Di Tangan Seniman Bakti Wiyasa Anyaman Kisa Bernilai Ekonomis
DENPASAR, NusaBali
Kisa, atau pada pelafalan Balinya disebut kise, umumnya dikenal sebagai salah satu jenis anyaman tradisional Bali yang terbuat dari pelepah daun kelapa.
Namun di tangan seniman Made Bakti Wiyasa dan krama Desa Adat Pemanis Tabanan, anyaman ini menjadi kerajinan dompet kisa yang memiliki nilai ekonomis. Gagasan untuk membuat kerajinan dari kisa ini berawal dari Ketut Madra yang merupakan Ketua LPD Kedonganan yang mendukung kemajuan Desa Adat Pemanis, Tabanan, dalam memproduksi kisa yang menjadi paket sembako dan sayuran. Gagasan ini juga datang karena keinginan untuk merangkul masyarakat pedesaan di Desa Adat Pemanis.
“Gagasan ini semata karena ingin merangkul masyarakat pedesaan di desa saya, di Desa Adat Pemanis. Terlebih kondisi saat ini dalam kondisi banyak anak-anak muda yang dirumah kan. Dalam produksi paket sayur kisa inilah kemudian terbuka sektor pekerjaan baru yaitu seni anyam kisa sebagai kerajinan di desa. Krama lingsir dan anak-anak muda akhirnya bisa medapat pekerjaan baru” ujar Bakti Wiyasa saat dihubungi NusaBali, Minggu (28/6).
Produksi anyaman kisa sendiri telah dimulai sejak adanya kunjungan prajuru LPD Kedonganan dan Paguyuban LPD se-Kecamatan Kuta yang berkunjung ke LPD Desa Adat Pemanis, yang sekaligus juga merupakan kunjungan sosial pembagian sembako ke Desa Adat Pemanis, Biaung, Penebel, Tabanan pada 12 Juni 2020 lalu.
“Akhirnya saya menjadi tumpuan sumber pekerjaan bagi krama. Inilah yang kemudian menyebabkan saya menjadi punya rasa tanggung jawab moral pada mereka. Memang saya akui saya melakukan revitalisasi pada seni anyam kisa ini dengan target, inovasi saya ini bisa dikerjakan secara massal. Dan akhirnya berhasil. Dari keberhasilan inilah kemudian saya mesti menjaga para pengrajin kisa di desa ini agar selalu punya pekerjaan,” lanjutnya.
Meski saat ini telah mulai dilirik pasar, bahkan juga mulai dipasarkan di salah satu koperasi dan pasar rakyat, namun inovasi pada produk ini terus dilakukan. Inovasi yang saat ini dilakukan yakni inovasi agar tampilan serta interiornya menjadi lebih cantik dan agar anyaman kisa ini menjadi lebih kuat. Untuk itu, pemilihan bahan baku juga menjadi faktor yang penting.
Inovasi yang dilakukan pada anyaman kisa ini membuat geliat perekonomian krama Desa Pemanis bangkit kembali. Tak hanya bagi krama yang menjadi perajin kisa, namun juga bagi petani yang sayurnya kini dipaketkan dengan cara yang bagus. Kini, sebanyak 750 kisa telah diproduksi yang berhasil menyalurkan 2,2 ton produk sayuran segar dari petani. “Ini menjadi gairah baru bagi petani ketemu pasar bagus yang selama ini dicari-cari,” ungkap founder Pameran Perupa Perempuan Bali ini. *cr74
1
Komentar