PunyanTalk, Inovasi Teknologi Pemenang Denpasar Innovation Day 2020
DENPASAR, NusaBali
I Gusti Lanang Ngurah Agung Pramadi Danudiningrat, begitu namanya. Namanya diumumkan sebagai pemenang Denpasar Innovation Day 2020 pada kategori Umum Ipteks, Senin (8/6).
Dirinya memenangkan kompetisi tersebut setelah mempresentasikan inovasinya dalam bidang ipteks yang berjudul PunyanTalk, atau tanaman bicara yang merupakan sebuah alat untuk mendeteksi kondisi suatu tanaman, baik dari segi kelembapan dalam tanah, cahaya matahari, suhu udara, dan kelembapan udara di sekitar tanaman.
“Alat ini dapat mengkonversi semua itu lalu mengkonversikannya ke dalam suara dan ekspresi melalui layar LED. Jadi ada animasi ekspresinya. Tujuan dari alat ini dibuat yaitu, untuk membuat kesadaran bahwa tanaman itu harus diberikan kasih sayang. Saya harapkan dengan alat ini, tanaman dapat berbicara dan kita lebih menyayangi tanaman,” ujarnya saat ditemui di kediamannya di kawasan Jalan Ken Arok, Kelurahan Peguyangan, Denpasar.
Kendati seleksi awal Denpasar Innovation Day 2020 dimulai pada bulan Februari lalu, namun Danu, demikian sapaan pemuda ini, telah menyiapkan ide untuk membuat alat ini sejak bulan Januari hingga akhirnya karya ini dipresentasikan pada Rabu (3/6) melalui aplikasi Zoom. Berbagai trials and errors dilalui, mulai dari pergantian konsep alat ini hingga mengganti model prototype dengan model yang ringkas dan mudah dibawa kemana-mana.
Ketersediaan bahan dan alat di Bali juga menjadi salah satu kendala yang dirasakan oleh Danu. “Kendalanya, yang pertama mungkin dari bahan dan alat, karena di Bali sendiri bahan dan alatnya itu cukup tidak mudah untuk dicari, jadi harus membelinya dari luar menggunakan online. Yang kedua dari segi waktu pengerjaan yang cukup lama karena saya sendiri juga bekerja di tempat lain jadi saya harus mengatur waktu untuk melakukan riset dan membagi pekerjaan saya,” lanjut pria kelahiran Surabaya, 24 Februari 1996 ini.
Keberhasilan Danu dalam mengembangkan inovasi ini tak lantas membuat dirinya cepat berpuas diri. Selama mengikuti kompetisi tersebut dirinya banyak belajar dan menerima berbagai macam masukan dari dewan juri. Antara lain, masukan untuk menambahkan jenis sensor lainnya.
“Ini kan baru ada sensor temperatur udara, kelembapan tanah, dan juga sensor cahaya. Mungkin dewan juri minta untuk ditambahkan lagi sensornya, karena tanaman-tanaman itu bukan hanya itu saja yang harus dikontrol, juga ada pHnya,” paparnya sembari menunjukkan cara kerja alat PunyanTalk ini.
Inovasi lebih lanjut yang hendak ditambahkan pada alat ini juga meliputi aplikasi pada smartphone yang bisa digunakan untuk menyesuaikan sensor pada alat ini dengan kebutuhan pada jenis tanaman yang berbeda. “Alat ini sebenarnya sudah dilengkapi dengan WiFi. Jadi tinggal diprogram untuk dikonek ke WiFi lalu konek ke smartphone. Dari smartphone itu sudah bisa dipilih tanaman yang kita inginkan, misalnya kaktus,” jelas alumni Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra Surabaya tahun 2018 ini.*cr74
Komentar