Hidup dari Berjualan Air dan Dagang Canang
Salah seorang warga Banjar Saba, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, I Nyoman Waka,46, bekerja sebagai penjual air keliling.
Kisah Hidup Pasutri Buta, I Nyoman Waka-Ni Tangen
GIANYAR, NusaBali
Pekerjana ini ditekuninya karena tidak memiliki pekerjaan lain. Ia juga mengidap gangguan penglihatan alias nyaris buta. Sedangkan istrinya, Ni Made Tangen,38, buta total.
Ditemui NusaBali, Jumat (16/9), Nyoman Waka menceritakan, dirinya sehari-hari bersama istri dan putra semata wayangnya. Penglihatannya lebih lebih baik dibandingkan istrinya yang butak total. Mereka sudah menjual air keliling sejak tahun 1993, masuk ke rumah-rumah warga di Banjar Saba. Air itu diambilnya pada sumber mata air di Desa Saba. Harganya tidak dipatok pasti. Biasanya Rp 1.000 - Rp 2.000 per ember isian 20 liter. Tak jarang airnya dibarter dengan nasi atau minuman kopi . "Saya tidak mematok harga, berapa pun yang penting ikhlas," ungkapnya.
KIni warga banyak membeli air kemasan bahkan menggunakan air leding PDAM hingga pelanggan Waka berkurang. Sehari ia menjual air 5 - 10 ember. Sebelumnya, 25-50 ember per hari. Penghasilanya pun makin tidak menentu.
Istri Waka dari Banjar Ked, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, kini sehari-hari menjual canang. Penghasilannya sekitar Rp 10.000 per hari. Bila harga janur mahal, untungnya pun makin tipis. Pasutri ini memiliki seorang anak laki-laki sudah sekolah tingkat TK, I Wayan Widiasa.
Biaya sekolah Widiasa dibantu warga Austaralia. "Kalau bukan karena itu, anak kami tidak bisa sekolah," ujar Made Tengen.
Pasutri ini mengharapkan batuan bedah rumah. Kini mereka punya satu ruang tidur dengan kondisi kurang layak huni. Mereka telah menerima bantuan raskin. Di pekarangan rumahnya ada tiga kelapa keluarga (KK) yang kakak dari Nyoman Waka, yakni I Made Sumerta dan adiknya, Ketut Sukadana.
Waka mengaku, dulu penglihatannya normal. Namun saat usia enam bulan ia menderita demam tinggi dan dikira meninggal. Karena keluarga keterbatasan biaya, tidak bisa membawa ke dokter. Setelah sembuh malah penglihatannya terganggu hingga kini. Ia menikah Juni 2010, awal pertemuannya pada sebuah kegiatan sosial komunitas tunanetra. Namun anaknya lahir dan tumbuh normal. * cr62
Komentar