Asita dan HPI Juga Teriak Minta Pariwisata Dibuka Lagi
DENPASAR, NusaBali
Dua stakeholder kepariwisataan Bali, Assosiation Indonesia Travel of Agency (Asita) dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), dorong pemerintah segera membuka pariwisata.
Alasannya, ekonomi Bali yang sudah ‘kolaps’ akan terpuruk semakin dalam, jika kelamaan tidak ada kepastian. “Asita Bali meminta pemerintah (Pemprov Bali) segera membuka pariwisata. Tak perlu menunggu sampai bulan Oktober 2020,” ujar Sekretaris DPD Asita Bali, Putu Winastra, Kamis (18/6).
Winastra menegaskan, Asita Bali mendorong pemerintah untuk tidak takut menghidupkan kembali pariwisata Bali setelah mati suri selama 4 bulan. “Jangan paranoid dengan Covid-19,” ujar pengusaha pariwisata asal Desa Undisan, Kecamatan Tembuku, Bangli ini.
Menurut Winastra, ketika pariwisata mulai dibuka kembali di tengah pandemi Covid-19, Bali tidak akan serta merta langsung dibanjiri wisatawan. Tetapi, mungkin secara bertahap, mulai dari pengunjung lokal Bali, wisatawan nusantara, baru kemudian wisatawan mancanegara.
Winastra menegaskan, normalisasi kembali pariwisata Bali tentunya dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan cegah Covid-19 secara ketat, seperti wajib pakai masker, cek suhu tubuh, jaga jarak fisik, penggunaan hand sanitizer, dan cuci tangan pakai sabun di air mengalir. “Protokol kesehatan ini harus diterapkan secara benar, tidak boleh ada pelanggaran,” tandas Winastra.
Harapan senada juga disampaikan Ketua DPD HPI Bali, I Nyoman Nuarta. “Kita DPD HPI Bali dorong pemerintah segera membuka pariwisata Bali. Saya kira Bali sudah sangat siap, mengingat telah ada protokol kesehatan,” jelas Nuarta saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Kamis kemarin.
Nuarta menyebutkan, jika normalisasi pariwisata Bali terus ditunda-tunda dengan ketidakpastian, kondisi ekonomi Bali diyakini akan semakin terpuruk. Anggota HPI Bali yang jumlahnya mencapai 6.000 orang pun akan semakin susah hidup mereka.
Menurut Nuarta, tidak ada jaminan kalau pariwisata Bali tak dibuka, pandemi Covid-19 akan reda. Begitu pula sebaliknya, tidak jaminan kalau new normal dimulai, pandemi Covid-19 akan semakin merajalela.
Karena itu, Nuarta menyatakan lebih baik fokus pada new normal sebagai langkah untuk beradaptasi. Tentunya dengan perangkat protokol kesehatan cegah Covid-19 secara lebih disiplin. Nuarta berharap pemerintah dan masyarakat tidak paranoid dengan Covid-19. “Waspade oke, namun kewaspadaan harus diartikan bagaimana kehidupan mesti berjalan, pariwisata Bali harus bergulir,” kata praktisi wisata yang juga seorang advokat ini.
Nuarta sendiri mendukung pemerintah mengutamakan masalah kesehatan terkait pandemi Covid-19 ini. Namun, di sisi lain pemerintah juga tidak abai terhadap perekononomian masyarakat. “Kalau negara atau sebuah daerah tidak bisa menyeimbangkan bidang kesehatan dengan bidang ekonomi, tentu jadi masalah. Tidak punya uang karena tak ada pemasukan, akan menjadi persoalan yang tak kalah serius juga. Ini namanya pandemi ekonomi,” tegas Nuarta.
Nuarta yakin pemerintah juga sudah memikirkan hal tersebut. Karena itu, HPI Bali sebagai salah satu stakeholder pariwisata yang notabene merupakan bagian dari masyarakat, mendorong pemerintah segera membuka kembali pariwisata Bali. “Jadi, mohon secepatnya pariwisata Bali dibuka kembali,” pinta Nuarta. *k17
1
Komentar