Almarhum Sempat Berencana Pulang Galungan Mendatang
Pengabenan Jenazah Kapten Cpn I Kadek Udi Suardiasa Tanpa Kehadiran Istri
SINGARAJA, NusaBali
Jenazah Kapten Cpn I Kadek Udi Suardiasa, 33, perwira TNI yang gugur dalam peristiwa jatuhnya helikopter milik TNI AD di kawasan in-dustri Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, sudah diabenkan di Setra Desa Adat Tukadsumaga, Kecamatan Gerokgak, Buleleng pada Buda Paing Wayang, Rabu (10/6) pagi.
Prosesi dilakukan tanpa kehadiran istri dan anak almarhum. Terungkap, almarhum sempat berencana pulang kampung buat pertama kali setelah 4 tahun pada Hari Raya Galungan, September 2020 mendatang.
Pengabenan jenazah Kapten Cpn I Kadek Udi Suardiasa, Rabu kemarin, disertai upacara secara militer. Pantauan NusaBali, peti jenazah almarhum Kapten Cpn Kadek Udi Suardiana yang diselimuti bendera merah putih diusung langsung sejumlah anggota TNI AD dari Kodim 1609/Buleleng. Arak-arakan jenazah lengkap dengan berbagai sarana upakara pengabenan diberangkatkan dari rumah duka di Banjar Mawar, Desa Adat Tukadsumaga menuju setra yang berjarak sekitar 1 kilometer, Rabu pagi pukul 09.00 Wita.
Pelepasan jiwa dan raga perwira TNI AD berusia 33 tahun ke peristirahatan terakhir dalam upacara kemiliteran di setra kemarin, ditandai dengan tembakan salvo pasukan khusus yang dilengkapi dengan senjata laras panjang. Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf Muhamad Windra Lisrianto, bertindak langsung sebagai Inspektur Upacara. Prosesi perabuan jenazah almarhum dihadiri pula Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra, Kapolres Buleleng AKBP I Made Sinar Subawa, dam Camat Gerokgak I Made Juartawan.
Seusai upacara secara militer, barulah dilanjutkan dengan prosesi ritual pengabenan yang dipuput sejumlah pamangku. Kedua orangtua almarhum, I Ketut Gitarayasa dan Ni Made Arini, terlihat sedih saat menyulutkan api pembakaran ke peti jenazah anak bungsu mereka.
Sedangkan istri almarhum, Ni Wayan Arlisa, dan anak semata wayangnya, Ni Putu Arsiva Naylakalyani, tidak hadir di setra. Informasinya, mereka tidak pulang ke Desa Tukadsumaga, karena istri almarhum sedang hamil 3 bulan. Mereka hanya menyaksikan prosesi pengabenan jenazah Kapten Pnb Kadek Udi melalui sambungan video call.
Usai upacara kemiliteran di Setra Desa Adat Tukadsumaga kemarin, Dandim 1609/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto mengatakan jajaran TNI AD sangat kehilangan atas gugurnya Kapten Cpn I Kadek Udi dalam tugas. Menurut Letkol Windra, almarhum memang dikenal pintar, disiplin, cekatan, dan selalu berkeinginan untuk maju, sehingga sempat menerima penghargaan Satya Lencana Santi Dharma.
“Ada bintang jasa yang pernah diterima almarhum, karena memang termasuk anggota TNI terbaik di letingnya (Kapten Pnb Kadek Udi merupakan lulusan Akademi Militer Magelang tahun 2008, Red). Mudah-mudahan, almarhum mendapatkan tempat terindah di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan ikhlas serta tabah menerima kepergiannya,” jelas Letkol Windra. Terkait nasib istri dan anak almarhum Kapten Cpn I Kadek Udi, menurut Letkol Windra, sudah diatur dalam prosedur jaminan sebagai anggota TNI AD.
