Pura Puseh Susuan, Karangasem
Dua Ida Pedanda muput Karya Pacaruan Balik Sumpah jelang Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Kahyangan Tiga Desa Pakraman Susuan, Kecamatan Karangasem di Pura Puseh Desa Pakraman Susuan pada Saniscara Kliwon Kuningan, (Sabtu 17/9).
AMLAPURA, NusaBali
Keduanya, yakni Ida Pedanda Gede Made Jelantik dari Griya Karang, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem dan Ida Pedanda Gede Ketut Abah dari Griya Jungutan Banjar Kecicang, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem.
Pacaruan Balik Sumpah tersebut bertujuan untuk menyomiakan (menetralisir) kekuatan buta kala, agar unsur alam jadi harmonis. Selama prosesi itu juga dipentaskan tari wali, sehingga menambah khusyuk ritual.
Prosesi diawali seluruh pamangku Desa Pakraman Susuan menggelar pabersihan dengan melukat mandala upacara, berlanjut menggelar tabuh rah. Darah dari ayam yang kalah, digunakan adonan banten nasi tawur.
Begitu juga disusul menyembelih kucit butuan (kucit hitam) darahnya digunakan mencampur nasi tawur, kemudian nasih tawur diaduk dan dibagi lima. Nasi tawur itulah, dimohon 167 KK krama Desa Pakraman Susuan kemudian dibawa pulang. Selama prosesi itu dipentaskan wayang lemah menampilkan dalang Ida Wayan Ngurah dari Lingkungan Dukuh, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem, tari topeng dibawakan seniman Ida Made Basma dan tari Rejang Dewa dibawakan siswi SMAN 1 Amlapura.
Ida Bagus Wayan Jungutan dari Griya Kecicang, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem yang mengkoordinasikan jalannya upacara menyebutkan, tujuan menggelar Karya Pacaruan Balik Sumpah, untuk menyomiakan unsur bhuta kala, sehingga unsur pembentuk semesta jadi seimbang, yakni unsur Panca Mahabhuta. Karya Pacaruan Balik Sumpah merupakan rangkaian Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Dalem pada, Redite Paing Pahang, Minggu (9/10) dan puncak karya di Pura Puseh pada Saniscara Pon Pahang, Sabtu (15/10). * k16
Pacaruan Balik Sumpah tersebut bertujuan untuk menyomiakan (menetralisir) kekuatan buta kala, agar unsur alam jadi harmonis. Selama prosesi itu juga dipentaskan tari wali, sehingga menambah khusyuk ritual.
Prosesi diawali seluruh pamangku Desa Pakraman Susuan menggelar pabersihan dengan melukat mandala upacara, berlanjut menggelar tabuh rah. Darah dari ayam yang kalah, digunakan adonan banten nasi tawur.
Begitu juga disusul menyembelih kucit butuan (kucit hitam) darahnya digunakan mencampur nasi tawur, kemudian nasih tawur diaduk dan dibagi lima. Nasi tawur itulah, dimohon 167 KK krama Desa Pakraman Susuan kemudian dibawa pulang. Selama prosesi itu dipentaskan wayang lemah menampilkan dalang Ida Wayan Ngurah dari Lingkungan Dukuh, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem, tari topeng dibawakan seniman Ida Made Basma dan tari Rejang Dewa dibawakan siswi SMAN 1 Amlapura.
Ida Bagus Wayan Jungutan dari Griya Kecicang, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem yang mengkoordinasikan jalannya upacara menyebutkan, tujuan menggelar Karya Pacaruan Balik Sumpah, untuk menyomiakan unsur bhuta kala, sehingga unsur pembentuk semesta jadi seimbang, yakni unsur Panca Mahabhuta. Karya Pacaruan Balik Sumpah merupakan rangkaian Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Dalem pada, Redite Paing Pahang, Minggu (9/10) dan puncak karya di Pura Puseh pada Saniscara Pon Pahang, Sabtu (15/10). * k16
Komentar