'Jangan Mengeluh dan Saling Menyalahkan'
Susik Bondres Berpesan Dalam Komedi Film
DENPASAR, NusaBali
Sudah lebih dari tiga bulan masyarakat harus diam di rumah demi memutus penyebaran Covid-19.
Selama tiga bulan pula, banyak yang menganggur karena dirumahkan atau di-PHK. Sedangkan pekerja kreatif juga banyak kehilangan job.
Kondisi itu kemudian diangkat oleh group Susik Bondres, Buleleng, dalam garapan virtual yang diselenggarakan Pemprov Bali dalam rangka mewadahi kreativitas para seniman di tengah pandemik covid-19. Garapannya dikemas dalam bentuk film komedi dengan balutan khas bondres Susik. “Proses kreatifnya sekitar dua mingguan. Awalnya, ide ini bukan garapan khusus untuk diajukan ke Disbud Bali. Tapi kami memang ada rencana membuat video spontanitas. Kira-kira dua hari setelah kami berencana membuat video, Disbud Buleleng menelepon kami meminta untuk mengisi pagelaran virtual tersebut. Akhirnya kami sekalian memakai ide ini,” ujar sang sutradara, Ketut Suardana alias Loleng saat dihubungi NusaBali, Sabtu (27/6).
Karena diminta membuat garapan sekitar 30 - 45 menit, maka ide tersebut dikembangkan lebih banyak. Misalnya dengan memasukkan beberapa fenomena dan keadaan sosial selama pandemi seperti pembagian sembako hingga realita masyarakat yang menjual barang-barang yang dimiliki demi bisa bertahan hidup dan membayar cicilan. “Kami kemas jadi film komedi, dengan balutan bondres,” ungkapnya.
Selama masa pandemi, semua mengalami dampaknya. Mulai dari seniman yang sepi job, pekerja pariwisata banyak yang dirumahkan bahkan di PHK, serta masyarakat lainnya juga tidak bisa beraktivitas seperti biasa karena ada kebijakan membatasi kegiatan di luar rumah. “Semua terdampak. Jadi yang kami sentuh pertama di garapan ini adalah seniman karena nika lingkungan kami yang paling dekat. Kami mengalami sendiri, sudah sepi job sejak pertengahan Maret,” bebernya.
Loleng mengaku, sejak kebijakan belajar, bekerja, dan beribadah dari rumah diberlakukan pada pertengahan Maret 2020, ada beberapa job Susik Bondres yang langsung dibatalkan. Karena sepinya jadwal ngebondres, buat sementara waktu Loleng pun berusaha mengubah mindset dengan mengambil pekerjaan apapun yang bisa dikerjakan selama masa pandemi sambil menunggu situasi normal kembali. “Job yang sudah masuk di kami itu bulan Maret dan April 2020, tapi semua dibatalkan. Saya pribadi sebagai seniman tidak ingin berpangku tangan. Apa yang bisa saya lakukan, akan saya lakukan untuk bertahan hidup selama pandemi. Saya bisa memasak, maka saya jualan online. Begitu juga Susik dan rekan-rekan yang lain,” tutur Loleng.
Sebagai seniman, Susik Bondres menyambut positif program yang dibuat oleh Pemprov Bali dengan mengadakan pementasan via virtual. Mereka mengaku merasa diperhatikan oleh pemerintah provinsi. “Meskipun nilainya tidak terlalu banyak, tapi itu sudah sangat berarti bagi kami para seniman. Kalau misalnya ngebondres di panggung, cuma kami saja. Nah untuk garapan virtual ini, kami juga perlu dana tambahan karena harus melibatkan kameramen sampai mengedit. Tapi, bukan jumlahnya yang kami lihat, namun perhatian kepada senimannya,” imbuhnya.
Terakhir, Susik Bondres juga berpesan kepada masyarakat agar tetap mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19 seperti menggunakan masker, rajin mencuci tangan pada air mengalir dengan sabun, physical distancing atau menjaga jarak, serta mengurangi aktivitas di luar rumah dan menghindari keramaian untuk sementara waktu. Masyarakat juga diajak untuk tidak mengeluh dan tidak terlalu bergantung dengan bantuan pemerintah. “Seperti pesan kami yang ada di video garapan, tetaplah semangat berkarya. Tidak usah menyalahkan siapa-siapa. Jangan berpangku tangan, lihat potensi diri, lakukan dengan maksimal,” tandas Loleng. *ind
Komentar