketika Pak Winasa menjabat Bupati, seluruh daerah di Indonesia belajar ke Jembrana, terutama soal pendidikan dan kesehatan gratis. Saya tidak menonjolkan Pak Winasa di sini, tapi itulah fakta yang terjadi. Sekarang pembangunan di Jembrana mengalami stagnasi. Makanya, saya terpanggil untuk bertarung di Pilkada Jembrana," tandas Patriana kepada NusaBali di DPD I Golkar Bali, Senin kemarin.
Patriana juga menegaskan dirinya sudah siap dengan segala risiko melepas jabatan sebagai ASN di Pemkot Kediri. "Sebagai pejabat ASN memang nyaman. Tapi, sebagai putra daerah Jembrana, saya merasa terpanggil dan tidak boleh diam untuk memajukan daerah bersama Pak Nengah Tamba," tegas Patriana.
Patriana sendiri bukan orang baru di pentas politik. Jauh sebelumnya, putra sulung mantan Bupati Winasa ini sempat maju tarung sebagai Cabup Jembrana di Pilkada 2010. Kala itu, Patriana Krisna maju berpaket dengan I Ketut Subanda di posisi Cawabup.
Pasangan Patriana-Subanda yang diusung Golkar-Demokrat kala itu, tarung segi empat melawan Putu Artha-Made Kembang Hartawan (diusung PDIP), IGM Kartikajaya-IGN Cipta Negara (diusung koalisi 12 parpol gurem), dan Wayan Dendra-Ketut Sumantra (diusung koalisi PN-BKI-PKB-PIB). Sayangnya, Patriana-Subanda yang berstatus semi incumbent karena Gede Winasa baru lengser dari kursi Bupati, harus puas menempati posisi runner-up hasil Pilkada Jembrana, Desember 2010.
Ketika itu, pasangan Putu Artha-Kembang Hartawan mendominasi 67.-870 suara atau sekitar 44 persen dari total 153.106 suara sah. Sedangkan Patriana-Subanda membayangi di posisi kedua dengan raihan 47.693 suara atau kisaran 31 persen. Disusul kemudian pasangan Kartikajaya-Cipta Negara di peringkat tiga dengan 34.528 suara (23 persen), dan Dendra-Sumantra sebagai juru kunci dengan 3.015 suara (sekitar 2 persen).
Sementara itu, Nengah Tamba mengatakan dirinya merasa ada chemistry dengan Patriana. Apalagi, Patriana sendiri berkomitmen untuk sama-sama membangun Jembrana dengan rela melepas jabatan ASN ketika nanti dicalonkan partai koalisi. "Kami sudah sepakat dan berproses secara sekala niskala. Kami sudah mohon restu di Geriya Tegalcangkring sebelum datang ke Golkar Bali hari ini (kemarin)," tegas Nengah Tamba.
Sedangkan Plt Ketua DPD II Golkar Jembrana, Made Suardana, mengatakan ada 7 parpol dalam KJM yang tandatangan koalisi mengusung pasangan Nengah Tamba-Patriana Krisna, yakni Golkar-Gerindra-Demokrat-NasDem-Perindo-PKS-PPP. Menurut Suardana, Hanura juga sudah sepakat bergabung ke barisan koalisi. "Hanura juga sudah sepakat gabung sore ini (kemarin)," ujar Suardana yang kini anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Jembrana.
Suardana mengatakan, sebenarnya Golkar sudah berproses dengan melakukan survei kandidat untuk Pilkada Jembrana 2020. Namun, dalam perjalanannya, pasangan Tamba-Patriana yang punya chemistry dan siap berpaket. Makanya, Patriana diakomodir untuk berproses ke DPP Golkar. "Pasangan Tamba-Patriana ini sudah merasa nyambung dan punya chemistry, sehingga diantar ke DPD I Golkar Bali," tegas politisi asal Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana ini.
Di sisi lain, Ketua DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry, mengatakan partainya siap menerima Patriana Krisna sebagai kader ketika nanti berlaga di Pilkada Jembrana 2020. "Patriana Krisna ini anak muda yang mewakili generasi mileneal. Dia tidak hanya berani, tapi punya komitmen membangun daerahnya. Sampai-sampai siap melepas jabatan nyaman di ASN untuk memajukan Jembrana. Ini kan harus didukung masyarakat Jembrana. Saya minta Patriana semakin mantap sosialiasikan diri di bawah," tegas Sugawa Korry.