Sementara itu, ayah almarum Kapten Pnb Kadek Udi, yakni Ketut Gitarayasa, mengatakan sebelumnya tidak ada firasat maupun mimpi buruk sebelum kecelakaan maut menimpa putra bungsunya. Menurut Gitarayasa, putranya sudah 4 tahun belum pernah pulang kampung, karena fokus dengan kariernya di militer, hingga berhasil menduduki jabatan terakhir sebagai Wadanflite Heli C Dron-31/Serbu Puspenerbad di Kesatuan Skadron-31/Serbu Puspanerbad, Semarang, Jawa Tengah.
Menurut Ketut Gitarayasa, almarhum sempat berencana akan pulang kampung buat kali pertama setelah 4 tahun pada Hari Raya Galungan, September 2020 mendatang. Rencana itu diungkapkan almarhum saat komunikasi terakhir dengan Gitarayasa, beberapa hari sebelum peristiwa mat. Dalam komunikasi per telepon itu, almarhum mengaku akan pulang kampung dengan memboyong istri dan anaknya.
“Itu rencana yang sempat diungkapkan almarhum dalam komunikasi terakhir dengan saya. Almarhum berencana pulang kampung memboyong istri dan anak untuk bertemu dan berkumpul dengan keluarga besarnya di Bali. Tapi, belum terwujud rencananya, almarhum keburu berpulang buat selamanya,” kenang Gitarasaya kepada NusaBali saat sambil duduk memandangi kobaran api yang melebur jenazah putranya di setra, Rabu kemarin.
Gitarayasa menyebutkan, almarhum Kapten Pnb I Kadek Udi merupakan sosok yang taat dan tak pernah neko-neko. Almarhum selama ini menjadi kebanggaan keluarga. “Sejak kecil cita-citanya memang ingin jadi pilot. Tapi, awalnya almarhum tidak ingin jadi anggota TNI AD. Kemudian, setemat SMA malah melamar di Akademi Militer. Bahkan, sebelum tamat SMA sudah ikut tes. Sempat was-was juga, lulus apa tidak karena belum dapat ijazah, sementara tesnya sudah 50 persen saat itu,” papar pria berusia 58 tahun ini.
Sepengetahuan Gitarayasa, anak bungsunya dari dua bersaudara ini baru menjadi Instruktur Pilot di militer sekitar 2 bulan lalu. Almarhum Kapten Pnb Kadek Udi belum pernah bertugas di Bali. Menurut Gitarayasa, sejak dilantik sebagai anggota TNI AD, almarhum langsung langsung bertugas di Semarang hingga ajal menjemputnya dalam kecelakaan saat memberikan pelatihan menerbangkan pesawat personil Kesatuan Skadron-31/Serbu Puspanerbad, Semarang di Kendal, Jawa Tengah, 7 Juni 2020 lalu.
Almarhum Kapten Pnb I Kadek Udi Suardiasa merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya, Putu Yudi Eka Suarsana, juga jadi tentara. Sejak kecil, almarhum hidup di perantauan. Almarhum hanya sempat mengenyam pendidikan di kampung halamannya saat duduk di bangku Kelas I dan Kelas II SD. Selanjutnya, dia pindah ke SDN 1 Kerobokan Kaja, Kecamatan Kuta Utara, Badung.
Perwira TNI yang mengantongi 1.770 jam terbang helikopter TNI AD ini dulu menamatkan pendidikan menengah pertama di SMPN 4 Denpasar dan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Badung. Setamat SMA tahun 2004, almarhum langsung masuk Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah dan tercatat sebagai angkatan 2008.
Perwira kelahiran 18 Jumi 1987 ini sempat kuliah S1 Bidang Ilmu Sosial di Semarang hingga lulus tahun 2014. Sedangkan perjuangannya meniti karir cemerlang dilanjutkan dengan mengikuti Diklapa II Peberbad tahun 2018, kemudian Suspabatih MI-17 V5 tahun 2019. Jabatan terakhir sebelum gugur dalam tugas adalah sebagai Wadefilte Heli C Dron-31/Serbu Puspenerbad, Kesatuan Skardon-31/Serbu Puspunerbad, Semarang. Selama 12 tahun menjadi prajurit TNI AD, almarhum pernah ditugaskan di Pamtas Papua, Pamtas Kaltara, dan Satgas Minusma Mali Afrika Barat. *k23
1
Komentar