Pasar Musiman Disesaki Pengunjung
Pasar musiman saat Hari Raya Galungan dan Kuningan di areal parkir Pura Mengening, Banjar Saraseda, Desa/Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, disesaki pengunjung.
GIANYAR, NusaBali
Barang-barang beraneka ragam mulai dari pakaian, perabot rumah tangga dengan harga relatif murah, menjadi daya tarik pengunjung
Pantauan NusaBali, Minggu (18/9), stand pedagang yang banyak dicari pengunjung, penjual pakaian. Pakaian bekas dengan harga mulai Rp 1.000 hingga puluhan ribu menjadi incaran pengunjung. Bagi pengunjung anak-anak bisa menikmati sejumlah permainan. Pasar musiman buka masing-masing selama tiga hari saat Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Salah seorang pedagang pakaian bekas, Ika,36, asal Banyuwangi mengaku setiap enam bulan selalu berjualan di Pasar Mengening. Puluhan bahkan ratusan potong pakaian bisa ia jual.
Bendesa Desa Pakraman Saraseda, Desa/Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, I Nyoman Weda,46, mengungkapkan jumlah stand di pasar musiman ini 40 stand. Bagi pengunjung yang gemar memancing ikan juga disediakan penyawaan pancing dan bisa memancing di sungai yang tak jauh dari areal parkir pasar.
Pasar ini dibuka tahun 2003 dengan 30 stand untuk penggalangan dana. Sampai saat ini masih tetap berjalan, mengingat antusias warga cukup tinggi. Pengunjung yang datang tidak hanya dari wilayah Gianyar, juga dari Bangli. "Ada pengunjung dari berbagai daerah karena kebetulan lewat melihat keramaian dan memang sengaja untuk kesini," ujar Weda.
Penggalangan dana untuk mendukung kegiatan keagamaan di Desa Pakraman Saraseda. Banjar Saraseda dengan 48 kepala keluarga (KK) dan mengempon 12 pura. Belum ada rencana perluasan lahan pasar ini karena keterbatasan lahan. Agar tidak menganggu keamanan di jalan raya, panitia dan krama memfokuskan areal parkir lebih luas.
Sementara itu, sejumlah obyek wisata di Kabupaten Klungkung dipadati pengunjung, pada Redite Umanis Kuningan, Minggu (18/9). Pantauan di Pantai Watu Klotok, Desa Tojan, Klungkung, sejak pagi hingga sore hari, ribuan pengunjung tampak berjejal. Sampah pun makin berjubel karena dibuang sembarangan.
Di pantai ini sekitar pukul 17.00 Wita, nampak pengunjung datang bergantian. Bahkan ada yang datang dari luar daerah, seperti Gianyar. Tak hanya itu pedagang kaki lima (PKL) dan pedagang asongan musiman, juga tak kalah banyak. “Setidaknya ada 5.000 pengunjung yang datang ke sini,” ujar warga Desa Tojan, I Ketut Sugiana.
Mantan Ketua Badan Permusyawaratan Desa Tojan ini, menyebut pada hari-hari raya maupun hari libur Pantai Watu Klotok tak pernah sepi dari pengunjung. Hanya saja Sugiana menyoroti melubernya sampah plastik. Sehingga membuat penorama pantai kurang elok. Padahal di sejumlah titik sudah terpasang tong sampah.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Klungkung Anak Agung Kirana, tak menampik hal tersebut. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Klungkung sudah menempatkan 4 petugas kebersihan di areal pantai yang ramai dikunjungi. “Kalau memang masih kurang tenaga, kita siap memback up,” tegasnya. * cr62, wa
Pantauan NusaBali, Minggu (18/9), stand pedagang yang banyak dicari pengunjung, penjual pakaian. Pakaian bekas dengan harga mulai Rp 1.000 hingga puluhan ribu menjadi incaran pengunjung. Bagi pengunjung anak-anak bisa menikmati sejumlah permainan. Pasar musiman buka masing-masing selama tiga hari saat Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Salah seorang pedagang pakaian bekas, Ika,36, asal Banyuwangi mengaku setiap enam bulan selalu berjualan di Pasar Mengening. Puluhan bahkan ratusan potong pakaian bisa ia jual.
Bendesa Desa Pakraman Saraseda, Desa/Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, I Nyoman Weda,46, mengungkapkan jumlah stand di pasar musiman ini 40 stand. Bagi pengunjung yang gemar memancing ikan juga disediakan penyawaan pancing dan bisa memancing di sungai yang tak jauh dari areal parkir pasar.
Pasar ini dibuka tahun 2003 dengan 30 stand untuk penggalangan dana. Sampai saat ini masih tetap berjalan, mengingat antusias warga cukup tinggi. Pengunjung yang datang tidak hanya dari wilayah Gianyar, juga dari Bangli. "Ada pengunjung dari berbagai daerah karena kebetulan lewat melihat keramaian dan memang sengaja untuk kesini," ujar Weda.
Penggalangan dana untuk mendukung kegiatan keagamaan di Desa Pakraman Saraseda. Banjar Saraseda dengan 48 kepala keluarga (KK) dan mengempon 12 pura. Belum ada rencana perluasan lahan pasar ini karena keterbatasan lahan. Agar tidak menganggu keamanan di jalan raya, panitia dan krama memfokuskan areal parkir lebih luas.
Sementara itu, sejumlah obyek wisata di Kabupaten Klungkung dipadati pengunjung, pada Redite Umanis Kuningan, Minggu (18/9). Pantauan di Pantai Watu Klotok, Desa Tojan, Klungkung, sejak pagi hingga sore hari, ribuan pengunjung tampak berjejal. Sampah pun makin berjubel karena dibuang sembarangan.
Di pantai ini sekitar pukul 17.00 Wita, nampak pengunjung datang bergantian. Bahkan ada yang datang dari luar daerah, seperti Gianyar. Tak hanya itu pedagang kaki lima (PKL) dan pedagang asongan musiman, juga tak kalah banyak. “Setidaknya ada 5.000 pengunjung yang datang ke sini,” ujar warga Desa Tojan, I Ketut Sugiana.
Mantan Ketua Badan Permusyawaratan Desa Tojan ini, menyebut pada hari-hari raya maupun hari libur Pantai Watu Klotok tak pernah sepi dari pengunjung. Hanya saja Sugiana menyoroti melubernya sampah plastik. Sehingga membuat penorama pantai kurang elok. Padahal di sejumlah titik sudah terpasang tong sampah.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Klungkung Anak Agung Kirana, tak menampik hal tersebut. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Klungkung sudah menempatkan 4 petugas kebersihan di areal pantai yang ramai dikunjungi. “Kalau memang masih kurang tenaga, kita siap memback up,” tegasnya. * cr62, wa
1
Komentar