Duktang Tak Mau Karantina Diri
Orang yang baru datang sebagian besar dari Jawa Timur, di sana itu kan zona merah.
GIANYAR, NusaBali
Pemerintahan Desa Bedulu bersama unsur Kecamatan Blahbatuh serta Satpol PP Gianyar, menggelar sidak, Minggu (14/6) malam. Sidak untuk mencegah agar kasus pasien transmisi lokal dari pergerakan penduduk pendatang (duktang), tak meluas.
Tim gabungan itu mengobok-obok tempat kos yang dihuni para duktang yang baru datang dari arus balik mudik. Perbekel Desa Bedulu Putu Ariawan, Senin (15/6) mengatakan, sidak dilakukan setelah adanya laporan tentang sejumlah peduduk baru datang tidak mengkarantina diri secara mandiri. “Mereka malah langsung beraktivitas seperti biasa. Ini tentu mengancam terjadi penularan wabah Corona," ujarnya.
Tim menemukan 14 duktang asal Jawa tidak melakukan karantina mandiri. Ariawan menindak mereka karena bisa membahayakan penduduk sekitar. “Saat ini kami masih awasi. Kami melakukan pendekatan dengan pihak pemilik kos. Jika kembali ditemukan beraktivitas seperti biasa, kami akan pulangkan mereka," tegasnya.
Dia mengakui, para duktang itu telah membawa surat hasil rapid test negatif. “Semua negatif. Masalahnya, mereka beraktivitas biasa, padahal mereka mesti karantina diri dulu 14 hari,” katanya.
Camat Blahbatuh Ida Bagus Dharma Yudha mengatakan sidak selain di Desa Bedulu, juga di Desa Saba. Dia mengarahkan seluruh kades untuk melaksanakan sidak bekerja sama dengan desa adat dan instansi terkait. “Karena ini tidak main-main, orang yang baru datang sebagian besar dari Jawa Timur, di sana itu kan zona merah. Dengan sidak ini semoga dapat memutus mata rantai virus Covid-19," jelasnya.
Dia mengimbau agar masyarakat mengawasi warga yang baru balik dari mudik. Karena mereka wajib melaksanakan isolasi mandiri, dengan diawasi pecalang atau Linmas dan Babinsa. ‘’Kami harus tegas mendukung dan mengawal baik edaran atau imbauan pemerintah," jelasnya. *nvi
Pemerintahan Desa Bedulu bersama unsur Kecamatan Blahbatuh serta Satpol PP Gianyar, menggelar sidak, Minggu (14/6) malam. Sidak untuk mencegah agar kasus pasien transmisi lokal dari pergerakan penduduk pendatang (duktang), tak meluas.
Tim gabungan itu mengobok-obok tempat kos yang dihuni para duktang yang baru datang dari arus balik mudik. Perbekel Desa Bedulu Putu Ariawan, Senin (15/6) mengatakan, sidak dilakukan setelah adanya laporan tentang sejumlah peduduk baru datang tidak mengkarantina diri secara mandiri. “Mereka malah langsung beraktivitas seperti biasa. Ini tentu mengancam terjadi penularan wabah Corona," ujarnya.
Tim menemukan 14 duktang asal Jawa tidak melakukan karantina mandiri. Ariawan menindak mereka karena bisa membahayakan penduduk sekitar. “Saat ini kami masih awasi. Kami melakukan pendekatan dengan pihak pemilik kos. Jika kembali ditemukan beraktivitas seperti biasa, kami akan pulangkan mereka," tegasnya.
Dia mengakui, para duktang itu telah membawa surat hasil rapid test negatif. “Semua negatif. Masalahnya, mereka beraktivitas biasa, padahal mereka mesti karantina diri dulu 14 hari,” katanya.
Camat Blahbatuh Ida Bagus Dharma Yudha mengatakan sidak selain di Desa Bedulu, juga di Desa Saba. Dia mengarahkan seluruh kades untuk melaksanakan sidak bekerja sama dengan desa adat dan instansi terkait. “Karena ini tidak main-main, orang yang baru datang sebagian besar dari Jawa Timur, di sana itu kan zona merah. Dengan sidak ini semoga dapat memutus mata rantai virus Covid-19," jelasnya.
Dia mengimbau agar masyarakat mengawasi warga yang baru balik dari mudik. Karena mereka wajib melaksanakan isolasi mandiri, dengan diawasi pecalang atau Linmas dan Babinsa. ‘’Kami harus tegas mendukung dan mengawal baik edaran atau imbauan pemerintah," jelasnya. *nvi
Komentar