COVID-19 Menghambat Perjuangan Indonesia Melawan Kebakaran Hutan Ketika Musim Kabut Mulai Tampak
DENPASAR, NusaBali.com
Dari pengurangan kas negara, rumah sakit yang kewalahan hingga kekurangan masker, pandemi COVID-19 diperkirakan akan menghadirkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam perjuangan Indonesia melawan bencana lain - kebakaran hutan dan lahan tahunan.
Sejak awal tahun, lebih dari 38.000 ha hutan dan lahan gambut telah terbakar tetapi Badan Meteorologi dan Klimatologi Indonesia (BMKG) memperkirakan bahwa hal yang lebih buruk belum terjadi karena musim kemarau akan memuncak antara Agustus dan September.
Meskipun BMKG memperkirakan bahwa kebakaran tidak akan separah yang terjadi pada 2019 ketika musim kemarau berlangsung hingga November, para pejabat terpaksa menangani dua bencana nasional sekaligus tahun ini.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, salah satu lembaga yang bertugas memadamkan kebakaran hutan dan lahan gambut, mengungkapkan bahwa mereka harus memotong anggaran tahunan untuk mitigasi kebakaran hutan hingga 39 persen karena pandemi.
“Karena COVID-19, pemerintah telah memutuskan untuk mengalihkan banyak sumber daya kami untuk menangani pandemi,” direktur jenderal kementerian untuk perubahan iklim Ruandha Agung Sugardiman mengatakan dalam sebuah diskusi online bulan lalu.
Ekonomi negara itu juga sangat menderita akibat kebakaran dan pandemi coronavirus. Menurut platform pialang online IQ OPTION, bisnis pariwisata dan restoran, serta bidang tradisional, menjadi sektor yang paling terpengaruh. Pada saat yang sama, bisnis yang terkait dengan Internet tetap berada di wilayah positif, seperti perdagangan, pengiriman, bioskop online, dan banyak media.*
Komentar