PAD Denpasar Merosot Tajam
Gaji Pegawai Pemkot Terancam Dipotong
Sektor pariwisata yang menjadi andalan pendapatan Denpasar tak berdaya akibat dampak Covid-19.
DENPASAR, NusaBali
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Denpasar terus merosot selama 4 bulan terakhir. Bahkan, Pemkot diprediksi mengalami devisit hingga Rp 250 miliar. Sedangkan pemasukan PAD hanya maksimal sebanyak 5 persen dari bulan-bulan biasanya.
Plt Asisten II Setda Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Eddy Mulia saat dihubungi, Kamis (2/7) mengungkapkan, pendapatan utama Kota Denpasar dan paling tinggi hanya dari sektor pariwisata. Sektor pariwisata yang semakin melemah tidak bisa lagi membantu untuk memberikan kontribusi terhadap program kegiatan Pemkot Denpasar yang selama ini sudah digeser ke penanganan Covid-19 (virus Corona).
Eddy Mulia mengatakan, selain sektor pariwisata, Denpasar juga ada pendapatan dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Namun kata dia, pembayaran masyarakat dipastikan seret karena ada adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan karyawan dirumahkan. Sebab pendapatan mereka juga sudah pas-padan.
"Ada juga pendapatan kita kan dari pajak Izin Mendirikan Bangunan (IMB) tetapi kita lihat sekarang tidak ada yang membangun. Paling banyak kita hanya masuk 5 persen dari pendapatan biasanya. Jadi kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa, sementara anggaran Covid-19 Kota Denpasar masih terus perlu anggaran," ungkap Eddy Mulia.
Asisten III Setda Kota Denpasar ini mengaku, target dari PAD setiap tahunnya sebesar Rp 900 miliar. "Kalau dihitung perbulannya pendapatan kita harusnya Rp 75 miliar. Namun, dalam 4 bulan ini merosot sekali. Beruntungnya penanganan Covid-19 juga dibantu pusat. Tetapi ini kan belum kita tahu sampai kapan akan berlangsung. Kalau terus seperti ini, kami juga bingung," imbuhnya.
Kata Eddy Mulia, jika sampai Desember 2020 pandemi ini akan terus berlanjut, maka tidak menutup kemungkinan anggaran belanja pegawai juga akan digeser. Itu artinya akan ada pemotongan gaji pegawai Pemkot Denpasar. "Kalau sudah tidak ada cara lain mau tidak mau anggaran belanja pegawai bisa-bisa juga digeser, yang sekarang aja sudah Rp 100 miliar lebih habisnya," tandasnya. *mis
Plt Asisten II Setda Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Eddy Mulia saat dihubungi, Kamis (2/7) mengungkapkan, pendapatan utama Kota Denpasar dan paling tinggi hanya dari sektor pariwisata. Sektor pariwisata yang semakin melemah tidak bisa lagi membantu untuk memberikan kontribusi terhadap program kegiatan Pemkot Denpasar yang selama ini sudah digeser ke penanganan Covid-19 (virus Corona).
Eddy Mulia mengatakan, selain sektor pariwisata, Denpasar juga ada pendapatan dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Namun kata dia, pembayaran masyarakat dipastikan seret karena ada adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan karyawan dirumahkan. Sebab pendapatan mereka juga sudah pas-padan.
"Ada juga pendapatan kita kan dari pajak Izin Mendirikan Bangunan (IMB) tetapi kita lihat sekarang tidak ada yang membangun. Paling banyak kita hanya masuk 5 persen dari pendapatan biasanya. Jadi kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa, sementara anggaran Covid-19 Kota Denpasar masih terus perlu anggaran," ungkap Eddy Mulia.
Asisten III Setda Kota Denpasar ini mengaku, target dari PAD setiap tahunnya sebesar Rp 900 miliar. "Kalau dihitung perbulannya pendapatan kita harusnya Rp 75 miliar. Namun, dalam 4 bulan ini merosot sekali. Beruntungnya penanganan Covid-19 juga dibantu pusat. Tetapi ini kan belum kita tahu sampai kapan akan berlangsung. Kalau terus seperti ini, kami juga bingung," imbuhnya.
Kata Eddy Mulia, jika sampai Desember 2020 pandemi ini akan terus berlanjut, maka tidak menutup kemungkinan anggaran belanja pegawai juga akan digeser. Itu artinya akan ada pemotongan gaji pegawai Pemkot Denpasar. "Kalau sudah tidak ada cara lain mau tidak mau anggaran belanja pegawai bisa-bisa juga digeser, yang sekarang aja sudah Rp 100 miliar lebih habisnya," tandasnya. *mis
1
Komentar