Diduga Dirampok, Janda Tewas di Warungnya
TKP di Desa Depaha, Kubutambahan, Buleleng
Korban yang tinggal sendiri karena tak punya anak ini baru saja kehilangan suami karena meninggal dunia empat bulan lalu.
SINGARAJA, NusaBali
Ni Putu Sekar, 51, seorang janda yang baru saja kehilangan suami karena meninggal dunia empat bulan lalu, ditemukan tewas bersimbah darah di warung kelontong miliknya di Banjar Dinas Dauh Pura, Desa Depaha, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Senin (13/7) pukul 17.00 Wita. Diduga perempuan paruh baya ini tewas usai dirampok oleh seorang atau beberapa orang yang saat ini masih dalam pengejaran polisi.
Insiden berdarah itu pertama kali ditemukan oleh Desak Made Liarmi, 48, warga setempat yang datang ke warung korban untuk membeli dedak. Namun saat dipanggil-panggil, korban Ni Putu Sekar tak kunjung menyahut. Saksi Liarmi pun kemudian masuk ke dalam warung dan terkejut saat melihat korban Sekar bersimbah darah di lantai warungnya dengan posisi tertelungkup kepala menghadap ke timur. Saksi Desak Made Liarmi yang masih gemetar menyaksikan kejadian itu langsung lari meminta tolong dan memberi tahu keluarganya yang lain.
Kelian Banjar Dinas Dauh Pura, Desa Depaha, I Gede Subrata, yang dihubungi, Senin petang kemarin membenarkan bahwa seorang warganya ditemukan tewas bersimbah darah di warungnya. “Saya dapat info tadi dari warga belum tahu juga kronologis jelasnya, memang yang bersangkutan tinggal sendiri, suaminya baru meninggal empat bulan lalu, tidak punya anak,” jelas Subrata.
Subrata pun menolak untuk memberikan keterangan lebih lanjut soal kemungkinan dugaan dari aksi kriminal yang menewaskan korban Sekar. Namun dari informasi yang ada di lapangan, korban Sekar yang kesehariannya memang sebagai pedagang dan menjual segala kebutuhan sehari-hari, diduga dibunuh setelah dirampok.
Dugaan itu semakin kuat dengan hilangnya sejumlah barang berharga milik korban Sekar, seperti tas dan dompet berisi uang tunai yang biasanya dipakai di pinggan, serta kalung emas yang dipakai korban sehari-hari. Kasus yang kini masih dalam penyelidikan Polsek Kubutambahan di-backup Sat Reskrim Polres Buleleng sedang menginventalisir barang berharga lainnya milik korban yang hilang.
Sementara itu dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), pemeriksaan pada mayat korban, bidan desa menemukan sejumlah luka yang cukup banyak di bagian kepala. Luka menganga dengan panjang 13 centimeter lebar 2 centimeter dan dalam 1,5 centimeter ditemukan di kepala bagian belakang. Kemudian luka dengan panjang 3 centimeter juga ditemukan di pelipis kanan dan kiri. Pada bagian dahi juga ditemukan luka terbuka sepanjang 3 centimeter.
Kapolsek Kubutambahan, AKP I Made Mustiada, yang dikonfirmasi terpisah membenarkan kejadian pembunuhan itu. Mayat korban usai olah TKP langsung dibawa ke ruang forensik RSUD Buleleng untuk dilakukan otopsi. Polisi hingga, Senin malam kemarin mengaku belum dapat memastikan siapa pelaku di balik peristiwa tragis hingga merenggut nyawa korban Ni Putu Sekar ini. “Sabar ya, kami masih olah TKP dan kumpulkan data, sementara masih lidik,” ucap AKP Mustiada singkat saat dihubungi via sambungan telepon.
