Luh Sinta Bikin Quat-trick di PON
Lifter angkat besi Ni Luh Sinta Darmariani, 30, untuk keempat kalinya sabet medali emas buat kontingen Bali di arena PON.
Prestasi yang dibukukan Luh Sinta Darmariani ini terbilang fenomenal. Dengan meraih medali emas secara beruntun dalam empat kali gelaran PON, prestasi Sinta hanya kalah mentereng dari atlet gaek di cabang layar, I Gusti Made Oka Sulaksana. Perlu dicatat, Oka Sulaksana yang sudahj berkiprah sejak 1985 telah mempersembahkan total 6 medali emas di arena PON.
Dalam empat kali gelaran PON di mana selalu membuahkan medali emas, Sinta turun di kelas berbeda-beda. Dalam PON Palembang 2004, Sinta yang kala itu baru berusia 18 tahun dan untuk kali pertama berlaga, sabet medali emas di Kelas 69 Kg Putri. Sedangkan dalam PON Kalimantan Timur 2008, Sinta sabet emas di Kelas 75 Kg Putri. Sementara dalam PON Riau 2012 lalu, Sinta persembahkan emas melalui Kelas 69 Kg Putri. Di PON Jabar 2016 ini, lifter penyandang gelar sarjana yang kini bekerja sebagai PNS Kementerian Pemuda dan Olahraga ini justru sabet emas di Kelas 63 Kg Putri.
Luh Sinta Dramariani termasuk salah satu legenda hidup angkat besi Bali. Selain berjaya di 4 kali gelaran PON, atlet dengan tinggi badan hanya 156 Cm ini juga telah mengharumkan nama bansa di pentas SEA Games, Asian Games, dan Kejuaraan Dunia. Sinta, antara lain. raih medali emas dan sekaligus pecahkan rekor SEA Games Kelas 75 Kg Putri pada SEA Games 2007 di Thailand.
Pelatih Angkat Besi Pon Bali, Joko Hanggono, mengakui prestasi Luh Sinta aghak menurun di PON XIX 2016, karena termakan usia. "Ya, prestasi Sinta agak turun angkatannya karena dipengaruhi faktor usia. Kemenangan ini diraih lewat modifikasi program di usianya yang tidak muda lagi," jelas Joko Honggono yang juga mantan lifter andalan Bali di Kelas 100 Kg Putra.
Sementara itu, satu medali emas luput dari bidikan Bali di cabang angkat besi. Ini menyusul kegagalan I Ketut Ariana di Kelas 77 Kg Putra. Dalam tarung kemarin, Ketut Ariana yang notabene atlet Olimpiade Rio de Jenairo 2016, hanya mampu mempersembahkan medali perak buat kontingen Bali.
Ariani diungguli lifter Kaltim, Edi Kurniawan, yang sabet emas Kelas 77 Kg Putra dengan total angkatan 320 kg (dari angkatan snatch seberat 141 kg dan angkatan clean and jerk seberat 179 kg). Ariana sendiri menduduki peringkat kedua dengan total angkatan 319 kg (dari angkatan snatch seberat 142 kg dan angkatan clean and jerk seberat 177 kg). Sedangkan medali perungu disabet lifter Jawa Timur, Sando Waldemar, dengan total angkatan 302 kg. * dek,nar
Dalam empat kali gelaran PON di mana selalu membuahkan medali emas, Sinta turun di kelas berbeda-beda. Dalam PON Palembang 2004, Sinta yang kala itu baru berusia 18 tahun dan untuk kali pertama berlaga, sabet medali emas di Kelas 69 Kg Putri. Sedangkan dalam PON Kalimantan Timur 2008, Sinta sabet emas di Kelas 75 Kg Putri. Sementara dalam PON Riau 2012 lalu, Sinta persembahkan emas melalui Kelas 69 Kg Putri. Di PON Jabar 2016 ini, lifter penyandang gelar sarjana yang kini bekerja sebagai PNS Kementerian Pemuda dan Olahraga ini justru sabet emas di Kelas 63 Kg Putri.
Luh Sinta Dramariani termasuk salah satu legenda hidup angkat besi Bali. Selain berjaya di 4 kali gelaran PON, atlet dengan tinggi badan hanya 156 Cm ini juga telah mengharumkan nama bansa di pentas SEA Games, Asian Games, dan Kejuaraan Dunia. Sinta, antara lain. raih medali emas dan sekaligus pecahkan rekor SEA Games Kelas 75 Kg Putri pada SEA Games 2007 di Thailand.
Pelatih Angkat Besi Pon Bali, Joko Hanggono, mengakui prestasi Luh Sinta aghak menurun di PON XIX 2016, karena termakan usia. "Ya, prestasi Sinta agak turun angkatannya karena dipengaruhi faktor usia. Kemenangan ini diraih lewat modifikasi program di usianya yang tidak muda lagi," jelas Joko Honggono yang juga mantan lifter andalan Bali di Kelas 100 Kg Putra.
Sementara itu, satu medali emas luput dari bidikan Bali di cabang angkat besi. Ini menyusul kegagalan I Ketut Ariana di Kelas 77 Kg Putra. Dalam tarung kemarin, Ketut Ariana yang notabene atlet Olimpiade Rio de Jenairo 2016, hanya mampu mempersembahkan medali perak buat kontingen Bali.
Ariani diungguli lifter Kaltim, Edi Kurniawan, yang sabet emas Kelas 77 Kg Putra dengan total angkatan 320 kg (dari angkatan snatch seberat 141 kg dan angkatan clean and jerk seberat 179 kg). Ariana sendiri menduduki peringkat kedua dengan total angkatan 319 kg (dari angkatan snatch seberat 142 kg dan angkatan clean and jerk seberat 177 kg). Sedangkan medali perungu disabet lifter Jawa Timur, Sando Waldemar, dengan total angkatan 302 kg. * dek,nar
1
2
Komentar