Muncul Isu Boikot Rapat Paripurna DPRD Tabanan
Munculnya dua kubu kekuatan di Pemkab Tabanan jelang badai mutasi, Desember 2016 mendatang, ditengarai menular ke Gedung DPRD Tabanan.
Digalang Kubu ‘Rival’ Bupati Eka Wiryastuti
TABANAN, NusaBali
Indikasinya, kini menyeruak isu ajakan boikot Sidang Paripurna Dewan dengan agenda ‘Penyam-paian Pidato Bupati Tabanan’, Senin (19/9) ini. Ajakan boikot ini dilakukan oleh kubu yang ber-seberangan dengan Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti.
Ketua DPRD Tabanan, I Ketut ’Boping’ Suryadi, juga membenarkan adanya isu ajakan boikut sidang paripurna tersebut. Boping Suryadi mengaku tahu informasi ajakan boikot sidang paripurna ini setelah mendapat laporan dari anggotanya. “Dia (anggota Dewan, Red) mengaku ditelepon oleh teman di Dewan juga untuk diajak boikot sidang paripurna besok (hari ini),” ungkap Boping Suryadi di Tabanan, Minggu (18/9).
Begitu mendapat laporan tersebut, Boping Suryadi pun langsung menanyakan kepada anggotanya, apa dasar memboikot sidang paripurna Dewan? “Ternyata, alasannya mau unjuk kekuatan,” jelas politisi PDIP asal Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan ini.
Meski baru sebatas isu, Boping Suryadi menyayangkan andaikan kabar burung itu jadi kenyataan. “Urusan di internal partai selesaikan di rumah partai. Jangan sampai terjadi kegaduhan politik karena kepentingan-kepentingan sempit, malah merusak kinerja lembaga Dewan,” pinta mantan Ketua DPC PDIP Tabanan 2010-2015 ini.
Boping Suryadi mengingatkan, Sidang Paripurna Dewan dengan agenda ‘Penyampaian Pidato Pengantar Bupati Tabanan’ atas revisi tiga Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda), Senin ini, sangat penting karena terkait dengan penyesuaian regulasi. Sidang paripurna harus jalan, mengingat kajiannya nanti menyentuh kepentingan publik.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Minggu kemarin, Wakil Ketua DPRD Tabanan dari Fraksi Gerindra, Ni Nengah Sri Labantari, mengaku belum mendengar isu ajakan boikot sidang paripurna tersebut. Sri Labantari pun menyayangkan jika isu boikot itu benar-benar jadi kenyataan.
“Tadi saat saya menghadiri oleman (undangan) bersama Ketua Fraksi Gerindra DPRD Tabanan, saya belum ada laporan apa-apa,” tandas Sri Labantari. “Saya berharap sidang paripurna berjalan sesuai rencana,” lanjut Srikandi Gerindra asal Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Tabanan yang dikenal sebagai pengusaha sukses ini.
Sedangkan salah seorang anggota DPRD Tabanan dari Fraksi Gabungan (Hanura-NasDem), I Gusti Ngurah Sanjaya, mengaku tidak sependapat dengan aksi boikot sidang paripurna. Politisi akademisi ini mengaku akan mengikuti sidang paripurna sesuai jadwal formal.
“Ngapain sidang diboikot? Solusinya duduk bersama, selesaikan masalah. Kita ini ada di lembaga terhormat, ayo selesaikan masalah dengan cara-cara yang terhormat,” ajak IGN Sanjaya yang juga ngayah sebagai Bendesa Adat Senganan, Kecamatan Penebel, Tabanan.
Sementara itu, Bupati Tabanan Putu Eka Wiryastuti mengaku sudah mendengar isu ajakan boikot sidang paripurna Dewan hari ini. Bupati Eka Wiryastuti mengingatkan sangat tidak profesional jika sampai membawa urusan pribadi ke sidang paripurna.
“Salah besar kalau sampai memboikot sidang paripurna, karena ini kewajiban legislatif dan ek-sekutif untuk kepentingan pembangunan,” tegas Bupati yang Srikandi PDIP asal Desa Angesri, Kecamatan Baturiti, Tabanan ini saat dikonfirmasi NusaBali per telepon, Minggu kemarin.
Sebelumnya, jajaran pimpinan SKPD Pemkab Tabanan disebut-sebut bermanuver cari ‘selamat’ jelang badai mutasi, Desember 2016 mendatang, sehingga muncul blok-blokan. Pejabat di Ta-banan pun terbelah dua. Blok pertama, pejabat yang loyal ke Bupati Putu Eka Wiryastuti. Blok kedua, pejabat yang menjauh dari Bupati Putu Eka Wiryastuti.
Hal ini diakui sendiri Bupati Eka Wiryastuti di Tabanan, beberapa waktu lalu. Bupti Eka Wiryas-tuti mengatakan, pihaknya tengah menilai kinerja bawahannya. Mereka yang akan ’dikartumerah’ atau diberangus dari posisinya adalah pejabat SKPD yang tidak loyal dan loyalitasnya salah. Pimpinan SKPD diminta untuk menunjukkan kinerja yang baik jelang kocok ulang jabatan dan tidak mem-blok-kan diri.
“Sekarang ada dua blok, tapi bloknya yang di sebelah (menjauh dari Bupati, Red) sudah menipis,” papar Eka Wiryastuti. Terkait dua blok kekuatan yang muncul jelang mutasi, kata Eka Wiryastuti, indikasinya terlihat dari manuver pimpinan SKPD. “Kan saya tahu yang nggak berani menghadap saya. Takut sendiri mereka, karena ketahuan mem-blok-kan diri,” tudingnya.
Gara-gara isu blok-blokan pejabat tersebut, Sekda Kabupaten Tabanan, Nyoman Wirna Ariwangsa, langsung bereaksi dengan mengumpulkan 10 camat se-Tabanan di ruang kerjanya. Para camat selaku punggawa pemerintahan tingkat kecamatan itu diingatkan untuk bekerja dengan baik, sesuai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi)-nya, tanpa terpengaruh isu jelang kocok ulang jabatan. * k21
1
Komentar