Badung Utara Rawan Longsor, BPBD Siaga
BPBD Badung khawatir perubahan musim dari kemarau ke penghujan mengakibatkan tanah yang semula kering menjadi sangat labil karena guyuran hujan.
MANGUPURA, NusaBali
Kabupaten Badung menyimpan potensi bencana alam seperti tanah longsor, angin puting beliung, dan kebakaran. Kawasan rawan bencana tanah longsor adalah Badung Utara seperti Kecamatan Petang dan Abiansemal. Kawasan bukit Ungasan, Kuta Selatan juga rawan bencana longsor meski tidak sebesar di wilayah Badung Utara.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung I Nyoman Wijaya, mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemetaan titik rawan bencana di Badung. Dari pemetaan, wilayan Badung Utara seperti Kecamatan Petang dan Abiansemal tetap menempati ranking pertama dan kedua sebagai wilayah rawan bencana.
Petang dengan topografi wilayah pegunungan sangat rawan terjadi bencana tanah longsor.
BPBD mengkhawatirkan perubahan musim dari musim kemarau ke penghujan dapat mengakibatkan tanah yang semula kering menjadi sangat labil karena guyuran hujan. Masih di dua wilayah ini, selain ancaman longsor, ancaman angin puting beliung juga menghantui. Sehingga masyarakat diminta untuk waspada, apalagi bila terjadi hujan lebat.
Selain Petang dan Abiansemal, ancaman tanah longsor juga bisa terjadi di wilayah Mengwi, seperti Desa Sading dan Penarungan. Pasalnya, wilayah ini dibelah oleh beberapa sungai dalam dan besar.
“Ancaman longsor tetap paling banyak di Badung Utara. Karena di sana memang wilayah pegunungan. Bila cuaca ekstrem kami biasanya siagakan alat berat di Petang,” kata Wijaya, Selasa (17/11).
Potensi longsong lainnya adalah di wilayah Badung Selatan seperti daerah bukit Ungasan dan Pecatu, Kuta Selatan. Namun tidak separah di kawasan Badung Utara. “Di ujung selatan, di sana juga ada bukit kapur, namun kecil kemungkinan longsor. Tapi kami tetap atensi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Kemudian, untuk daerah rawan angin puting beliung, disebutnya merata di setiap wilayah. Namun berdasarkan beberapa kasus, potensi yang paling besar adalah di wilayah Abiansemal dan Mengwi.
Tak bisa dianggapi sepele, yakni musibah kebakaran yang belakangan sering terjadi. Tidak saja rumah-rumah penduduk dan tempat ibadah, sejumlah lahan yang mengalami kekeringan parah juga terbakar. Berdasarkan data BPBD Badung 2015, musibah kebakaran terbanyak tahun ini. “Sampai saat ini kebakaran paling banyak. Bencana ini bahkan terus jadi perhatian kami bersama Dinas Pemadam Kebakaran,” jelas Wijaya. Sayangnya tidak dirinci berapa angka pasti musibah kebakaran yang terjadi selama hampir setahun terakhir.
Wijaya menyatakan, untuk mengantisipasi semua bencana yang kemungkinan datang, BPBD sudah bekerjasama lintas SKPD. Semua SKPD terkait dilibatkan untuk penanganan bencana, baik sebelum, saat, maupun setelah terjadi bencana.
“Kami sudah menyiagakan tim khusus yang dinamai tim reaksi cepat (TRC) untuk mengatensi semua kejadian yang ada di wilayah Badung. Tim ini siaga 24 jam. Instansi ini juga sudah memetakan daerah dan titik-titik rawan bencana termasuk memasang rambu-rambu rawan bencana,” tandasnya.
Komentar