Pura Rusak Dapat Donasi Rp 100 Juta hingga Rp 500 Juta
GIANYAR, NusaBali
Lima pura terdampak bencana di Kabupaten Gianyar mendapat bantuan dana sebesar Rp 1,45 miliar dari Pemkab Gianyar.
Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Bupati Gianyar Made Mahayastra di wantilan masing-masing pura, Kamis (25/6).
Bupati Mahayastra saat menyerahkan bantuan di lima lokasi menegaskan akan mengupayakan bantuan bencana bagi masyarakat yang tertimpa musibah. “Karena Gianyar rawan bencana, satu karena puting beliung, kedua kebakaran, ketiga tanah longsor, itu rutin hampir tiap tahun, kita harus menyiapkan diri untuk mengalokasikan anggaran agar jangan sampai nanti begitu bencana pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa,” ujarnya.
“Sekarang ini, kejadian cukup besar kita bisa cepat hitungan minggu, paling lambat 1 bulan, kita ingin serentak ini cair,” lanjut Bupati Mahayastra. Pihaknya juga meminta agar visi misi desa disesuaikan dengan visi misi Pemkab sehingga mudah bagi pihaknya untuk memberi bantuan karena adanya keselarasan program pembangunan.
Terpisah, Kepala Desa Ketewel Putu Gede Widya Kusuma Negara, yang juga merupakan mangku alit di Pura Giri Jagatnata Ketewel, mengatakan bantuan bencana ini akan digunakan untuk pembangunan balai prawartaka, balai paebatan, balai gong, palinggih Ida Ratu Lingsir, dan perbaikan panyengker.
Sedangkan Bendesa Adat Ketewel I Wayan Ari Suthama, mengatakan, bahwa pembangunan memang sudah dilakukan sebelum bantuan diterima, karena di Pura Giri Jagatnata akan dilaksanakan upacara dalam waktu dekat. “Jadi pembangunan harus segera tuntas, kami ngebon dulu, terima kasih kepada Bapak Bupati karena bantuan bencana bisa direalisasikan dengan cepat,” kata Ari Suthama.
Sementara itu, Bendesa Adat Desa Medahan, I Wayan Putra Jaya, mengatakan keberadaan balai pawedan di pinggir Pantai Masceti sangat vital. Balai pawedan tersebut digunakan oleh masyarakat yang melakukan rangkaian upacara melasti, melis, ataupun rangkaian ngaben yang prosesinya dilakukan di pantai.
“Balai pawedan ini tidak hanya digunakan oleh masyarakat Medahan namun juga masyarakat desa lain seperti Beng, Tulikup, Gianyar dan yang lainnya, karena banyak masyarakat yang melakukan upacara keagamaan di Pantai Masceti,” terang I Wayan Putra Jaya.*nvi
Komentar