Komunitas Fixlow, Rutin Bersepeda Bahkan Sebelum Pandemi
DENPASAR, NusaBali.com
Menginjak bulan Juli 2020 yang masih berada di tengah suasana pandemi, olahraga bersepeda masih menjadi pilihan untuk berolahraga. Namun sejatinya, tren bersepeda bukanlah hal baru.
Bagi komunitas bersepeda seperti Komunitas Fixlow, kegiatan bersepeda merupakan kegiatan yang telah mereka lakukan sejak lama secara rutin, dan tidak sekedar mengikuti tren.
“Selama pandemi atau sebelum pandemi kita memang sudah pada sepedaan. Pas banget momen-momen seperti ini kita tambah ramai juga. Jadi kesempatan ini jangan sampai putus, hobi ini biar berkelanjutan, jangan sampai baru pandemi baru ramai sepedaan,” ujar Hendra Prasetya, salah satu anggota komunitas sepeda Fixlow, Minggu (5/7).
Komunitas Fixlow yang rutin bersepeda ini secara rutin menempuh berbagai rute setiap harinya dengan jarak yang beragam, hingga mampu menempuh jarak 40 kilometer dalam sehari. Namun, terdapat beberapa pertimbangan yang diambil dalam melakukan hobi menyehatkan ini.
Pertama, yaitu jumlah anggota yang mengikuti kegiatan bersepeda rutin ini. Meski berjumlah total sebanyak kurang lebih 24 anggota, nyatanya kegiatan bersepeda harian ini dipengaruhi oleh kesibukan masing-masing anggota sehingga dalam sekali gowes, tak semua anggota dapat mengikuti.
“Memang namanya namanya satu grup, tapi jarang yang benar-benar ramai. Paling kita share ke teman-teman di grup, paling yang nyahut dua atau tiga orang ya sudah jalan emapt orang, tidak sampai semua grup yang datang. Karena kesibukan juga kan, jadi kita yang bisa-bisa saja,” lanjut Hendra.
Faktor kesibukan ini maka kegiatan bersepeda bersifat flexibel, ada anggota yang melakukan gowes di sore hari, dan ada beberapa yang memilih waktu pagi hari untuk bersepeda. Hal ini menjadi salah satu faktor menguntungkan, karena dengan kegiatan bersepeda yang tidak diikuti oleh semua anggota, maka kegiatan ini tidak menimbulkan kerumunan di tengah situasi pandemi ini. Kalau pun terdapat jumlah anggota gowes yang dianggap agak lebih, maka rute bersepeda akan dipecah menjadi dua.
“Kalau kita sendiri mengkondisikan yang bisa. Bagi yang bisa mungkin kita batasi, enam sampai berapa. Jadi dibatasi iya, berjarak juga iya. Kalau misalnya pesertanya lebih jadi jalurnya yang dipecah. Misalnya sepuluh, yang lima ke mana, yang lima (lainnya) ke mana, tapi tetap komunitas kita,” salah satu anggota lainnya, Dede Hardana menambahkan.
Satu lagi yang menjadi pertimbangan saat bersepeda di tengah pandemi yaitu mengenai penggunaan masker. Oleh para anggota komunitas Fixlow, hal ini dirasa tidak masalah, karena penggunaan masker juga awalnya digunakan untuk menghindari debu. Agar pernafasan tetap lancar, masker yang menjadi preferensi yaitu masker kain atau scuba yang tidak terlalu ketat.
“Kalau saya pribadi, pakai masker itu cuma untuk menghindari dari debu saja. Karena kalau untuk sepedaan sendiri pun kan otomatis meningkatkan imun. Cuma karena diwajibkan pakai masker, mungkin speednya dikurangi, tidak usah terlalu ngebut seperti biasanya,” jelas Dede.*cr74
1
Komentar