86 Warga Berangbang Dirapid Test, Semua Non Reaktif
Puluhan warga Banjar/Desa Berangbang ikut rapid test karena wilayahnya berbatasan dengan Banjar Munduk, Desa Kaliakah, Jembrana, yang sedang karantina wilayah.
NEGARA, NusaBali
Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Jembrana mengadakan rapid test susulan terhadap warga yang menjalani karantina mandiri di Banjar Munduk, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Senin (6/7). Pada rapid test yang dipusatkan di Balai Banjar Munduk tersebut juga diikuti warga Banjar/Desa Berangbang, Kecamatan Negara, sebagai penyanding wilayah Banjar Munduk. Hasilnya, dari 12 warga Banjar Munduk dan 86 warga Banjar/Desa Berangbang yang ikut rapid test, semuanya menunjukkan hasil non reaktif.
Juru Bicara GTPP Covid-19 Jembrana dr I Gusti Agung Putu Arisantha, mengatakan rapid test susulan di Banjar Munduk itu menyasar warga setempat yang belum mengikuti rapid test pada Jumat (3/7) lalu. Saat rapid test massal yang dilaksanakan pada hari pertama karantina di Banjar Munduk itu, diikuti 752 orang dari total 974 jiwa. Jika berpatokan terhadap data tersebut, ada sekitar 222 warga setempat yang mestinya ikut rapid test susulan Senin kemarin. Namun yang hadir kemarin hanya 12 orang dengan hasil non reaktif.
“Kalau melihat data jumlah penduduk Banjar Munduk, perkiraannya masih ada sekitar 210 warga yang belum rapid test. Terkait itu masih kami lacak. Apakah yang 200 lebih warga itu memang ada halangan tertentu atau memang tidak ada di Banjar Munduk. Nanti akan kami koordinasikan dengan pihak desa,” ujar Arisantha yang juga Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Jembrana.
Selain rapid test susulan terhadap warga Banjar Munduk, saat bersamaan juga dilaksanakan rapid test terhadap warga Banjar Berangbang yang berbatasan jalan dengan wilayah Banjar Munduk. Sesuai data pihak Desa Berangbang, ada 93 warga Banjar Berangbang yang dijadwalkan mengikuti rapid test tersebut. Yang datang 86 orang, dan semuanya juga menunjukkan hasil non reaktif. “Jadi total tadi ada 98 orang (12 warga Banjar Munduk dan 86 warga Banjar Berangbang) yang dirapid test. Semuanya non reaktif,” ucap Arisantha.
Sesuai hasil rapid test susulan tersebut, dari total 764 warga Banjar Munduk yang sudah dirapid test, yang ditemukan reaktif tetap 6 orang. Keenam warga Banjar Munduk yang ditemukan reaktif saat mengikuti rapid test massal pada Jumat (3/7) lalu itu, sudah diambil sampel swab pada Senin kemarin. Pengambilan sampel swab itu dilakukan setelah pengambilan swab belasan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dikarantina di salah satu hotel di Negara. “Hasilnya masih menunggu. Kemungkinan sudah keluar hasil antara 2-3 hari ke depan,” ujarnya.
Sementara Perbekel Kaliakah I Made Bagiarta membenarkan belum semua warga Banjar Munduk mengikuti rapid test susulan Senin kemarin. Namun total 764 warga di Banjar Munduk yang sudah dirapid test, dinilai sudah cukup maksimal. Para warga yang belum dirapid test itu, sebagian besar diketahui tinggal di luar daerah. Kemudian juga ada warga lansia yang tidak bisa ke mana-mana, dan perkiraannya tidak begitu rentan terpapar Covid-19. “Dengan jumlah 700 lebih warga yang sudah dirapid test, kami rasa sudah sangat cukup. Warga-warga yang sudah dirapid test itu, juga sudah mencakup warga-warga yang termasuk rentan. Termasuk beberapa warga jompo juga sudah ada langsung dijemput ke rumahnya,” ucap Bagiarta.
