Anny Pandini Raih Emas Judo PON XIX Jabar, Orangtua Ucap Syukur Saat Anny Tarung di Final, Orangtua Sembahyang di Merajan
Lawan Anny Pandini di final adalah rekan satu kesatuan di TNI AD, dan tinggal satu kamar saat PON XIX Jawa Barat.
TABANAN, NusaBali
Sesuai prediksi kedua orangtuanya, Ni Kadek Anny Pandini, 23, yang bertarung di cabang olahraga beladiri Judo mampu mendulang emas PON XIX 2016 Jawa Barat. Keyakinan itu didasari prestasinya di SEA Games 2015 di Singapura dengan meraih medali emas untuk Indonesia. Prestasi ini menjadi kebanggaan orangtuanya termasuk krama Tabanan.
Saat Anny Pandini berlaga di partai final Judo PON XIX Jawa Barat melawan atlet sesama Bali, Ni Putu Prapti Virgynia Wedayanti, kedua orangtunya sembahyang di merajan rumah, Puskopad II Blok C 71, Banjar Jadi, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, Jumat (16/9) malam. “Usai sembahyang saya kirim SMS dan langsung ditelepon oleh Anny. Terima kasih ma atas doanya, Anny menang,” ungkap ibunda Anny Pandini, Desak Putu Redini, menirukan ucapan putrinya saat ditemui di kediamannya, Sabtu (17/9).
Sementara ayah kandung Anny Pandini, Serma (Purn) Wayan Sarjana mengaku sudah punya feeling putri keduanya itu mampu persembahkan medali emas untuk Bali. “Waktu SEA Games tahun 2015 di Singapura, Anny meraih emas. Itu yang membuat saya yakin dia meraih emas di PON Jabar,” ungkap Sarjana. Pensiunan TNI asal Amlapura ini mengaku kenal dengan lawan anaknya di final. Putu Prapti Virgynia Wedayanti yang merupakan kakak angkatan Anny Pandini di TNI AD. Makanya laga final penuh emosional karena kawan menjadi lawan. “Mereka itu satu kesatuan di Disjas Bandung dan sekamar di PON Jabar,” imbuh Sarjana.
Sarjana maupun Desak Redini mensyukuri capaian prestasi anaknya di PON XIX Jawa Barat. Raihan emas ini sekaligus memperbaiki prestasi putrinya di arena PON. Pada PON XVII tahun 2008 di Kalimantan Timur, Anny meraih medali perunggu. Pada PON XVIII tahun 2012 di Riau, meningkat dengan raihan perak. Puncaknya medali emas pada PON XIX di Jawa Barat. Dikatakan, sejarah serupa juga tercipta pada SEA Games. “Anny Pandini sudah tiga kali ikut SEA Games, capaiannya perunggu, perak, dan terakhir emas di Singapura,” beber Sarjana.
Dikemukakannya, pada SEA Games 2011 di Palembang, Anny Pandini meraih perunggu di kelas 52-57 kilogram. Di SEA Games 2013 Myanmar membaik dengan meraih medali perak di kelas yang sama. Puncaknya pada SEA Games 2015 Singapura turun di kelas 52-57 kg meraih emas. Selaku orangtua, Sarjana dan Desak Redini mengaku tak pernah mendorong anaknya ikut latihan beladiri Judo. Namun murni atas kemauan sendiri. Selain Anny Pandini, putra bungsu mereka, Komang Bagus Bayu Ana juga ikut latihan Judo, pernah meraih medali perunggu, perak, kemudian emas di Kejurda Judo di Bali. Selain mengikuti jejak Anny Pandini berlatih Judo, juga menjadi anggota TNI dan ditugaskan di Riau.
