Ribuan Pamedek Tumpah di Pura Dasar Buana
“Itu (warga MGPSSR mendak Ida Batara Mpu Gana dari sunya, red) silahkan saja, karena menyangkut keyakinan”.
SEMARAPURA, NusaBali
Ribuan pamedek dari berbagai desa di Bali tangkil (datang untuk bersembahyang) ke Pura Dasar Buana, di Desa Pakraman Gelgel, Kecamatan/Kabupaten Klungkung. Persembahyangan itu sejak Pamacekan Agung, Soma Kliwon Kuningan, Senin (12/9).
Para pamedek tangkil sejak pagi hingga malam tampak sabar antri giliran ngeranjing ke utama mandala (jeroan) Pura. Pamedek juga masanekan (beristirahat) menunggu giliran di Wantilan Agung, di jaba sisi maupun jaba tengah.
Kondisi itu juga terjadi pada Rabu (14/9) pagi, pamedek ramai sejak pagi hingga malam. Penyarikan Desa Pekraman Gelgel, Gede Eka Semaya Putra mengatakan pamedek yang tangkil saat Pamacekan Agung merupakan kesadaran umat yang tetap yakin dan percaya dengan stana Mpu Gana di Pura Dasar Buana. “Setiap sesi persembahyangan, pamedek yang masuk berjumlah ribuan, bayangkan sampai sore sudah ratusan kali sesi berganti,” ujar pria yang juga Kepala SMK Kesehatan Panca Atma Jaya, Klungkung ini.
Kata Semaya Putra, mengenai pertirtaan di Pura dasar Buana Gelgel, Ida Bhatara nyejer selama tiga hari. Bagi pamedek yang belum sempat tangkil pada Pamacekan Agung, bisa tangkil pada hari berikutnya. Bendesa Pakraman Gelgel I Putu Arimbawa mengatakan, Pura Dasar Buana merupakan simbol pemersatu umat. Karena di pura tersebut menjadi pusat panyungsungan catur warga dari soroh atau klan/soroh Satria Dalem, Pasek (Maha Gotra Sanak Sapta Rsi), Pande, dan Brahmana. Semua klan diberikan melaksanakan swadarma masing-masing. Oleh sebab itu, pihaknya mengingatkan agar tetap eling dengan sejarah Pura Dasar Buana.
Ditanya mengenai warga Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) mendak Ida Batara Mpu Gana di Pura Dasar Buana, dari sunya, Jro Bendesa Arimbawa tidak mempersoalkan hal tersebut. “Itu (warga MGPSSR mendak Ida Batara Mpu Gana dari sunya, red) silahkan saja, karena menyangkut keyakinan,” ujarnya. * wa
Para pamedek tangkil sejak pagi hingga malam tampak sabar antri giliran ngeranjing ke utama mandala (jeroan) Pura. Pamedek juga masanekan (beristirahat) menunggu giliran di Wantilan Agung, di jaba sisi maupun jaba tengah.
Kondisi itu juga terjadi pada Rabu (14/9) pagi, pamedek ramai sejak pagi hingga malam. Penyarikan Desa Pekraman Gelgel, Gede Eka Semaya Putra mengatakan pamedek yang tangkil saat Pamacekan Agung merupakan kesadaran umat yang tetap yakin dan percaya dengan stana Mpu Gana di Pura Dasar Buana. “Setiap sesi persembahyangan, pamedek yang masuk berjumlah ribuan, bayangkan sampai sore sudah ratusan kali sesi berganti,” ujar pria yang juga Kepala SMK Kesehatan Panca Atma Jaya, Klungkung ini.
Kata Semaya Putra, mengenai pertirtaan di Pura dasar Buana Gelgel, Ida Bhatara nyejer selama tiga hari. Bagi pamedek yang belum sempat tangkil pada Pamacekan Agung, bisa tangkil pada hari berikutnya. Bendesa Pakraman Gelgel I Putu Arimbawa mengatakan, Pura Dasar Buana merupakan simbol pemersatu umat. Karena di pura tersebut menjadi pusat panyungsungan catur warga dari soroh atau klan/soroh Satria Dalem, Pasek (Maha Gotra Sanak Sapta Rsi), Pande, dan Brahmana. Semua klan diberikan melaksanakan swadarma masing-masing. Oleh sebab itu, pihaknya mengingatkan agar tetap eling dengan sejarah Pura Dasar Buana.
Ditanya mengenai warga Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) mendak Ida Batara Mpu Gana di Pura Dasar Buana, dari sunya, Jro Bendesa Arimbawa tidak mempersoalkan hal tersebut. “Itu (warga MGPSSR mendak Ida Batara Mpu Gana dari sunya, red) silahkan saja, karena menyangkut keyakinan,” ujarnya. * wa
Komentar