Sejarah Bali, Cricket Medali Emas PON
Dari empat medali emas yang diperebutkan, tim cricket Bali sudah meraih satu medali emas dan satu perunggu. Kans medali emas masih terbuka di nomor twenty-twenty.
BANDUNG, NusaBali
Tim cricket putra Bali mencatat sejarah dalam PON XIX/2016 dengan menjadi juara cabor yang untuk kali pertama dipertandingkan dalam pesta olahraga empat tahunan di Stadion SIliwangi Bandung, Jawa Barat. Di babak final, Rabu (21/9), tim putra yang bertanding di nomor Super 8’S atau Super Eight (delapan pemain), secara dramatis mengalahkan tim ibukota Jakarta dengan skor 101-100. Sedangkan tuan rumah Jawa Barat hanya kebagian medali perunggu. Di babak semifinal putri Bali dikandaskan DKI Jakarta, tapi dalam perebutan medali perunggu berhasil mengalahkan Jawa Tengah 105-89.
"Kami bersyukur kerja keras anak-anak, karena baru pertama kalinya tim cricket Bali meraih medali emas dalam ajang PON," kata manajer tim Cricket PON Bali, Made Erawan. Sebelum melaju ke partai puncak, tim putra Bali mengalahkan Sumatera Barat 124- 68.
Di partai puncak, meskipun terlihat unggul tipis, tapi perolehan Bali sudah tak bisa dikejar DKI. Bali menyudahi permainan sebelum over ke-10, sudah mampu mengantongi nilai 101. Sehingga sisa 4 over tidak diambil lagi. "DKI Jakarta main sampai hitungan over ke-14 hanya mampu mengumpulkan nilai 101. Sedangkan Bali baru main sampai over ke- 10 saja sudah memiliki nilai skor 101. Hingga 4 over lagi dibiarkan begitu saja. Sebab, sudah pasti nilainya lebih dan dapat medali emas," ucap I Made Erawan.
Dalam ajang itu, Bali menurunkan skuad utama seperti Alvianus Umbu, Febrianto Frans, Gede Darma, Yogi Prastama, Dewa Putra Kisawa, Bayu Nusantara, Kadek Budiana, Kadek Darmawan, Gamantika, Arya Pastika, Herry Widhi, Wayan Budiarta, Wira Adnyana dan Ari Pranayoga.
Namun, dalam laga itu ada enam pemain Bali yang tampil memukau saat menghadapi Jakarta seperti Kadek Gamantika, Kadek Budiartha, Gede Dharmawan, Ketut Arya, Dewa Pisawa, dan Gede Dharmawan. "Kadek Gamantika ini anggota timnas cricket dan sering mendapat pengawasan ketat pemain Jakarta," kata Erawan.
Selain menyumbang emas, Cricket juga meraih medali perunggu di nomor Super Eight Putri. Kali ini medali emas dimenangi oleh tim cricket DKI Jakarta dan medali perak disabet Jawa Barat. Tapi Bali masih berpeluang meraih medali emas lagi pada Kamis (22/9) ini, karena masih ada nomor Super 20’S (Super Twenty) putra dan putri.
“Saya yakin di nomor twenty-twenty akan dapat meraih medali emas lagi. Jika tidak putri mudah-mudahan di putra,” kata Erawan sembari menyebut rival akan tetap datang dari tim Cricket DKI Jakarta dan tuan rumah Jawa Barat.
Menurut Erawan, perbedaan yang mencolok di dua nomor tersebut yakni, kalau nomor super eight jumlah pemainnya hanya 8 orang, sementara di nomor twenty-twenty 11 orang. Sistem penilaian yang mencolok terletak pada istilah double straight. Kalau di double straight ada nilai kelipatan. Jika sukses melakukan pukulan sebanyak 4 atau 6 kali, jumlah pukulan itu dikalikan 2. Hingga skornya bisa berlipat ganda. Sedangkan di nomor twenty-twenty sistem penilaiannya standar. Jika berhasil hanya melakukan pukulan sekali atau 3 kali tidak berlaku kelipatan. Cukup jumlah nilai skor dihitung jumlah pukulan yang didapat.
