BPBD Pengeng, Biaya Penanganan Bencana Habis
Bupati Mas Sumatri mengakui setiap OPD mengalami kesulitan anggaran.
AMLAPURA, NusaBali
BPBD Karangasem pengeng memikirkan biaya penanganan bencana.
Penanggulangan bencana tanah longsor dan pohon tumbang memerlukan alat berat untuk mengevakuasi material. Biaya sewa alat berat telah habis, sementara alat berat milik Dinas PUPR rusak.
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa, mengaku tidak tahu mesti berbuat apa jika terjadi tanah longsor di jalan kabupaten. Sebab tidak lagi ada biaya sewa alat berat. Diakui, BPBD Karangasem tidak akan pusing memikirkan sewa alat berat jika alat berat milik Dinas PUPR Karangasem tidak rusak. “Hanya ada mobil crane milik Dinas Lingkungan Hidup untuk memangkas dahan pohon jika ada pohon yang dahannya patah menghalangi jalan raya,” ungkap Ida Ketut Arimbawa, Kamis (10/6).
Diakui, ada dana pengadaan hand sanitizer sebesar Rp 25 juta bisa dialihkan untuk sewa alat berat. Tetapi nominal itu diyakini kurang. Sewa alat berat bisa mencapai Rp 10 juta hingga Rp 25 juta, tergantung lokasi bencana. “Kami berharap ada APBD Perubahan 2020, sehingga ada kesempatan mengajukan tambahan anggaran walau peluangnya sangat kecil,” katanya. Terakhir BPBD Karangasem menyewa alat berat untuk menangani bencana longsor di Banjar Klungah, Desa Wisma Kerta, Kecamatan Sidemen, Rabu (10/6).
Terpisah, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri mengakui di setiap OPD mengalami kesulitan anggaran. Sebab seluruh anggaran fisik telah dialihkan untuk penanganan pandemi Covid-19. “Covid-19 saja belum ada tanda-tanda mereda, sedangkan anggaran semakin sulit didapatkan,” kata Bupati Mas Sumatri. *k16
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa, mengaku tidak tahu mesti berbuat apa jika terjadi tanah longsor di jalan kabupaten. Sebab tidak lagi ada biaya sewa alat berat. Diakui, BPBD Karangasem tidak akan pusing memikirkan sewa alat berat jika alat berat milik Dinas PUPR Karangasem tidak rusak. “Hanya ada mobil crane milik Dinas Lingkungan Hidup untuk memangkas dahan pohon jika ada pohon yang dahannya patah menghalangi jalan raya,” ungkap Ida Ketut Arimbawa, Kamis (10/6).
Diakui, ada dana pengadaan hand sanitizer sebesar Rp 25 juta bisa dialihkan untuk sewa alat berat. Tetapi nominal itu diyakini kurang. Sewa alat berat bisa mencapai Rp 10 juta hingga Rp 25 juta, tergantung lokasi bencana. “Kami berharap ada APBD Perubahan 2020, sehingga ada kesempatan mengajukan tambahan anggaran walau peluangnya sangat kecil,” katanya. Terakhir BPBD Karangasem menyewa alat berat untuk menangani bencana longsor di Banjar Klungah, Desa Wisma Kerta, Kecamatan Sidemen, Rabu (10/6).
Terpisah, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri mengakui di setiap OPD mengalami kesulitan anggaran. Sebab seluruh anggaran fisik telah dialihkan untuk penanganan pandemi Covid-19. “Covid-19 saja belum ada tanda-tanda mereda, sedangkan anggaran semakin sulit didapatkan,” kata Bupati Mas Sumatri. *k16
1
Komentar