Desak Redini menuturkan, pertama kali Anny Pandini menjalani pertarungan internasional di Thailand tahun 2001. Saat itu, Anny Pandini masih kelas II SMP. Barulah saat dia kelas III SMP, berlaga di SEA Games Palembang dengan meraih perunggu. Selain Thailand, Anny Pandini juga beberapa kali berlatih dan bertanding di sejumlah negara seperti Australia, Korea, Taiwan, Jepang, Hongkong, Singapura, dan India. Bahkan dalam perjalanan laga ke SEA Games Myanmar, Anny Pandini bertemu Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono di bandara. Pun saat SEA Games Singapura, secara kebetulan bertemu Presiden Joko Widodo di bandara. Kesempatan itu pun dimanfaatkan Anny Pandini untuk foto bareng Presiden sekaligus minta dukungan agar meraih prestasi gemilang.
Dikatakan, Anny Pandini yang berbakat di cabang beladiri Judo harus rela pindah-pindah sekolah. Di SMPN 1 Tabanan, Anny Pandini hanya sempat belajar 1 tahun lalu pindah ke SMPN 1 Gianyar. Di SMPN 1 Gianyar, Anny Pandini digembleng langsung pelatih Judo asal Jepang, Sinsei Singoku. Pun saat SMA, Anny Pandini lebih banyak private lalu tamat di SMA Bogor.
Sebagai orangtua, Sarjana dan Desak Redini pernah beberapa kali menyaksikan langsung putrinya bertarung di Kejurda dan Porprov Bali. Sarjana nyaris tak bisa menyaksikan laga perdana Anny Pandini di Porprov Jembrana pada tahun 2008. “Saya berangkat dari Tabanan pukul 07.00 Wita. Untung sampai di Jembrana, bisa melihat Anny berlaga di partai final dan dia meraih emas,” kenang Sarjana yang tugas terakhir di Kodim 1619/Tabanan. Selanjutnya, Sarjana dan istri sempat menonton laga Anny Pandini di Bangli dan Porprov 2015 di Singaraja. Di gumi Ki Panji Sakti, adik kandung Putu Rina Ayu Wangi itu dinobatkan sebagai atlet terbaik putri.
Soal prestasi Anny Pandini, Sarjana dan Desak Redini mengaku paling terharu saat putrinya meraih medali emas di SEA Games 2015 Singapura. “Kalau yang PON Jabar ini tidak terlalu terkejut karena kami punya feeling bakal meraih medali emas,” tandas Sarjana. Ayah tiga anak ini meyakini Anny Pandini pilih berlatih beladiri karena faktor keturunan. Sebab almarhum kakeknya, Nengah Janur Jana AK, dikenal jago silat di Amlapura. “Kami tak pernah mengarahkan, namun dia dengan teman-temannya di perumahan ini ramai-ramai latihan judo,” kenang Sarjana. * k21
Saat Anny Pandini berlaga di partai final Judo PON XIX Jawa Barat melawan atlet sesama Bali, Ni Putu Prapti Virgynia Wedayanti, kedua orangtunya sembahyang di merajan rumah, Puskopad II Blok C 71, Banjar Jadi, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, Jumat (16/9) malam. “Usai sembahyang saya kirim SMS dan langsung ditelepon oleh Anny. Terima kasih ma atas doanya, Anny menang,” ungkap ibunda Anny Pandini, Desak Putu Redini, menirukan ucapan putrinya saat ditemui di kediamannya, Sabtu (17/9).
Sementara ayah kandung Anny Pandini, Serma (Purn) Wayan Sarjana mengaku sudah punya feeling putri keduanya itu mampu persembahkan medali emas untuk Bali. “Waktu SEA Games tahun 2015 di Singapura, Anny meraih emas. Itu yang membuat saya yakin dia meraih emas di PON Jabar,” ungkap Sarjana. Pensiunan TNI asal Amlapura ini mengaku kenal dengan lawan anaknya di final. Putu Prapti Virgynia Wedayanti yang merupakan kakak angkatan Anny Pandini di TNI AD. Makanya laga final penuh emosional karena kawan menjadi lawan. “Mereka itu satu kesatuan di Disjas Bandung dan sekamar di PON Jabar,” imbuh Sarjana.