Sugawa Korry sendiri kemarin langsung menandatangani surat pengantar untuk mengirim nama Patriana Krisna buat diikutkan dalam survei kandidat di internal Partai Golkar. "Kami tetap berproses sesuai mekanisme. Patriana Krisna tetap kita kirim namanya, walaupun sudah mengatakan siap dan chemistry bertandem dengan Pak Nengah Tamba," jelas Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar ini.
Dalam Pilkada Jembrana 2020 mendatang, paket Tamba-Patriana akan tarung head to head melawan Made Kembang Hartawan-I Ketut Sugiasa, yang bakal diusung PDIP sebagai Cabup-Cawabup. Kembang Hartawan adalah Ketua DPC PDIP Jembrana yang kini masih menjabat Wakil Bupati Jembrana (periode kedua). Sedangkan Ketut Sugiasa saat ini anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Jembrana. *nat
Gede Ngurah Patriana Krisna sudah merapat ke Kantor Sekretariat DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar, Senin (8/5) siang. Patriana Krisna datang bersama I Nengah Tamba, politisi senior Demokrat mantan Ketua Komisi III DPRD Bali 2014-2019 yang akan menempati posisi Cabup Jembrana di Pilkada, 9 Desember 2020 mendatang.
Pasangan Nengah Tamba-Patriana Krisna kemarin diterima langsung Ketua DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry, Sekretaris DPD I Golkar Bali Made Dauh Wijana, dan Ketua Bappilu DPD I Golkar Bali I Komang Suarsana. Saat datang ke DPD I Golkar Bali, Nengah Tamba-Patriana Krisna diantar oleh Plt Ketua DPD II Golkar Jembrana, I Made Suardana.
Nengah Tamba adalah politisi senior Demokrat asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana yang sempat dua kali periode duduk di DPRD Bali Dapil Jembrana. Sedangkan Patriana Krisna adalah tokoh birokrasi asal Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana yang merupakan putra sulung mantan Bupati Jembrana (2000-2005, 2005-2010) Gede Winasa.
Saat ini, Patriana Krisna masih bgerstatus ASN dengan jabatan sebagai Kasi Pemeliharaan Jaringan Irigasi Dinas PUPR Kota Kediri, Jawa Timur. Sebelumnya, Patriana Krisna sempat maju tarung sebagai Cabup Jembrana yang diusung Golkar-Demokrat bersama mitra koalisinya di Pilkada Jembrana 2010, namun diungguli pasangan Putu Artha-Made Kembang Hartawan dari PDIP.
Kesiapan Patriana Krina menjadi tandem Nengah Tamba di pisisi Cawabup Jembrana dalam Pilkada 2020 ini, konon, sudah melalui proses sekala niskala. Dari sisi sekala, sudah melalui rapat keluarga besar. Bahkan, Patriana Krisna siap mundur sebagai ASN ketika nanti direkomendasi menjadi Cawabup Jembrana dan resmi mendaftar di KPU Jembrana.
Sedangkan secara niskala, Patriana Krisna sudah sepakat dengan Nengah Tamba untuk maju berpaket di Pilkada Jembrana 2020 mendatang, dengan terlebih dulu melakukan prosesi ritual malukat dan tandatangan kesepakatan melalui upacara yang dipuput Ida Rsi Bujangga di Geriya Tegalcangkring pada Saniscara Pon Ugu, Sabtu (6/6) lalu.
Patriana Krisna sendiri sudah siap menjadi anggota Partai Golkar dan terjun membesarkan partainya. Patriana Krisna mengatakan, dirinya terpanggil maju ke Pilkada Jembrana 2020, karena ingin memperbaiki Gumi Makepung dari semua lini. Pasalnya, banyak program Bupati Gede Winasa yang terbukti membawa banyak kemajuan buat Jembrana, tapi kini tidak jalan. Misalnya, program kesehatan gratis dan pendidikam gratis.
"Ketika Pak Winasa menjabat Bupati, seluruh daerah di Indonesia belajar ke Jembrana, terutama soal pendidikan dan kesehatan gratis. Saya tidak menonjolkan Pak Winasa di sini, tapi itulah fakta yang terjadi. Sekarang pembangunan di Jembrana mengalami stagnasi. Makanya, saya terpanggil untuk bertarung di Pilkada Jembrana," tandas Patriana kepada NusaBali di DPD I Golkar Bali, Senin kemarin.
Patriana juga menegaskan dirinya sudah siap dengan segala risiko melepas jabatan sebagai ASN di Pemkot Kediri. "Sebagai pejabat ASN memang nyaman. Tapi, sebagai putra daerah Jembrana, saya merasa terpanggil dan tidak boleh diam untuk memajukan daerah bersama Pak Nengah Tamba," tegas Patriana.
