Gubernur Koster Minta Kadisdikpora Akomodir Siswa Tercecer
DENPASAR, NusaBali
Gubernur Bali, Wayan Koster, merespon masalah PPDB (penerimaan peserta didik baru) SMA/SMK Negeri yang masih diwarnai siswa tercecer.
Dalam sidang paripurna dengan agenda penyampaian jawaban Gubernur Bali atas pandangan umum Fraksi-Fraksi DPRD Bali di Gedung DPRD Bali Niti Mandala Denpasar, Senin (13/7) pagi, Gubernur Koster perintahkan Kadisdikpora Bali, I Ketut Ngurah Boy Jaya Wibawa, agar mengakomodir siswa tercecer. Bila perlu sewa gedung sekolah swasta untuk menambah rombel (rombongan belajar).
Dalam sidang paripurna yang digelar virtual kemarin dipimpin Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama (Fraksi PDIP), Wakil Ketua DPRD Bali I Nyoman Sugawa Korry (Fraksi Golkar), Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Suyasa (Fraksi Gerindra) dan Wakil Ketua DPRD Bali Tjokorda Gde Asmara Putra Sukawati (Fraksi Demokrat).
Langkah Gubernur Koster meminta Disdikpora mengakomodir siswa tercecer setelah merespon Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali, I Wayan Rawan Atmaja, soal masih banyaknya siswa tercecer alias tidak mendapatkan sekolah negeri. Rawan Atmaja mengatakan di tengah Pandemi Covid-19 banyak orangtua siswa terdampak ekonominya sehingga semuanya menyerbu sekolah negeri.
"Ini (siswa tercecer) agak rawan Pak Gubernur. Cukup saya saja yang rawan. Jangan dikasih rawan. Kalau perlu saya ke timur (ke kantor gubernur) habis sidang ini. Saya ingin masalah ini selesai dan dicarikan solusi," ujar politisi asal Desa Bualu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung ini.
Atas interupsi Ketua Fraksi Golkar, Rawan Atmaja, Gubernur Koster langsung merespons. Menurut Koster sebenarnya dalam hadapi PPDB tahun 2020 Pemprov Bali sudah antisipasi dengan menambah rombel. "Tahun 2020 ini sebenarnya kita sudah mencari solusi dengan merencanakan membangun gedung sekolah SMK Negeri dan SMA Negeri. Tetapi karena Covid-19 baru bisa dibangun 2021. Dengan gedung baru ini pun masih kurang ruang kelas," ujar Gubernur Koster.
Namun Gubernur Koster minta Rawan Atmaja tidak perlu khawatir. Karena dirinya memberikan atensi penuh terhadap masalah PPDB. "Saya atensi siang malam ini. Saya pahami kawan di dewan punya konstituen. Tugasnya memperjuangkan aspirasi masyarakat. Saya akan panggil lagi Kadis Pendidikan supaya tidak ada yang tercecer. Agar semuanya yang disampaikan anggota dewan ditampung," kata Ketua DPD PDIP Bali ini disambut tepuk tangan.
Gubernur Koster mengatakan masalah siswa tercecer bukan salahnya orangtua atau masyarakat. "Tetapi salah kita pemerintah yang tidak menyediakan sekolah. Saya ikuti selama 10 tahun terakhir tidak ada pembangunan sekolah baru. Kita belum berikan layanan pendidikan yang cukup. Kasihan masyarakat kesana kemari. Saya sudah minta Kadis Pendidikan lakukan langkah yang kita mampu lakukan. Jangan salahkan Kadisdik dia juga pusing itu," ujar Gubernur Koster.
Gubernur Koster terang-terangan mengatakan dirinya malu sebagai Gubernur Bali yang berlatar belakang anggota DPR RI Komisi X membidangi pendidikan. "Malu saya sebagai mantan anggota DPR RI membidangi pendidikan. Masak cuman mengurus masalah murid gini nggak becus. Malu saya. Saya sudah telepon Pak Ketua DPRD Bali. Saya kawal ini," tegas politisi senior PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Pernyataan Gubernur Koster ini didukung oleh Ketua DPRD Bali, Nyoman Adi Wiryatama. Menurut Adi Wiryatama kini Kadisdikpora pusing banyak map menumpuk. "Tapi Gubernur Koster sudah komitmen mengakomodir. Tapi jangan lagi ada demo, kita di dewan akan kawal," ujar Ketua Deperda DPD PDIP Bali ini.
