Demam Malayangan, Celepuk Air Brush Paling Dicari
BANGLI, NusaBali
Saat ini demam bermain layang-layang, tak terkecuali di Bangli. Penjualan layangan pun menggiurkan.
Terlaris layangan celepuk (burung hantu) dengan warna-warni air brush. Harga layangan celepuk cukup mahal, Rp 200 ribu untuk lebar 2 meter. Di saat angin mendukung, warga pun semakin gemar malayangan.
Salah seorang pembuat layang-layang, I Made Gunayasa, mengatakan pesanan layangan cukup banyak. Sehari bisa menjual tiga layangan. Pesanan paling banyak layangan celepuk. Layangan mirip burung hantu lebar 1 meter dijual Rp 100 ribu dan lebar 2 meter Rp 200 ribu. Jenis kuir ukuran 2 meter Rp 250 ribu. “Hasil jualan layangan ada untuk menopang uang dapur,” ungkap Gunayasa saat ditemui di rumahnya, Banjar Nyalian, Kelurahan Kawan, Bangli, Rabu (24/6).
Dikatakan, membuat kerangka layangan celepuk membutuhkan waktu 1 jam. Setelah menempel kain dilanjutkan menghias layangan dengan cat air brush. Pengecatan membutuhkan waktu sekitar tiga jam. “Kami juga melengkapi layangan dengan variasi lampu,” ungkapnya. Made Gunayasa mengaku sejak kecil hobi malayangan. Sebelum kemunculan berbagai jenis layangan, sudah biasa menjual layang korotan (layangan aduan). “Kami juga membuat layangan anti badai. Kerangkanya double, sekencang apapun anginnya, kerangka layangan tidak patah,” sebutnya. *esa
Salah seorang pembuat layang-layang, I Made Gunayasa, mengatakan pesanan layangan cukup banyak. Sehari bisa menjual tiga layangan. Pesanan paling banyak layangan celepuk. Layangan mirip burung hantu lebar 1 meter dijual Rp 100 ribu dan lebar 2 meter Rp 200 ribu. Jenis kuir ukuran 2 meter Rp 250 ribu. “Hasil jualan layangan ada untuk menopang uang dapur,” ungkap Gunayasa saat ditemui di rumahnya, Banjar Nyalian, Kelurahan Kawan, Bangli, Rabu (24/6).
Dikatakan, membuat kerangka layangan celepuk membutuhkan waktu 1 jam. Setelah menempel kain dilanjutkan menghias layangan dengan cat air brush. Pengecatan membutuhkan waktu sekitar tiga jam. “Kami juga melengkapi layangan dengan variasi lampu,” ungkapnya. Made Gunayasa mengaku sejak kecil hobi malayangan. Sebelum kemunculan berbagai jenis layangan, sudah biasa menjual layang korotan (layangan aduan). “Kami juga membuat layangan anti badai. Kerangkanya double, sekencang apapun anginnya, kerangka layangan tidak patah,” sebutnya. *esa
Komentar