Kadek Ardana-Kadek Suartini Dipastikan Tenggak Racun
Jenazah Pasangan Kekasih Korban Bunuh Diri Sudah Dipulangkan dari RS
Korban Kadek Ardana sudah 8 tahun pacaran dengan Kadek Suartini. Namun, menurut ibunda Kadek Ardana, yakni Made Resmi, anaknya ini tidak pernah cerita soal kapan mau menikah
MANGUPURA, NusaBali
Pasangan kekasih asal Buleleng, I Kadek Ardana, 29, dan Ni Kadek Suartini, 28, yang ditemukan tak bernyawa dalam kamar kos di Banjar Kayu Tulang, Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Minggu (5/7) pagi, dipastikan tewas bunuh diri dengan menenggak racun. Jenazah kedua korban sudah dibawa pulang keluarganya dari RSD Mangusada, Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung.
Kanit Reskrim Polsek Kuta Utara, AKP Androyuan Elim, mengatakan kepastian tewas bunuh diri dengan tenggak racun ini adalah berdasarkan hasil visum et revertum oleh tim medis di RSD Mangusada. “Berdasarkan pemeriksaan medis, kedua korban menenggak racun hingga tewas,” ujar AKP Androyuan Elim saat dikonfirmasi NusaBali, Senin (6/7).
"Pada saat ditemukan tewas, kami sudah menduga keduanya meninggal karena minum racun. Pasalnya, di kamar kos korban ditemukan 3 botol berisi cairan racun. Tapi, waktu itu kami belum bisa menyimpulkan mereka meninggal karena minum racun. Ternyata, muntahan dari kedua korban mengandung racun," lanjut AKP Androyuan Elim sembari menyebut cairan itu masih diuji di Laboratorium untuk mengetahui jenis racunnya.
Setelah dipastikan tewas bunuh diri dengan menenggak racun, kata AKP Androyuan Elim, keluarga kedua korban meminta untuk segera memulangkan jenazah. Pihak keluarga korban tidak lagi mempersoalkan kematian pasangan kekasih ini dan menganggap peristiwa maut tersebut sebagai musibah. Karena itu, keluarga korban juga tak mau dilakukan otopsi jenazah.
"Pihak keluarga tidak mau jenazah korban diotopsi, Mereka minta kedua jenazah korban untuk segera dikeluarkan dari rumah sakit buat dibawa pulang ke kampung halannya guna diupacarai," papar AKP Androyuan Elim.
Ditanya soal motif di balik aksi bunuh diri pasangan kekasih asal Buleleng ini, menurut AKP Androyuan Elim, pihaknya tidak mau berspekulasi. Yang jelas, berdasarkan keterangan beberapa saksi tetangga kos korban, pasangan kekasih ini memang kerap bertengkar. "Soal motif bunuh diri, kami akan periksa lagi saksi-saksi untuk menguatkan hasil penyelidikan, termasuk meminta keterangan dari pihak keluarga," jelas perwira asal Kupang, NTT ini.
Korban Kadek Ardana sendiri merupakan pemuda asal Banjar Dauh Pura, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng, yang kesehariannya bekerja di sebuah perusahaan pengiriman paket barang kawasan Badung. Pemuda berusia 29 tahun ini merupakan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan I Putu Oka (almarhum) dan Ni Made Resmi.
Sedangkan korban Kadek Suartini adalah perempuan asal Banjar Bukit Telu, Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Buleleng yang kesehariannya bekerja di sebuah toko perhiasan. Teruni berusia 28 tahun ini merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan I Ketut Suardi dan Ni Luh Nadhi. Dia satu-satunya anak perempuan dalam keluarganya.
Informasi terakhir yang diperoleh NusaBali dari pihak RSD Mangusada, Senin kemarin, jenazah kedua pasangan kekasih korban bunuh diri ini sudah dipulangkan keluarganya ke rumah duka. Mereka dibawa pulang ke Buleleng, Minggu petang pukul 18.00 Wita.
Saat NusaBali berjunjung ke rumah duka korban Kadek Ardana di Banjar Dauh Pura, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Minggu sore, keluarga almarhum sedang berkumpul. Mereka sedang menunggu jenazah Kadek Ardana. Ibunda korban, Ni Made Rsmi, sempat bercerita seputar anaknya yang tewas bunuh diri tersebut.
Menurut Made Resmi, dua hari sebelum ditemukan tewas bunuh diri, almarhum Kadek Ardana sempat menghubungi ibunya melalui telepon hanya sekadar untuk menanyakan kabar. "Kadek sempat telepon menanyakan kabar dua hari yang lalu. Baik-baik di rumah, itu saja katanya," kenang Made Resmi dengan mata berkaca-kaca.
