nusabali

New Normal Dinilai Pengaruhi Kualitas Pembelajaran di Sekolah

  • www.nusabali.com-new-normal-dinilai-pengaruhi-kualitas-pembelajaran-di-sekolah

DENPASAR, NusaBali
Komisioner Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Bali Bidang Pendidikan, Kadek Ariasa, mengatakan bahwa penerapan normal baru (new normal) dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran siswa di sekolah.

"Memasuki era new normal, tentu sangat bisa berpengaruh bagi pendidikan karena kan kita perlu beradaptasi, tidak cukup online tapi sosial juga kita butuh, lalu pengalaman dan sebagainya. Karena para siswa perlu ada diskusi dan rasa, tidak cukup verbal saja," kata Kadek Ariasa saat dihubungi antara melalui telepon, di Denpasar, Sabtu (20/6) .

Dia menjelaskan dari survei beberapa sekolah sudah bersiap memasuki era new normal. Melalui new normal atau normal baru dapat membangun beragam kreativitas pembelajaran, dengan tetap memperketat penerapan protokol kesehatan. "Selama kurang lebih tiga bulan kemarin belajar online terus juga bisa mempengaruhi psikologis siswa, maka sebaiknya setiap sekolah mulai menyiapkan diri masuk ke era normal baru dengan memikirkan setiap risikonya,"jelas Kadek Ariasa.

Sementara itu, jika ada wilayah dengan jumlah transmisi lokal yang mengalami peningkatan, maka disarankan untuk tidak melakukan kegiatan bertatap muka secara langsung. Namun, jika di wilayah tersebut jumlah transmisi lokal menurun, tidak ada salahnya mulai bertahap menyiapkan fasilitas dan pola penerapannya. Penerapan normal baru juga diikuti pola protokol kesehatan seperti rutin dilakukan penyemprotan disinfektan, menyiapkan beberapa wastafel, sebelum memulai aktivitas dilakukan pengukuran suhu tubuh, wajib masker dan pembatasan jumlah siswa untuk bertatap muka.

"Tahapan new normal perlu untuk beradaptasi terlebih dulu, misalnya sepertiga dulu dengan waktu dua jam ke sekolah, berikutnya juga sama sepertiga dahulu dan begitu seterusnya, dan diselipkan dengan belajar online, untuk mengurangi mereka jenuh,"jelasnya.Pihaknya berencana untuk mulai memperkenalkan penerapan normal baru melalui webinar, dengan menghadirkan para orang tua dan pihak sekolah. Kemudian, meminta kesepakatan orang tua dan anak, lalu kesiapan menerapkan new normal dengan protokol kesehatan yang lengkap. Jika dalam pertemuan tersebut, ditemukan sebuah kesepakatan, maka akan dilanjutkan dengan kesiapan pihak sekolah sambil menyiapkan infrastruktur new normal sesuai protokol kesehatan.

"Nanti juga dilihat, bagaimana perkembangan kasus di wilayah terdekatnya, seperti apa, dari mana asal masing-masing siswa. Kalau cukup menyebar dan ada di wilayah yang positif dan tentu pihak sekolah harus selektif. Tahap yang terakhir melapor ke Dinas Pendidikan untuk meminta izin memulai new normal dan proses itu harus dijalankan untuk beradaptasi,"ucap Ariasa. *ant

Komentar