Sarjana maupun Desak Redini mensyukuri capaian prestasi anaknya di PON XIX Jawa Barat. Raihan emas ini sekaligus memperbaiki prestasi putrinya di arena PON. Pada PON XVII tahun 2008 di Kalimantan Timur, Anny meraih medali perunggu. Pada PON XVIII tahun 2012 di Riau, meningkat dengan raihan perak. Puncaknya medali emas pada PON XIX di Jawa Barat. Dikatakan, sejarah serupa juga tercipta pada SEA Games. “Anny Pandini sudah tiga kali ikut SEA Games, capaiannya perunggu, perak, dan terakhir emas di Singapura,” beber Sarjana.
Dikemukakannya, pada SEA Games 2011 di Palembang, Anny Pandini meraih perunggu di kelas 52-57 kilogram. Di SEA Games 2013 Myanmar membaik dengan meraih medali perak di kelas yang sama. Puncaknya pada SEA Games 2015 Singapura turun di kelas 52-57 kg meraih emas. Selaku orangtua, Sarjana dan Desak Redini mengaku tak pernah mendorong anaknya ikut latihan beladiri Judo. Namun murni atas kemauan sendiri. Selain Anny Pandini, putra bungsu mereka, Komang Bagus Bayu Ana juga ikut latihan Judo, pernah meraih medali perunggu, perak, kemudian emas di Kejurda Judo di Bali. Selain mengikuti jejak Anny Pandini berlatih Judo, juga menjadi anggota TNI dan ditugaskan di Riau.
Desak Redini menuturkan, pertama kali Anny Pandini menjalani pertarungan internasional di Thailand tahun 2001. Saat itu, Anny Pandini masih kelas II SMP. Barulah saat dia kelas III SMP, berlaga di SEA Games Palembang dengan meraih perunggu. Selain Thailand, Anny Pandini juga beberapa kali berlatih dan bertanding di sejumlah negara seperti Australia, Korea, Taiwan, Jepang, Hongkong, Singapura, dan India. Bahkan dalam perjalanan laga ke SEA Games Myanmar, Anny Pandini bertemu Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono di bandara. Pun saat SEA Games Singapura, secara kebetulan bertemu Presiden Joko Widodo di bandara. Kesempatan itu pun dimanfaatkan Anny Pandini untuk foto bareng Presiden sekaligus minta dukungan agar meraih prestasi gemilang.
Dikatakan, Anny Pandini yang berbakat di cabang beladiri Judo harus rela pindah-pindah sekolah. Di SMPN 1 Tabanan, Anny Pandini hanya sempat belajar 1 tahun lalu pindah ke SMPN 1 Gianyar. Di SMPN 1 Gianyar, Anny Pandini digembleng langsung pelatih Judo asal Jepang, Sinsei Singoku. Pun saat SMA, Anny Pandini lebih banyak private lalu tamat di SMA Bogor.
Sebagai orangtua, Sarjana dan Desak Redini pernah beberapa kali menyaksikan langsung putrinya bertarung di Kejurda dan Porprov Bali. Sarjana nyaris tak bisa menyaksikan laga perdana Anny Pandini di Porprov Jembrana pada tahun 2008. “Saya berangkat dari Tabanan pukul 07.00 Wita. Untung sampai di Jembrana, bisa melihat Anny berlaga di partai final dan dia meraih emas,” kenang Sarjana yang tugas terakhir di Kodim 1619/Tabanan. Selanjutnya, Sarjana dan istri sempat menonton laga Anny Pandini di Bangli dan Porprov 2015 di Singaraja. Di gumi Ki Panji Sakti, adik kandung Putu Rina Ayu Wangi itu dinobatkan sebagai atlet terbaik putri.
Soal prestasi Anny Pandini, Sarjana dan Desak Redini mengaku paling terharu saat putrinya meraih medali emas di SEA Games 2015 Singapura. “Kalau yang PON Jabar ini tidak terlalu terkejut karena kami punya feeling bakal meraih medali emas,” tandas Sarjana. Ayah tiga anak ini meyakini Anny Pandini pilih berlatih beladiri karena faktor keturunan. Sebab almarhum kakeknya, Nengah Janur Jana AK, dikenal jago silat di Amlapura. “Kami tak pernah mengarahkan, namun dia dengan teman-temannya di perumahan ini ramai-ramai latihan judo,” kenang Sarjana. * k21
1
Komentar