Pada laga penyisihan Kamis ini, tim putra berhadapan dengan Banten, sedangkan tim putri bertemu DKI Jakarta. Sementara untuk pemain yang diturunkan masih hampir sama dengani nomor super eight. Hanya saja, di twenty-twenty jumlahnya 11 pemain. Dimana, tim Criket putri dihuni Anak Agung Ayu Diva Adnyawati, AA Istri Agung Pranita Bastari, Aulia Dinsa Avianty, Dewa Ayu Setiawati, Dewa Ayu Trisna Muliana Dewi, Kadek Dika Sasmaya Dewi, Ni Kadek Fitria Rada Rani, Ni Kadek Merta Nadi, Ni Made Ita Ariani, Ni Putu Ayu Nanda Sakarini, Nike Wahyu Suci Martaningrat, Putu Deby Kumala Riyantini, dan Putu Sri Apridayanti. "Soal pemain yang akan diturunkan itu tergantung siapa yang paling siap dan dalam kondisi fit. Tapi, nama-nama tadi kualitasnya tak jauh beda. Hingga semua diandalkankan untuk kesempatan bisa turun nanti di nomor twenty-twenty," jelas Erawan. *dek
"Kami bersyukur kerja keras anak-anak, karena baru pertama kalinya tim cricket Bali meraih medali emas dalam ajang PON," kata manajer tim Cricket PON Bali, Made Erawan. Sebelum melaju ke partai puncak, tim putra Bali mengalahkan Sumatera Barat 124- 68.
Di partai puncak, meskipun terlihat unggul tipis, tapi perolehan Bali sudah tak bisa dikejar DKI. Bali menyudahi permainan sebelum over ke-10, sudah mampu mengantongi nilai 101. Sehingga sisa 4 over tidak diambil lagi. "DKI Jakarta main sampai hitungan over ke-14 hanya mampu mengumpulkan nilai 101. Sedangkan Bali baru main sampai over ke- 10 saja sudah memiliki nilai skor 101. Hingga 4 over lagi dibiarkan begitu saja. Sebab, sudah pasti nilainya lebih dan dapat medali emas," ucap I Made Erawan.
Dalam ajang itu, Bali menurunkan skuad utama seperti Alvianus Umbu, Febrianto Frans, Gede Darma, Yogi Prastama, Dewa Putra Kisawa, Bayu Nusantara, Kadek Budiana, Kadek Darmawan, Gamantika, Arya Pastika, Herry Widhi, Wayan Budiarta, Wira Adnyana dan Ari Pranayoga.
Namun, dalam laga itu ada enam pemain Bali yang tampil memukau saat menghadapi Jakarta seperti Kadek Gamantika, Kadek Budiartha, Gede Dharmawan, Ketut Arya, Dewa Pisawa, dan Gede Dharmawan. "Kadek Gamantika ini anggota timnas cricket dan sering mendapat pengawasan ketat pemain Jakarta," kata Erawan.
Selain menyumbang emas, Cricket juga meraih medali perunggu di nomor Super Eight Putri. Kali ini medali emas dimenangi oleh tim cricket DKI Jakarta dan medali perak disabet Jawa Barat. Tapi Bali masih berpeluang meraih medali emas lagi pada Kamis (22/9) ini, karena masih ada nomor Super 20’S (Super Twenty) putra dan putri.
“Saya yakin di nomor twenty-twenty akan dapat meraih medali emas lagi. Jika tidak putri mudah-mudahan di putra,” kata Erawan sembari menyebut rival akan tetap datang dari tim Cricket DKI Jakarta dan tuan rumah Jawa Barat.
Menurut Erawan, perbedaan yang mencolok di dua nomor tersebut yakni, kalau nomor super eight jumlah pemainnya hanya 8 orang, sementara di nomor twenty-twenty 11 orang. Sistem penilaian yang mencolok terletak pada istilah double straight. Kalau di double straight ada nilai kelipatan. Jika sukses melakukan pukulan sebanyak 4 atau 6 kali, jumlah pukulan itu dikalikan 2. Hingga skornya bisa berlipat ganda. Sedangkan di nomor twenty-twenty sistem penilaiannya standar. Jika berhasil hanya melakukan pukulan sekali atau 3 kali tidak berlaku kelipatan. Cukup jumlah nilai skor dihitung jumlah pukulan yang didapat.
Pada laga penyisihan Kamis ini, tim putra berhadapan dengan Banten, sedangkan tim putri bertemu DKI Jakarta. Sementara untuk pemain yang diturunkan masih hampir sama dengani nomor super eight. Hanya saja, di twenty-twenty jumlahnya 11 pemain. Dimana, tim Criket putri dihuni Anak Agung Ayu Diva Adnyawati, AA Istri Agung Pranita Bastari, Aulia Dinsa Avianty, Dewa Ayu Setiawati, Dewa Ayu Trisna Muliana Dewi, Kadek Dika Sasmaya Dewi, Ni Kadek Fitria Rada Rani, Ni Kadek Merta Nadi, Ni Made Ita Ariani, Ni Putu Ayu Nanda Sakarini, Nike Wahyu Suci Martaningrat, Putu Deby Kumala Riyantini, dan Putu Sri Apridayanti. "Soal pemain yang akan diturunkan itu tergantung siapa yang paling siap dan dalam kondisi fit. Tapi, nama-nama tadi kualitasnya tak jauh beda. Hingga semua diandalkankan untuk kesempatan bisa turun nanti di nomor twenty-twenty," jelas Erawan. *dek
1
Komentar