Layanan GoLife Ditutup Permanen
DENPASAR, NusaBali
Aplikasi layanan GoLife yang merupakan bagian dari Gojek secara resmi ditutup secara permanen. Terhitung sejak tanggal 27 Juli 2020, aplikasi GoLife berikut layanan kebersihan GoClean dan layanan terapi pijat GoMassage tidak akan dapat digunakan lagi. Keputusan ini diambil melihat situasi pandemi Covid-19 yang membuat perubahan pada perilaku masyarakat.
“Layanan GoLife yang meliputi layanan GoMassage dan GoClean akan dihentikan. Keputusan ini diambil berdasarkan evaluasi atas situasi makro ekonomi dan perubahan perilaku masyarakat yang menjadi lebih waspada terhadap aktivitas yang melibatkan kontak fisik ataupun kegiatan yang tidak memungkinkan untuk berjaga jarak. Layanan GoLife membutuhkan interaksi jarak dekat, dan mengalami penurunan permintaan secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan pandemi COVID-19. Aplikasi GoLife dapat digunakan hingga 27 Juli 2020,” demikian pernyataan resmi Co-CEO Gojek Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi dalam rilis pers.
Ditutupnya layanan GoLife berarti pula pemutusan hubungan kerja bagi para mitra GoLife. Seperti yang dialami Dewi Masitah dan Nuri Hidayati, dua terapis pijat yang sebelumnya merupakan mitra dari GoMassage dan beroperasi di Denpasar. Kedua terapis ini menyayangkan ditutupnya layanan tersebut, yang membuat tak hanya mereka, namun juga rekan-rekannya kehilangan penghasilan.
Saat menjadi mitra GoLife, mereka bisa mendapatkan lima hingga enam orang pelanggan dengan penghasilan tak kurang dari Rp 300.000 sehari, bahkan lebih. “Dua ratus tiga ratus itu paling kecil sehari,” konfirmasi kedua terapis ini dengan kompak, Senin (29/6).
Menurunnya penghasilan dari memijat ini dirasakan sejak Maret lalu, saat wabah Covid-19 mulai merebak di Bali. Sempat, Dewi Masitah dan Nuri Hidayati berharap-harap cemas agar layanan GoLife yang ditutup sementara akan dibuka kembali. Sementara itu, mereka juga sambil menerima panggilan memijat secara offline. “Tapi hanya satu dua saja, karena pelanggan juga takut kan,” lanjut Dewi Masitah.
Setelah menerima pemberitahuan bahwa layanan GoLife ditutup secara permanen, kini kedua terapis ini menjadi mitra terapis pijat di sejumlah aplikasi layanan pijat lainnya. Namun, ketakutan pelanggan akan Covid-19 dan ditambah juga dengan kurang populernya aplikasi tempat mereka sekarang bermitra membuat pelanggan yang saat ini menggunakan jasa pijat mereka masih terbatas pada satu atau dua orang setiap hari. “Bersyukur, diterima. Tapi belum banyak orang yang tahu aplikasinya karena masih baru. Ini juga tidak bisa di semua Hp,” jelas Dewi Masitah.
Pekerjaan sampingan pun dilakukan. Kedua terapis yang juga harus memikirkan kebutuhan keluarga ini menerima tawaran untuk membersihkan rumah, kamar kos, dan villa. Untuk layanan pembersihan ini pun, mereka tidak berani mematok harga. Bayaran yang didapat ditentukan oleh pengguna jasa kebersihan ini.
Meski kini layanan GoLife telah ditutup secara permanen, namun baik Dewi Masitah dan Nuri Hidayati berharap agar layanan GoLife dapat dibuka kembali. Ditanya soal apakah akan pulang kampung atau mengambil pekerjaan lain pun, mereka mengaku tak memiliki banyak opsi. “Kalau di sini kan setidaknya ada satu dua pelanggan. Masih bisa kerja. Kalau pulang kampung, mau kerja apa?” pungkas Nuri Hidayati.
Juga, meski terdampak secara langsung dengan ditutupnya GoLife, kedua terapis ini bersyukur pihak Gojek memberikan sedikit kompensasi bagi para mitra. Kompensasi yang dimaksud adalah Program Solidaritas Mitra Covid-19 yang juga disebutkan dalam pernyataan resmi oleh pihak Gojek.
“Gojek akan memberikan dukungan berupa ‘Program Solidaritas Mitra COVID-19’ kepada mitra yang aktif menggunakan platform sebelum adanya pembatasan akibat COVID-19. Hal ini berupa program peningkatan keterampilan melalui pelatihan online yang dapat menjadi bekal jangka panjang untuk memperoleh penghasilan tambahan. Selain itu, Gojek juga akan memberikan program bantuan dana tunai untuk mitra aktif yang memenuhi kriteria,” lanjut pernyataan dari pihak Gojek tersebut.*cr74
Komentar