Saat ditanya motif dan pelaku pembunuhan, Kapolsek AKP Mustiada belum bersedia memberikan keterangan lebih lanjut. Sedangkan mayat korban Ni Putu Sekar sudah meluncur dari TKP kejadian menuju ke RSUD Buleleng pada pukul 22.00 Wita, semalam. Informasi yang dihimpun, korban Ni Putu Sekar kesehariannya merupakan pedagang yang tergolong sukses membuka toko berbagai kebutuhan masyarakat (kelontong). Sementara kondisi TKP atau warung korban terlihat berantakan seperti usai diobrak-abrik pelaku. *k23
Ni Putu Sekar, 51, seorang janda yang baru saja kehilangan suami karena meninggal dunia empat bulan lalu, ditemukan tewas bersimbah darah di warung kelontong miliknya di Banjar Dinas Dauh Pura, Desa Depaha, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Senin (13/7) pukul 17.00 Wita. Diduga perempuan paruh baya ini tewas usai dirampok oleh seorang atau beberapa orang yang saat ini masih dalam pengejaran polisi.
Insiden berdarah itu pertama kali ditemukan oleh Desak Made Liarmi, 48, warga setempat yang datang ke warung korban untuk membeli dedak. Namun saat dipanggil-panggil, korban Ni Putu Sekar tak kunjung menyahut. Saksi Liarmi pun kemudian masuk ke dalam warung dan terkejut saat melihat korban Sekar bersimbah darah di lantai warungnya dengan posisi tertelungkup kepala menghadap ke timur. Saksi Desak Made Liarmi yang masih gemetar menyaksikan kejadian itu langsung lari meminta tolong dan memberi tahu keluarganya yang lain.
Kelian Banjar Dinas Dauh Pura, Desa Depaha, I Gede Subrata, yang dihubungi, Senin petang kemarin membenarkan bahwa seorang warganya ditemukan tewas bersimbah darah di warungnya. “Saya dapat info tadi dari warga belum tahu juga kronologis jelasnya, memang yang bersangkutan tinggal sendiri, suaminya baru meninggal empat bulan lalu, tidak punya anak,” jelas Subrata.
Subrata pun menolak untuk memberikan keterangan lebih lanjut soal kemungkinan dugaan dari aksi kriminal yang menewaskan korban Sekar. Namun dari informasi yang ada di lapangan, korban Sekar yang kesehariannya memang sebagai pedagang dan menjual segala kebutuhan sehari-hari, diduga dibunuh setelah dirampok.
Dugaan itu semakin kuat dengan hilangnya sejumlah barang berharga milik korban Sekar, seperti tas dan dompet berisi uang tunai yang biasanya dipakai di pinggan, serta kalung emas yang dipakai korban sehari-hari. Kasus yang kini masih dalam penyelidikan Polsek Kubutambahan di-backup Sat Reskrim Polres Buleleng sedang menginventalisir barang berharga lainnya milik korban yang hilang.
Sementara itu dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), pemeriksaan pada mayat korban, bidan desa menemukan sejumlah luka yang cukup banyak di bagian kepala. Luka menganga dengan panjang 13 centimeter lebar 2 centimeter dan dalam 1,5 centimeter ditemukan di kepala bagian belakang. Kemudian luka dengan panjang 3 centimeter juga ditemukan di pelipis kanan dan kiri. Pada bagian dahi juga ditemukan luka terbuka sepanjang 3 centimeter.
Kapolsek Kubutambahan, AKP I Made Mustiada, yang dikonfirmasi terpisah membenarkan kejadian pembunuhan itu. Mayat korban usai olah TKP langsung dibawa ke ruang forensik RSUD Buleleng untuk dilakukan otopsi. Polisi hingga, Senin malam kemarin mengaku belum dapat memastikan siapa pelaku di balik peristiwa tragis hingga merenggut nyawa korban Ni Putu Sekar ini. “Sabar ya, kami masih olah TKP dan kumpulkan data, sementara masih lidik,” ucap AKP Mustiada singkat saat dihubungi via sambungan telepon.
Saat ditanya motif dan pelaku pembunuhan, Kapolsek AKP Mustiada belum bersedia memberikan keterangan lebih lanjut. Sedangkan mayat korban Ni Putu Sekar sudah meluncur dari TKP kejadian menuju ke RSUD Buleleng pada pukul 22.00 Wita, semalam. Informasi yang dihimpun, korban Ni Putu Sekar kesehariannya merupakan pedagang yang tergolong sukses membuka toko berbagai kebutuhan masyarakat (kelontong). Sementara kondisi TKP atau warung korban terlihat berantakan seperti usai diobrak-abrik pelaku. *k23
1
Komentar