Patriana sendiri bukan orang baru di pentas politik. Jauh sebelumnya, putra sulung mantan Bupati Winasa ini sempat maju tarung sebagai Cabup Jembrana di Pilkada 2010. Kala itu, Patriana Krisna maju berpaket dengan I Ketut Subanda di posisi Cawabup.
Pasangan Patriana-Subanda yang diusung Golkar-Demokrat kala itu, tarung segi empat melawan Putu Artha-Made Kembang Hartawan (diusung PDIP), IGM Kartikajaya-IGN Cipta Negara (diusung koalisi 12 parpol gurem), dan Wayan Dendra-Ketut Sumantra (diusung koalisi PN-BKI-PKB-PIB). Sayangnya, Patriana-Subanda yang berstatus semi incumbent karena Gede Winasa baru lengser dari kursi Bupati, harus puas menempati posisi runner-up hasil Pilkada Jembrana, Desember 2010.
Ketika itu, pasangan Putu Artha-Kembang Hartawan mendominasi 67.-870 suara atau sekitar 44 persen dari total 153.106 suara sah. Sedangkan Patriana-Subanda membayangi di posisi kedua dengan raihan 47.693 suara atau kisaran 31 persen. Disusul kemudian pasangan Kartikajaya-Cipta Negara di peringkat tiga dengan 34.528 suara (23 persen), dan Dendra-Sumantra sebagai juru kunci dengan 3.015 suara (sekitar 2 persen).
Sementara itu, Nengah Tamba mengatakan dirinya merasa ada chemistry dengan Patriana. Apalagi, Patriana sendiri berkomitmen untuk sama-sama membangun Jembrana dengan rela melepas jabatan ASN ketika nanti dicalonkan partai koalisi. "Kami sudah sepakat dan berproses secara sekala niskala. Kami sudah mohon restu di Geriya Tegalcangkring sebelum datang ke Golkar Bali hari ini (kemarin)," tegas Nengah Tamba.
Sedangkan Plt Ketua DPD II Golkar Jembrana, Made Suardana, mengatakan ada 7 parpol dalam KJM yang tandatangan koalisi mengusung pasangan Nengah Tamba-Patriana Krisna, yakni Golkar-Gerindra-Demokrat-NasDem-Perindo-PKS-PPP. Menurut Suardana, Hanura juga sudah sepakat bergabung ke barisan koalisi. "Hanura juga sudah sepakat gabung sore ini (kemarin)," ujar Suardana yang kini anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Jembrana.
Suardana mengatakan, sebenarnya Golkar sudah berproses dengan melakukan survei kandidat untuk Pilkada Jembrana 2020. Namun, dalam perjalanannya, pasangan Tamba-Patriana yang punya chemistry dan siap berpaket. Makanya, Patriana diakomodir untuk berproses ke DPP Golkar. "Pasangan Tamba-Patriana ini sudah merasa nyambung dan punya chemistry, sehingga diantar ke DPD I Golkar Bali," tegas politisi asal Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana ini.
Di sisi lain, Ketua DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry, mengatakan partainya siap menerima Patriana Krisna sebagai kader ketika nanti berlaga di Pilkada Jembrana 2020. "Patriana Krisna ini anak muda yang mewakili generasi mileneal. Dia tidak hanya berani, tapi punya komitmen membangun daerahnya. Sampai-sampai siap melepas jabatan nyaman di ASN untuk memajukan Jembrana. Ini kan harus didukung masyarakat Jembrana. Saya minta Patriana semakin mantap sosialiasikan diri di bawah," tegas Sugawa Korry.
Sugawa Korry sendiri kemarin langsung menandatangani surat pengantar untuk mengirim nama Patriana Krisna buat diikutkan dalam survei kandidat di internal Partai Golkar. "Kami tetap berproses sesuai mekanisme. Patriana Krisna tetap kita kirim namanya, walaupun sudah mengatakan siap dan chemistry bertandem dengan Pak Nengah Tamba," jelas Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar ini.
Dalam Pilkada Jembrana 2020 mendatang, paket Tamba-Patriana akan tarung head to head melawan Made Kembang Hartawan-I Ketut Sugiasa, yang bakal diusung PDIP sebagai Cabup-Cawabup. Kembang Hartawan adalah Ketua DPC PDIP Jembrana yang kini masih menjabat Wakil Bupati Jembrana (periode kedua). Sedangkan Ketut Sugiasa saat ini anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Jembrana. *nat
Komentar