Menurut Adi Wiryatama, dirinya selalu komunikasi dan menelepon Gubernur Koster supaya PPDB tidak menimbulkan masalah di tengah Pandemi Covid-19. "Karena masyarakat kesulitan ekonomi sehingga tidak mampu mengejar sekolah swasta. Jadi klir, tidak ada yang rawan lagi," kelakar ayah Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti ini. *nat
Dalam sidang paripurna yang digelar virtual kemarin dipimpin Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama (Fraksi PDIP), Wakil Ketua DPRD Bali I Nyoman Sugawa Korry (Fraksi Golkar), Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Suyasa (Fraksi Gerindra) dan Wakil Ketua DPRD Bali Tjokorda Gde Asmara Putra Sukawati (Fraksi Demokrat).
Langkah Gubernur Koster meminta Disdikpora mengakomodir siswa tercecer setelah merespon Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali, I Wayan Rawan Atmaja, soal masih banyaknya siswa tercecer alias tidak mendapatkan sekolah negeri. Rawan Atmaja mengatakan di tengah Pandemi Covid-19 banyak orangtua siswa terdampak ekonominya sehingga semuanya menyerbu sekolah negeri.
"Ini (siswa tercecer) agak rawan Pak Gubernur. Cukup saya saja yang rawan. Jangan dikasih rawan. Kalau perlu saya ke timur (ke kantor gubernur) habis sidang ini. Saya ingin masalah ini selesai dan dicarikan solusi," ujar politisi asal Desa Bualu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung ini.
Atas interupsi Ketua Fraksi Golkar, Rawan Atmaja, Gubernur Koster langsung merespons. Menurut Koster sebenarnya dalam hadapi PPDB tahun 2020 Pemprov Bali sudah antisipasi dengan menambah rombel. "Tahun 2020 ini sebenarnya kita sudah mencari solusi dengan merencanakan membangun gedung sekolah SMK Negeri dan SMA Negeri. Tetapi karena Covid-19 baru bisa dibangun 2021. Dengan gedung baru ini pun masih kurang ruang kelas," ujar Gubernur Koster.
Namun Gubernur Koster minta Rawan Atmaja tidak perlu khawatir. Karena dirinya memberikan atensi penuh terhadap masalah PPDB. "Saya atensi siang malam ini. Saya pahami kawan di dewan punya konstituen. Tugasnya memperjuangkan aspirasi masyarakat. Saya akan panggil lagi Kadis Pendidikan supaya tidak ada yang tercecer. Agar semuanya yang disampaikan anggota dewan ditampung," kata Ketua DPD PDIP Bali ini disambut tepuk tangan.
Gubernur Koster mengatakan masalah siswa tercecer bukan salahnya orangtua atau masyarakat. "Tetapi salah kita pemerintah yang tidak menyediakan sekolah. Saya ikuti selama 10 tahun terakhir tidak ada pembangunan sekolah baru. Kita belum berikan layanan pendidikan yang cukup. Kasihan masyarakat kesana kemari. Saya sudah minta Kadis Pendidikan lakukan langkah yang kita mampu lakukan. Jangan salahkan Kadisdik dia juga pusing itu," ujar Gubernur Koster.
Gubernur Koster terang-terangan mengatakan dirinya malu sebagai Gubernur Bali yang berlatar belakang anggota DPR RI Komisi X membidangi pendidikan. "Malu saya sebagai mantan anggota DPR RI membidangi pendidikan. Masak cuman mengurus masalah murid gini nggak becus. Malu saya. Saya sudah telepon Pak Ketua DPRD Bali. Saya kawal ini," tegas politisi senior PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Pernyataan Gubernur Koster ini didukung oleh Ketua DPRD Bali, Nyoman Adi Wiryatama. Menurut Adi Wiryatama kini Kadisdikpora pusing banyak map menumpuk. "Tapi Gubernur Koster sudah komitmen mengakomodir. Tapi jangan lagi ada demo, kita di dewan akan kawal," ujar Ketua Deperda DPD PDIP Bali ini.
Menurut Adi Wiryatama, dirinya selalu komunikasi dan menelepon Gubernur Koster supaya PPDB tidak menimbulkan masalah di tengah Pandemi Covid-19. "Karena masyarakat kesulitan ekonomi sehingga tidak mampu mengejar sekolah swasta. Jadi klir, tidak ada yang rawan lagi," kelakar ayah Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti ini. *nat
Komentar