Perempuan paruh baya ini mengaku tidak memiliki firasat apa-apa sebelum kematian tragis anak bungsunya. Disebutkan, korban Kadek Ardana terakhir kali pulang ke Desa Panji, 24 Juni 2020 lalu, saat menghadiri upacara pernikahan kerabatnya. "Di rumah cuma sehari, besok malamnya Kadek sudah balik lagi ke Badung," cerita Made Resmi.
Made Resmi mengisahkan, semasa hidupnya, almarhum Kadek Ardana dikenal pendiam. Alumnus SMKN 1 Sukasada, Buleleng itu pun jarang bercerita kepada ibunya. "Kadek memang pendiam, anaknya biasa-biasa saja, dan jarang mau bercerita," katanya.
Menurut Made Resmi, almarhum Kadek Ardana sudah 8 tahun pacaran dengan Kadek Suartini. “Mereka sudah 8 tahun mekabakan (pacaran). Pacarnya itu sering diajak ke rumah. Namun, Kadek belum pernah cerita ke saya soal rencana menikah," papar Made Rsmi.
Pasangan kekasih Kadek Ardana dan Kadek Suartini sebelumnya ditemukan tewas bunuh diri kamar kosnya, Minggu pagi pukul 10.00 Wita. Jasad korban Kadek Ardana ditemukan terbaring di lantai kamar kos dalam posisi tengadah. Saat ditemukan, korban dalam kondisi tidak mengenakan baju, hanya memakai celana pendek hitam. Sedangkan pacarnya, Kadek Suartini, ditemukan terpisah dalam posisi tengkurap di kamar mandi, mengenakan baju kaos warna merah muda dan celana da-lam motif belang-belang.
Kematian tragis pasangan kekasih ini pertama kali diketahui oleh I Putu Mertayasa, 32 (kakak korban Kadek Suartini) dan I Made Sukarma (paman korban Kadek Suartini. Keduanya kebetulan datang ke lokasi TKP untuk menengok korban Kadek Suartini, karena sudah beberapa hari tidak bisa dihubungi melalui telepon. Setibanya di kos-kosan yang berlokasi di Banjar Kayu Tulang, Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara tersebut, saksi Putu Mertayasa dan Made Sukarma mendapati pintu kos korban Kadek Suartini dalam kondisi terkunci. Saat dipanggil, tidak ada respons dari dalam kamar.
Curiga terjadi sesuatu, Made Sukarma berusaha mengintip ke dalam kamar melalui lubang ventilasi di atas pintu. Made Sukarma melihat ada sosok lelaki terbaring di lantai kamar kos keponakannya, Kadek Suartini. Sosok lelaki itu terlihat tidak mengenakan baju. Putu Mertayasa dan Made Sukarma mendobrak pintu kamar untuk memaksa masuk ke dalam. Ternyata, selain Kadek Ardana, korban Kadek Suartini juga ditemukan tewas. *dar,cr75
Kanit Reskrim Polsek Kuta Utara, AKP Androyuan Elim, mengatakan kepastian tewas bunuh diri dengan tenggak racun ini adalah berdasarkan hasil visum et revertum oleh tim medis di RSD Mangusada. “Berdasarkan pemeriksaan medis, kedua korban menenggak racun hingga tewas,” ujar AKP Androyuan Elim saat dikonfirmasi NusaBali, Senin (6/7).
"Pada saat ditemukan tewas, kami sudah menduga keduanya meninggal karena minum racun. Pasalnya, di kamar kos korban ditemukan 3 botol berisi cairan racun. Tapi, waktu itu kami belum bisa menyimpulkan mereka meninggal karena minum racun. Ternyata, muntahan dari kedua korban mengandung racun," lanjut AKP Androyuan Elim sembari menyebut cairan itu masih diuji di Laboratorium untuk mengetahui jenis racunnya.
Setelah dipastikan tewas bunuh diri dengan menenggak racun, kata AKP Androyuan Elim, keluarga kedua korban meminta untuk segera memulangkan jenazah. Pihak keluarga korban tidak lagi mempersoalkan kematian pasangan kekasih ini dan menganggap peristiwa maut tersebut sebagai musibah. Karena itu, keluarga korban juga tak mau dilakukan otopsi jenazah.
"Pihak keluarga tidak mau jenazah korban diotopsi, Mereka minta kedua jenazah korban untuk segera dikeluarkan dari rumah sakit buat dibawa pulang ke kampung halannya guna diupacarai," papar AKP Androyuan Elim.
Ditanya soal motif di balik aksi bunuh diri pasangan kekasih asal Buleleng ini, menurut AKP Androyuan Elim, pihaknya tidak mau berspekulasi. Yang jelas, berdasarkan keterangan beberapa saksi tetangga kos korban, pasangan kekasih ini memang kerap bertengkar. "Soal motif bunuh diri, kami akan periksa lagi saksi-saksi untuk menguatkan hasil penyelidikan, termasuk meminta keterangan dari pihak keluarga," jelas perwira asal Kupang, NTT ini.
