Golkar-Demokrat 'Ngekor' Paket Surya
Kader Golkar dan Demokrat diperintahkan galang KTP dukungan untuk amankan pencalonan Paket Surya
Sayangnya, Ketua DPD II Golkar Buleleng, Putu Singyen, belum bisa dikonfirmasi terkait sikap politik partainya yang diisukan pilih tidak usung paket calon ke Pilkada 2017. Saat ditelepon kemarin, terdengar nada sambung, namun tidak bersedia angkat ponsel. Sedangkan Ketua DPC Demokrat Buleleng, Luh Gede Herryani, tak mau banyak komentar. “Belum..., belum... Kita masih punya waktu, lihat saja nanti,” ujar Luh De Herryani dengan nada meyakinkan.
Sedangkan Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta, mengatakan KBM bisa me-ngusung calon bisa juga tidak di Pilkada Buleleng 2017. “Segala kemungkinan bisa terjadi. Bisa mengarah ke Paket Surya, bisa tidak. Kalau ada isu KBM akan ikut antar pendaftaran Paket Surya, ya bisa terjadi, bisa tidak,” ujar Mudarta saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Rabu kemarin.
Mudarta mengatakan Pilkada Buleleng 2017 akan mirip Pilgub DKI Jakarta 2017, di mana PDIP keluarkan relkomedasi Paket Ahok-Djarot saat last minute. “Yang jelas, KBM sudah punya sikap untuk diputuskan 23 September 2016 nanti. Kan masih ada waktu sampai 23 September,” katanya.
Mudarta mengatakan, KBM sebenarnya sudah memiliki survei kandidat dan opsi paket calon yang akan diusung. Sekarang tinggal menunggu keputusan DPP masing-masing. “DPP yang putuskan nanti. Itu gampang, karena sekarang sudah era teknologi. Surat bisa di-email dan langsung sudah ada tandatangan dengan cepat.”
Sedangkan Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, mengatakan kalaupun nanti KBM tidak mengeluarkan paket calon, kondisi terburuk adalah dukung Paket Surya. Apalagi, Dewa Sukrawan, politisi senior PDIP yang menempati posisi Cabup Buleleng di Paket Surya, sudah pernah medharmasuaka ke Sekretariat KBM di Sekar Tunjung Center (STC), Jalan Gatot Subaroto Timur Denpasar.
“Paket calon yang kita bahas dulu digodok maksimal. Masih ada waktu. Kita pasti menentukan sikap untuk mendukung kandidat calon. Kita pasti mengusung atau dukung salah satu pasangan calon di Buleleng. Kalau tidak bisa mengusung, kan bisa mendukung,” ujar Sudikerta.
Golkar-Demokrat sendiri sempat pasang tiga opsi paket calon untuk diadu ke Pilkada Buleleng 2017, yakni Ketut Rochineng-Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles, Ketut Ro-chineng-I Gede Ariadi, dan I Gede Ariadi-Komang Nova Sewi Putra. Ketut Rochineng merupakan figur non kader asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng yang kini menjabat Kepala Badan Kepegawaian daerah (BKD) Provinsi Bali). Sedangkan Pak Oles adalah mantan Ketua DPD Hanura Bali yang kini fungisonaris DPD Demokrat Bali. Sebelumnya, Pak Oles sempat menjadi anggota Fraksi PDIP DPRD Bali 1999-2003 dan anggota DPRD Bali 2009-2014 dari Hanura.
Sebaliknya, Gede Ariadi adalah Ketua Harian DPD II Golkar Buleleng yang mantan Cabup Buleleng dari Golkar di Pilkada 2012. Ariadi merupakan putra dari mantan Bupati Buleleng (2002-2007, 2007-2012) Gede Bagiada. Sementara Komang Nova Sewi Putra merupakan politisi Demokrat yang kini anggota DPRD Bali dan sebelumnya sempat menjadi Cawabup Buleleng (pendamping Ni Putu Tutik Kusuma wardhani) di Pilkada 2012.
Jika nanti KBM benar-benar tidak usung paket calon, berati Pilkada Buleleng, 15 Februari 2017, akan melibatkan tarung head to head antara PAS-Sutji vs Paket Surya. PAS-Sutji merupakan pasangan incumbent yang diusung PDIP bersama Hanura-Gerindra-NasDem-PPP-PAN-PKB. Saat ini, PAS-Sutji masih menjabat Bupati-Wakil Bupati Buleleng 2012-2017.
Sedangkan Paket Surya (Dewa Sukrawan-Gede Dharma Wijaya) merupakan pasangan calon jalur Independen. Dewa Sukrawan adalah politisi mantan Ketua DPC PDIP Buleleng 2010-2015 dan Ketua DPRD Buleleng 2009-2014, yang kini menjabat Bendahara DPD PDIP Bali. Sementara Dharma Wijaya adalah politisi mantan Ketua DPC Demokrat Buleleng 2006-2011 dan Wakil Ketua DPRD Buleleng 2009-2014.
Sementara itu, Gerindra akhirnya benar-benar merapat ke barisan PAS-Sutji, dari semula sebagai mitra Golkar-Demokrat di KBM. Bahkan, Ketua DPC Gerindra Buleleleng Jro Nyoman Ray Yusha dan sederet kadernya, ikut mengantarkan pendaftaran PAS-Sutji ke Kantor KPU Buleleng di Jalan Ahmad Yani Singaraja, Rabu kemarin.
