Persembahyangan Saraswati Terapkan Protokol Kesehatan
DENPASAR, NusaBali.com
Setiap hari raya umat Hindu, Pura Agung Jagatnatha menjadi salah satu pura yang paling banyak didatangi oleh masyarakat Denpasar yang hendak melakukan persembahyangan.
Tak terkecuali pada Hari Raya Saraswati yang jatuh pada Saniscara Umanis Watugunung, Sabtu (4/7).
Namun, berbeda dengan pelaksanaan persembahyangan Saraswati dengan enam bulan yang lalu, hari turunnya ilmu pengetahuan yang dibarengi dengan situasi pandemi Covid-19 ini membuat tata persembahyangan menjadi sedikit berbeda. Perbedaan ini mengacu pada penerapan protokol kesehatan di Pura Agung Jagatnatha.
“Perayaan hari suci Saraswati di Kota Denpasar, Sabtu 4 Juli 2020 ini agak berbeda dengan enam bulan sebelumnya karena kita melakukan persembahyangan Saraswati dengan pandemi Covid-19. Tentu konsekuensi dari hal ini kita sudah mengacu Surat Edaran Menteri Agama no 15 tahun 2020 tentang penerapan protokol kesehatan di tempat-tempat ibadah,” papar Raka Purwantara, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar.
Dimulai dari sehari sebelumnya, areal pura telah dibersihkan dengan disinfektan, lalu saat hari raya itu sendiri, ketika hendak masuk areal pura, para pemedek wajib mencuci tangannya di beberapa titik wastafel yang telah disediakan, dan kemudian melakukan pengecekan suhu badan. Setelah memasuki areal pura, tempat duduk yang bisa ditempati oleh pemedek ditandai dengan tanda tambah, yang memiliki jarak satu sama lain. Tak lupa, para pemedek tetap dihimbau untuk menggunakan masker.
Adanya pengaturan tempat duduk ini tentu mempengaruhi jumlah pemedek yang bisa melakukan persembahyangan dalam satu periode sembahyang. “Wajib masker, wajib cuci tangan, jaga jarak, begitu juga pembatasan di tempat area kita sembahyang. Ini kita harapkan untuk setiap tahapnya maksimal isi 50 orang di luar pemangku dan pengayah lainnya,” lanjut Raka Purwantara.
Tak hanya melakukan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19, persembahyangan kali ini juga mengacu pada Perwali yang mengatur tentang pembatasan penggunaan plastik. Sehingga, para pemedek juga tetap dihimbau untuk tidak menggunakan plastik sebagai pembungkus canang atau banten yang dibawa.*cr74
Komentar