Disinggung mengenai pelaksanaan karantina sampai hari keempat di Banjar Munduk, Senin kemarin, Bagiarta memastikan tetap berjalan aman dan lancar. Bahkan sejumlah warga setempat yang kebetulan tidak ada gerbang rumah, sengaja menutup pintu masuk ke rumah mereka dengan menggunakan kayu ataupun bambu. “Itu artinya masyarakat sendiri sudah sadar. Mereka kompak menolak tamu dan tidak keluar rumah,” ucap Bagiarta. *ode
Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Jembrana mengadakan rapid test susulan terhadap warga yang menjalani karantina mandiri di Banjar Munduk, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Senin (6/7). Pada rapid test yang dipusatkan di Balai Banjar Munduk tersebut juga diikuti warga Banjar/Desa Berangbang, Kecamatan Negara, sebagai penyanding wilayah Banjar Munduk. Hasilnya, dari 12 warga Banjar Munduk dan 86 warga Banjar/Desa Berangbang yang ikut rapid test, semuanya menunjukkan hasil non reaktif.
Juru Bicara GTPP Covid-19 Jembrana dr I Gusti Agung Putu Arisantha, mengatakan rapid test susulan di Banjar Munduk itu menyasar warga setempat yang belum mengikuti rapid test pada Jumat (3/7) lalu. Saat rapid test massal yang dilaksanakan pada hari pertama karantina di Banjar Munduk itu, diikuti 752 orang dari total 974 jiwa. Jika berpatokan terhadap data tersebut, ada sekitar 222 warga setempat yang mestinya ikut rapid test susulan Senin kemarin. Namun yang hadir kemarin hanya 12 orang dengan hasil non reaktif.
“Kalau melihat data jumlah penduduk Banjar Munduk, perkiraannya masih ada sekitar 210 warga yang belum rapid test. Terkait itu masih kami lacak. Apakah yang 200 lebih warga itu memang ada halangan tertentu atau memang tidak ada di Banjar Munduk. Nanti akan kami koordinasikan dengan pihak desa,” ujar Arisantha yang juga Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Jembrana.
Selain rapid test susulan terhadap warga Banjar Munduk, saat bersamaan juga dilaksanakan rapid test terhadap warga Banjar Berangbang yang berbatasan jalan dengan wilayah Banjar Munduk. Sesuai data pihak Desa Berangbang, ada 93 warga Banjar Berangbang yang dijadwalkan mengikuti rapid test tersebut. Yang datang 86 orang, dan semuanya juga menunjukkan hasil non reaktif. “Jadi total tadi ada 98 orang (12 warga Banjar Munduk dan 86 warga Banjar Berangbang) yang dirapid test. Semuanya non reaktif,” ucap Arisantha.
Sesuai hasil rapid test susulan tersebut, dari total 764 warga Banjar Munduk yang sudah dirapid test, yang ditemukan reaktif tetap 6 orang. Keenam warga Banjar Munduk yang ditemukan reaktif saat mengikuti rapid test massal pada Jumat (3/7) lalu itu, sudah diambil sampel swab pada Senin kemarin. Pengambilan sampel swab itu dilakukan setelah pengambilan swab belasan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dikarantina di salah satu hotel di Negara. “Hasilnya masih menunggu. Kemungkinan sudah keluar hasil antara 2-3 hari ke depan,” ujarnya.
Sementara Perbekel Kaliakah I Made Bagiarta membenarkan belum semua warga Banjar Munduk mengikuti rapid test susulan Senin kemarin. Namun total 764 warga di Banjar Munduk yang sudah dirapid test, dinilai sudah cukup maksimal. Para warga yang belum dirapid test itu, sebagian besar diketahui tinggal di luar daerah. Kemudian juga ada warga lansia yang tidak bisa ke mana-mana, dan perkiraannya tidak begitu rentan terpapar Covid-19. “Dengan jumlah 700 lebih warga yang sudah dirapid test, kami rasa sudah sangat cukup. Warga-warga yang sudah dirapid test itu, juga sudah mencakup warga-warga yang termasuk rentan. Termasuk beberapa warga jompo juga sudah ada langsung dijemput ke rumahnya,” ucap Bagiarta.
Disinggung mengenai pelaksanaan karantina sampai hari keempat di Banjar Munduk, Senin kemarin, Bagiarta memastikan tetap berjalan aman dan lancar. Bahkan sejumlah warga setempat yang kebetulan tidak ada gerbang rumah, sengaja menutup pintu masuk ke rumah mereka dengan menggunakan kayu ataupun bambu. “Itu artinya masyarakat sendiri sudah sadar. Mereka kompak menolak tamu dan tidak keluar rumah,” ucap Bagiarta. *ode
1
Komentar