Korban Kadek Ardana sendiri merupakan pemuda asal Banjar Dauh Pura, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng, yang kesehariannya bekerja di sebuah perusahaan pengiriman paket barang kawasan Badung. Pemuda berusia 29 tahun ini merupakan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan I Putu Oka (almarhum) dan Ni Made Resmi.
Sedangkan korban Kadek Suartini adalah perempuan asal Banjar Bukit Telu, Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Buleleng yang kesehariannya bekerja di sebuah toko perhiasan. Teruni berusia 28 tahun ini merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan I Ketut Suardi dan Ni Luh Nadhi. Dia satu-satunya anak perempuan dalam keluarganya.
Informasi terakhir yang diperoleh NusaBali dari pihak RSD Mangusada, Senin kemarin, jenazah kedua pasangan kekasih korban bunuh diri ini sudah dipulangkan keluarganya ke rumah duka. Mereka dibawa pulang ke Buleleng, Minggu petang pukul 18.00 Wita.
Saat NusaBali berjunjung ke rumah duka korban Kadek Ardana di Banjar Dauh Pura, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Minggu sore, keluarga almarhum sedang berkumpul. Mereka sedang menunggu jenazah Kadek Ardana. Ibunda korban, Ni Made Rsmi, sempat bercerita seputar anaknya yang tewas bunuh diri tersebut.
Menurut Made Resmi, dua hari sebelum ditemukan tewas bunuh diri, almarhum Kadek Ardana sempat menghubungi ibunya melalui telepon hanya sekadar untuk menanyakan kabar. "Kadek sempat telepon menanyakan kabar dua hari yang lalu. Baik-baik di rumah, itu saja katanya," kenang Made Resmi dengan mata berkaca-kaca.
Perempuan paruh baya ini mengaku tidak memiliki firasat apa-apa sebelum kematian tragis anak bungsunya. Disebutkan, korban Kadek Ardana terakhir kali pulang ke Desa Panji, 24 Juni 2020 lalu, saat menghadiri upacara pernikahan kerabatnya. "Di rumah cuma sehari, besok malamnya Kadek sudah balik lagi ke Badung," cerita Made Resmi.
Made Resmi mengisahkan, semasa hidupnya, almarhum Kadek Ardana dikenal pendiam. Alumnus SMKN 1 Sukasada, Buleleng itu pun jarang bercerita kepada ibunya. "Kadek memang pendiam, anaknya biasa-biasa saja, dan jarang mau bercerita," katanya.
Menurut Made Resmi, almarhum Kadek Ardana sudah 8 tahun pacaran dengan Kadek Suartini. “Mereka sudah 8 tahun mekabakan (pacaran). Pacarnya itu sering diajak ke rumah. Namun, Kadek belum pernah cerita ke saya soal rencana menikah," papar Made Rsmi.
Pasangan kekasih Kadek Ardana dan Kadek Suartini sebelumnya ditemukan tewas bunuh diri kamar kosnya, Minggu pagi pukul 10.00 Wita. Jasad korban Kadek Ardana ditemukan terbaring di lantai kamar kos dalam posisi tengadah. Saat ditemukan, korban dalam kondisi tidak mengenakan baju, hanya memakai celana pendek hitam. Sedangkan pacarnya, Kadek Suartini, ditemukan terpisah dalam posisi tengkurap di kamar mandi, mengenakan baju kaos warna merah muda dan celana da-lam motif belang-belang.
Kematian tragis pasangan kekasih ini pertama kali diketahui oleh I Putu Mertayasa, 32 (kakak korban Kadek Suartini) dan I Made Sukarma (paman korban Kadek Suartini. Keduanya kebetulan datang ke lokasi TKP untuk menengok korban Kadek Suartini, karena sudah beberapa hari tidak bisa dihubungi melalui telepon. Setibanya di kos-kosan yang berlokasi di Banjar Kayu Tulang, Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara tersebut, saksi Putu Mertayasa dan Made Sukarma mendapati pintu kos korban Kadek Suartini dalam kondisi terkunci. Saat dipanggil, tidak ada respons dari dalam kamar.
Curiga terjadi sesuatu, Made Sukarma berusaha mengintip ke dalam kamar melalui lubang ventilasi di atas pintu. Made Sukarma melihat ada sosok lelaki terbaring di lantai kamar kos keponakannya, Kadek Suartini. Sosok lelaki itu terlihat tidak mengenakan baju. Putu Mertayasa dan Made Sukarma mendobrak pintu kamar untuk memaksa masuk ke dalam. Ternyata, selain Kadek Ardana, korban Kadek Suartini juga ditemukan tewas. *dar,cr75
1
Komentar