Hasil Swab Belum Keluar, PDP Meninggal
Sebelum dirawat di BRSU Tabanan, pasien sempat berobat ke RS swasta di Tabanan, ke klinik swasta di Denpasar, dan ke dokter praktek swasta di Tabanan.
TABANAN, NusaBali
Kasus pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal dunia kembali terjadi di Kabupaten Tabanan. Pasien yang tinggal di Kecamatan Kediri meninggal dunia di BRSU Tabanan pada Selasa (30/6). Pasien berjenis kelamin perempuan berusia 44 tahun meninggal dunia sekitar pukul 13.00 Wita. Pasien bersangkutan masuk BRSU Tabanan pada Minggu (28/6).
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan (GTPP) Covid-19 Tabanan I Putu Dian Setiawan, menyatakan satu PDP meninggal dunia. Namun pihaknya belum bisa menyebut PDP itu meninggal karena virus Corona (Covid-19). “Hasil swab pertama dan swab kedua belum keluar, kami masih menunggu. Jadi belum bisa dipastikan yang bersangkutan meninggal karena Covid-19,” ungkap Dian Setiawan, Selasa kemarin.
Dikatakannya, pasien yang diketahui karyawan swasta di Denpasar ini masuk BRSU Tabanan pada Minggu (28/6). Sebelum dirawat di ruang isolasi BRSU Tabanan, pasien sudah sakit selama 6 hari mengeluhkan demam. Bahkan sudah sempat berobat di tiga layanan kesehatan.
Karena demam, yang bersangkutan berobat ke rumah sakit swasta di Tabanan, kemudian sempat berobat ke klinik swasta yang ada di Denpasar. Ternyata sakitnya tak kunjung sembuh. Kembali lagi yang bersangkutan berobat ke dokter praktek swasta di Tabanan. “Karena tak kunjung sembuh dan mengeluhkan sesak napas, akhirnya berobat ke BRSU Tabanan,” ungkap Dian Setiawan.
Setelah berobat ke BRSU Tabanan, pasien dilakukan pemeriksaan rontgen dan ternyata ada gejala pneumonia. Ketika dilakukan rapid test hasilnya reaktif. “Karena hasil reaktif, akhirnya pasien dirawat di ruang isolasi dan ditetapkan sebagai PDP,” tegas Dian Setiawan.
Kepada PDP tersebut dilakukan swab sebanyak dua kali, namun hasilnya belum keluar, dan pasien keburu meninggal. “Untuk penguburan sudah dilakukan sesuai protokol kesehatan Covid-19. Pasien dikubur di wilayah Kecamatan Kediri,” ucap Dian Setiawan.
Menurut Dian Setiawan, jika nanti hasil swab dari yang bersangkutan positif, terhadap petugas medis di BRSU Tabanan yang memakai APD level 2 akan di-tracing contact. Begitu pula dengan petugas kesehatan di tiga layanan kesehatan yang sempat dikunjungi pasien, pun akan dilakukan tracing contact. “Saat ini belum dilakukan tracing contact karena hasil swab belum keluar,” tandasnya.
Sementara di hari yang sama, GTTP Covid-19 Tabanan menginformasikan tidak ada penambahan kasus Covid-19, justru adanya 2 pasien sembuh. Yang sembuh adalah pasien PMI asal Desa Geluntung, Kecamatan Marga, dan pasien warga lokal asal Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan. Kedua pasien sebelumnya dirawat di UPTD RS Nyitdah.
Dan secara akumulasi pasien positif di Tabanan berjumlah 68 orang, dalam perawatan 30 dan dinyatakan sembuh 38 orang. *des
Kasus pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal dunia kembali terjadi di Kabupaten Tabanan. Pasien yang tinggal di Kecamatan Kediri meninggal dunia di BRSU Tabanan pada Selasa (30/6). Pasien berjenis kelamin perempuan berusia 44 tahun meninggal dunia sekitar pukul 13.00 Wita. Pasien bersangkutan masuk BRSU Tabanan pada Minggu (28/6).
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan (GTPP) Covid-19 Tabanan I Putu Dian Setiawan, menyatakan satu PDP meninggal dunia. Namun pihaknya belum bisa menyebut PDP itu meninggal karena virus Corona (Covid-19). “Hasil swab pertama dan swab kedua belum keluar, kami masih menunggu. Jadi belum bisa dipastikan yang bersangkutan meninggal karena Covid-19,” ungkap Dian Setiawan, Selasa kemarin.
Dikatakannya, pasien yang diketahui karyawan swasta di Denpasar ini masuk BRSU Tabanan pada Minggu (28/6). Sebelum dirawat di ruang isolasi BRSU Tabanan, pasien sudah sakit selama 6 hari mengeluhkan demam. Bahkan sudah sempat berobat di tiga layanan kesehatan.
Karena demam, yang bersangkutan berobat ke rumah sakit swasta di Tabanan, kemudian sempat berobat ke klinik swasta yang ada di Denpasar. Ternyata sakitnya tak kunjung sembuh. Kembali lagi yang bersangkutan berobat ke dokter praktek swasta di Tabanan. “Karena tak kunjung sembuh dan mengeluhkan sesak napas, akhirnya berobat ke BRSU Tabanan,” ungkap Dian Setiawan.
Setelah berobat ke BRSU Tabanan, pasien dilakukan pemeriksaan rontgen dan ternyata ada gejala pneumonia. Ketika dilakukan rapid test hasilnya reaktif. “Karena hasil reaktif, akhirnya pasien dirawat di ruang isolasi dan ditetapkan sebagai PDP,” tegas Dian Setiawan.
Kepada PDP tersebut dilakukan swab sebanyak dua kali, namun hasilnya belum keluar, dan pasien keburu meninggal. “Untuk penguburan sudah dilakukan sesuai protokol kesehatan Covid-19. Pasien dikubur di wilayah Kecamatan Kediri,” ucap Dian Setiawan.
Menurut Dian Setiawan, jika nanti hasil swab dari yang bersangkutan positif, terhadap petugas medis di BRSU Tabanan yang memakai APD level 2 akan di-tracing contact. Begitu pula dengan petugas kesehatan di tiga layanan kesehatan yang sempat dikunjungi pasien, pun akan dilakukan tracing contact. “Saat ini belum dilakukan tracing contact karena hasil swab belum keluar,” tandasnya.
Sementara di hari yang sama, GTTP Covid-19 Tabanan menginformasikan tidak ada penambahan kasus Covid-19, justru adanya 2 pasien sembuh. Yang sembuh adalah pasien PMI asal Desa Geluntung, Kecamatan Marga, dan pasien warga lokal asal Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan. Kedua pasien sebelumnya dirawat di UPTD RS Nyitdah.
Dan secara akumulasi pasien positif di Tabanan berjumlah 68 orang, dalam perawatan 30 dan dinyatakan sembuh 38 orang. *des
Komentar