“Ya, kami putuskan mendukung PAS-Sutji, karena KBM tidak jelas. Seperti yang pernah saya sampaikan dulu, masa saya sebagai kader mau dibanding-bandingkan dengan non kader? Sedangkan koalisinya saja (KBM) belum dibahas,” tandas Ray Yusha saat dikonfirmasi NusaBali di sela-sela pendaftaran PAS-Sutji, Rabu kemarin. * k19,nat
Sedangkan Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta, mengatakan KBM bisa me-ngusung calon bisa juga tidak di Pilkada Buleleng 2017. “Segala kemungkinan bisa terjadi. Bisa mengarah ke Paket Surya, bisa tidak. Kalau ada isu KBM akan ikut antar pendaftaran Paket Surya, ya bisa terjadi, bisa tidak,” ujar Mudarta saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Rabu kemarin.
Mudarta mengatakan Pilkada Buleleng 2017 akan mirip Pilgub DKI Jakarta 2017, di mana PDIP keluarkan relkomedasi Paket Ahok-Djarot saat last minute. “Yang jelas, KBM sudah punya sikap untuk diputuskan 23 September 2016 nanti. Kan masih ada waktu sampai 23 September,” katanya.
Mudarta mengatakan, KBM sebenarnya sudah memiliki survei kandidat dan opsi paket calon yang akan diusung. Sekarang tinggal menunggu keputusan DPP masing-masing. “DPP yang putuskan nanti. Itu gampang, karena sekarang sudah era teknologi. Surat bisa di-email dan langsung sudah ada tandatangan dengan cepat.”
Sedangkan Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, mengatakan kalaupun nanti KBM tidak mengeluarkan paket calon, kondisi terburuk adalah dukung Paket Surya. Apalagi, Dewa Sukrawan, politisi senior PDIP yang menempati posisi Cabup Buleleng di Paket Surya, sudah pernah medharmasuaka ke Sekretariat KBM di Sekar Tunjung Center (STC), Jalan Gatot Subaroto Timur Denpasar.
“Paket calon yang kita bahas dulu digodok maksimal. Masih ada waktu. Kita pasti menentukan sikap untuk mendukung kandidat calon. Kita pasti mengusung atau dukung salah satu pasangan calon di Buleleng. Kalau tidak bisa mengusung, kan bisa mendukung,” ujar Sudikerta.
Golkar-Demokrat sendiri sempat pasang tiga opsi paket calon untuk diadu ke Pilkada Buleleng 2017, yakni Ketut Rochineng-Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles, Ketut Ro-chineng-I Gede Ariadi, dan I Gede Ariadi-Komang Nova Sewi Putra. Ketut Rochineng merupakan figur non kader asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng yang kini menjabat Kepala Badan Kepegawaian daerah (BKD) Provinsi Bali). Sedangkan Pak Oles adalah mantan Ketua DPD Hanura Bali yang kini fungisonaris DPD Demokrat Bali. Sebelumnya, Pak Oles sempat menjadi anggota Fraksi PDIP DPRD Bali 1999-2003 dan anggota DPRD Bali 2009-2014 dari Hanura.
Sebaliknya, Gede Ariadi adalah Ketua Harian DPD II Golkar Buleleng yang mantan Cabup Buleleng dari Golkar di Pilkada 2012. Ariadi merupakan putra dari mantan Bupati Buleleng (2002-2007, 2007-2012) Gede Bagiada. Sementara Komang Nova Sewi Putra merupakan politisi Demokrat yang kini anggota DPRD Bali dan sebelumnya sempat menjadi Cawabup Buleleng (pendamping Ni Putu Tutik Kusuma wardhani) di Pilkada 2012.
Jika nanti KBM benar-benar tidak usung paket calon, berati Pilkada Buleleng, 15 Februari 2017, akan melibatkan tarung head to head antara PAS-Sutji vs Paket Surya. PAS-Sutji merupakan pasangan incumbent yang diusung PDIP bersama Hanura-Gerindra-NasDem-PPP-PAN-PKB. Saat ini, PAS-Sutji masih menjabat Bupati-Wakil Bupati Buleleng 2012-2017.
Sedangkan Paket Surya (Dewa Sukrawan-Gede Dharma Wijaya) merupakan pasangan calon jalur Independen. Dewa Sukrawan adalah politisi mantan Ketua DPC PDIP Buleleng 2010-2015 dan Ketua DPRD Buleleng 2009-2014, yang kini menjabat Bendahara DPD PDIP Bali. Sementara Dharma Wijaya adalah politisi mantan Ketua DPC Demokrat Buleleng 2006-2011 dan Wakil Ketua DPRD Buleleng 2009-2014.
Sementara itu, Gerindra akhirnya benar-benar merapat ke barisan PAS-Sutji, dari semula sebagai mitra Golkar-Demokrat di KBM. Bahkan, Ketua DPC Gerindra Buleleleng Jro Nyoman Ray Yusha dan sederet kadernya, ikut mengantarkan pendaftaran PAS-Sutji ke Kantor KPU Buleleng di Jalan Ahmad Yani Singaraja, Rabu kemarin.
“Ya, kami putuskan mendukung PAS-Sutji, karena KBM tidak jelas. Seperti yang pernah saya sampaikan dulu, masa saya sebagai kader mau dibanding-bandingkan dengan non kader? Sedangkan koalisinya saja (KBM) belum dibahas,” tandas Ray Yusha saat dikonfirmasi NusaBali di sela-sela pendaftaran PAS-Sutji, Rabu kemarin. * k19,nat
1
2
Komentar