Lestarikan Penyu, Bupati Artha Lepasliarkan Tukik
NEGARA, NusaBali
Bupati Jembrana I Putu Artha, bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jembrana, melepasliarkan 450 ekor tukik di penangkaran Kelompok Pelestari Penyu (KKP) Kurma Asih, Pantai Perancak, Desa Perancak, Kecamatan Jembrana, Jumat (3/7) pagi.
Kegiatan ini, dilakukan sebagai upaya mengingatkan pelestarian lingkungan khususnya penyu. Bupati Artha mengatakan pelepasliaran tukik tersebut merupakan wujud nyata kepedulian Pemkab Jembrana bersama KPP Kurma Asih terhadap pelestarian lingkungan. Khususnya penyu sebagai salah satu satwa langka yang dilindungi pemerintah. Dalam menjaga pelestarian penyu itu, perlu dukungan bersama untuk sadar menjaga kebersihan lingkungan yang juga menjadi ancaman terhadap populasi penyu. “Dengan dilepasnya ratusan penyu hari ini, saya harap keberlangsungan hidup penyu dan populasinya semakin meningkat. Daya hidup tukik untuk menjadi penyu dewasa sangat sulit. Oleh karena itu mari kita bersama-sama menjaga kelestariannya,” ujarnya.
Secara mengkhusus, Bupati Artha mengharapkan, warga bersama-sama membantu KPP Kurma Asih yang sangat berperan dalam menjaga pelestarian penyu. Meski terdampak Covid-19, KPP Kurma Asih terus berusaha menyelamatkan telur-telur penyu, sampai kemudian ditetaskan, dan dikembalikan ke habitat. Di mana, untuk melaksanakan pelestarian penyu itu, tentunya membutuhkan biaya. “Kalau semisal ada ingin melepas tukik, paling tidak berdonasi. Mari kita sama-sama peduli. Jangan sampai nanti anak cucu kita malah tidak tahu penyu. Tahunya cuman dari gambar saja,” ujarnya.
Koordinator KPP Kurma Asih I Wayan Anom Astika Jaya mengatakan, sejak tiga bulan terakhir selama masa pandemi Covid-19, hampir tidak ada kunjungan wisatawan ataupun donatur. Meski demikian, dirinya tetap melakukan aktivitas penangkaran. Bahkan selama beberapa bulan terakhir ini, ada 400 sarang penyu yang diselamatkan di sepanjang pantai se-Jembrana. Bahkan khusus dari Januari sampai awal Juli ini, sudah berhasil ditetaskan sekitar 10.000 ekor tukik.
“Sejak berdiri dari tahun 1997 lalu hingga saat ini, kami sudah berhasil melepaskan 305.689 ekor tukik ke habitatnya. Dan sejak beberapa tahun ini, kita lihat tukik-tukik yang akan kembali bertelur setelah berusia 25 tahun, sudah semakin banyak bersarang dalam beberapa tahun terakhir ini. Nah yang dilepasliarkan tadi saja (Jumar kemarin), jumlahnya 450 ekor tukik. Dan saat ini masih ada ribuan tukik di penangkaran kami yang siap dilepasliarkan,” ujar aktivis pelestari penyu yang sempat dianugerahi penghargaan Kalpataru pada tahun 2017 lalu ini.
Pada kesempatan yang sama, Jumat kemarin, Bupati Artha juga menyerahkan bantuan jaring alat tangkap ikan kepada 22 kelompok nelayan di Desa Perancak. Bantuan alat tangkap ikan itu, menjadi bentuk kepedulian Pemkab kepada nelayan. Terlebih belakangan ini, juga sudah datang musim ikan, sehingga diharapkan para nelayan dapat lebih produktif. *gus
Secara mengkhusus, Bupati Artha mengharapkan, warga bersama-sama membantu KPP Kurma Asih yang sangat berperan dalam menjaga pelestarian penyu. Meski terdampak Covid-19, KPP Kurma Asih terus berusaha menyelamatkan telur-telur penyu, sampai kemudian ditetaskan, dan dikembalikan ke habitat. Di mana, untuk melaksanakan pelestarian penyu itu, tentunya membutuhkan biaya. “Kalau semisal ada ingin melepas tukik, paling tidak berdonasi. Mari kita sama-sama peduli. Jangan sampai nanti anak cucu kita malah tidak tahu penyu. Tahunya cuman dari gambar saja,” ujarnya.
Koordinator KPP Kurma Asih I Wayan Anom Astika Jaya mengatakan, sejak tiga bulan terakhir selama masa pandemi Covid-19, hampir tidak ada kunjungan wisatawan ataupun donatur. Meski demikian, dirinya tetap melakukan aktivitas penangkaran. Bahkan selama beberapa bulan terakhir ini, ada 400 sarang penyu yang diselamatkan di sepanjang pantai se-Jembrana. Bahkan khusus dari Januari sampai awal Juli ini, sudah berhasil ditetaskan sekitar 10.000 ekor tukik.
“Sejak berdiri dari tahun 1997 lalu hingga saat ini, kami sudah berhasil melepaskan 305.689 ekor tukik ke habitatnya. Dan sejak beberapa tahun ini, kita lihat tukik-tukik yang akan kembali bertelur setelah berusia 25 tahun, sudah semakin banyak bersarang dalam beberapa tahun terakhir ini. Nah yang dilepasliarkan tadi saja (Jumar kemarin), jumlahnya 450 ekor tukik. Dan saat ini masih ada ribuan tukik di penangkaran kami yang siap dilepasliarkan,” ujar aktivis pelestari penyu yang sempat dianugerahi penghargaan Kalpataru pada tahun 2017 lalu ini.
Pada kesempatan yang sama, Jumat kemarin, Bupati Artha juga menyerahkan bantuan jaring alat tangkap ikan kepada 22 kelompok nelayan di Desa Perancak. Bantuan alat tangkap ikan itu, menjadi bentuk kepedulian Pemkab kepada nelayan. Terlebih belakangan ini, juga sudah datang musim ikan, sehingga diharapkan para nelayan dapat lebih produktif. *gus
Komentar