Agum Gumelar Pimpin Pemakaman Mayjen Nyoman Arsana
Almarhum Nyoman Arsana Ternyata Pak De-nya Penyanyi Ariel Noah
JAKARTA, NusaBali
Jenazah Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) 2016-2019, Mayjen TNI (Purn) Dr I Gde Nyoman Arsana SE MM PSC, 74, telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan pada Anggara Umanis Landep, Selasa (14/7) siang.
Pemakaman secara militer dipimpin langsung Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pepabri), Jen-deral TNI (Purn) Agum Gumelar, selaku Inspektur Upacara.
Adalah Agum Gumelar sendiri yang menyambut kedatangan jenazah Nyoman Arsana di pintu gerbang Taman Makam Pahlawan Kalibata, Selasa siang pukul 13.30 WIB. Selanjutnya, iring-iringan anggota TNI dan keluarga menuju liang lahat almarhum yang terletak di Blok HI. Di blok ini terdapat pula sejumlah makam perwira tinggi asal Bali, seperti Letjen TNI (Purn) I Gede Awetsara dan Brigjen TNI (Purn) Ratu Agung Ngurah Agung Bonjoran Bayupathy.
Pantauan NusaBali, para pelayat yang menghadiri pemakaman jenazah Nyoman Arsana ndi Taman Makam Pahlawan Kalibata, antara lain, teman-teman almarhum di Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas (IKAL) dan Pepabri, Ketua Umum PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Mayjen Pol (Purn) I Gusti Made Putra Astaman, hingga penyanyi Ariel Noah.
Dalam acara pemakaman itu, anak ketiga almarhum Nyoman Arsana yakni I Gede Ketut Windratma Adhyaksa Sayoga alias Rama sempat menyampikan beberapa hal selaku perwakilan keluarga. Rama menyatakan berterima kasih kepada pelayat yang bersedia mengantarkan ayahnya ke tempat peristirahatan terakhir.
"Kami mohon keridhoan bapak dan ibu untuk mendoakan bapak saya agar diterima amal baiknya. Kami mohon dibukakan pula pintu maaf saat bapak saya masih hidup. Sebagai perwakilan keluarga, saya mengucapkan terimakasih atas perhatian bapak dan ibu semua. Semoga Tuhan yang membalas kebaikan bapak dan ibu sekalian," ujar Rama. Menurut Rama, almarhum ayahnya adalah sosok orang yang baik, menjunjung nilai-nilai kejujuran, sederhana, dan cinta tanah air sampai akhir hayatnya.
Sedangkan Agum Gumelar dalam sambutannya menyatakan mengenal almarhum Nyoman Arsana sejak masih taruna di Akademi Militer (Akmil). Disebutkan, almarhum Nyoman Arsana adalah kakak kelasnya di Akmil.
"Beliau senior saya. Beliau lulus Akmil tahun 1967, sedangkan saya lulus pada 1968. Beliau adalah orang yang rajin dan penguasaan tentang sejarah tinggi sekali. Beliau aktif di IKAL dan Pepabri. Ketika saya dipercaya menjadi anggota Watimpres, beliau saya tarik sebagai sekretaris," tandas Agum Gumelar.
Agum Gumelar menyebutkan, selama menjabat Sekretaris Wantimpres, Nyoman Arsana sangat membantu kelancaran tugas-tugasnya. "Saya menarik beliau sebagai sekretaris, karena memerlukan sosok yang betul-betul menguasai masalah," papar Agum Gumelar.
Menurut Agum Gumelar, terakhir dirinya bertemu almarhum Nyoman Arsana, Selasa (7/7) lalu, ketika rapat Pepabri. Agum Gumelar sebagai Ketua Umum Pepabri menerima laporan Nyoman Arsana yang memegang posisi sebagai Staf Pengkajian Pepabri. “Kondisi almarhum kala itu masih sehat, meski ada keluhan sakit jantung,” mantan Menteri Perhubungan (Menhub) ini.
Agum Gumelar pun merasa kehilangan dengan berpulangnya Nyoman Arsana buat selamanya. Bagi Agum Gumelar, Nyoman Arsana---yang juga mantan Direktur Utama TVRI---adalah sosok pemikir yang baik. Agum Gumelar menyebutkan, dirinya menjadi Inspektur Upacara Pemakaman Militer jenazah Nyoman Arsama, karena permintaan langsung almarhum ketika masih hidup.
Pesan untuk jadi inspektur upacara itu disampaikan ke Agum Gumelar melalui keluarga almarhum Nyoman Arsana. "Ini merupakan sebuah kebanggaan bagi saya. Dengan menjadi inspektur upacara pemakaman beliau, saya setidaknya bisa membalas jasa-jasanya," katanya.
Sedangkan Mayjen Pol (Purn) I Gusti Made Putra Astaman, mengenang Nyoman Arsana sebagai sosok yang aktif hingga purna bhakti. Putra Astaman dan almarhum sama-sama ama aktif di Pepabri. "Almarhum juga aktif di masyarakat maupun dalam kehidupan bernegara," papar Putra Astaman.
Sebagai sahabat, Putra Astaman kaget mendengar berita duka men inggalnya Nyoman Arsana. Apalagi, mereka lama tidak pernah bertemu. Maklum keduanya sudah berusia lanjut. Putra Astaman kini berumur 82 tahun, sementara Nyoman Arsana 74 tahun.
Menurut Putra Astaman, dirinya terakhir bertemu Nyoman Arsana saat almarhum menjabat Sekretaris Watimpres. Bagi Putra Astaman, kehadirannya dalam upacara pemakaman kemarin merupakan momen untuk mengenang dan menghargai almarhum. "Semoga beliau mendapat tempat surgawi. Kami semua mencintai dan menyayanginya, tapi Tuhan lebih sayang kepada almarhum sehingga dipanggil pulang terlebih dahulu. Kita boleh berduka, namun harus ikhlas," katanya.
Sementara itu, penyanyi Ariel Noah kenal dengan Nyoman Arsana karena dirinya merupakan keponakan dari istri almarhum, Darwinnaty Alamsyah. Ibunda Ariel, Darlina Darwis, merupakan adik dari Darwanti Alamsyah. Ibunda Ariel adalah anak keempat dalam keluarga, sementara Darwinnaty anak sulung dari 8 bersaudara. Jadi. Almarhum merupakan Pak De-nya Ariel Noah.
Menurut Ariel, banyak kenangan dengan almarhum, sosok yang dikenalnya amat menyukai sejarah. "Pak De (sebutan untuk Nyoman Arsa, Red) suka sejarah. Kalau ngobrol tentang itu seru, khususnya mengenai silsilah keluarga. Ternyata kami tidak hanya berdarah Padang, melainkan ada darah Jawa dan radennya" papar Ariel.
Ariel mengaku lama tidak bertemu Nyoman Arsana. Semula, Ariel ingin melayat ke kediaman Nyoman Arsana di Komplek Hankam, Jalan Nuri G-23 Slipi, Jakarta Barat, Senin (13/7). Namun, karena masih ada kegiatan, Ariel baru bisa datang di acara pemakaman kemarin.
Mayjen TNI (Purn) Dr I Gde Nyoman Arsana SE MM PSC sendiri meninggal dunia dalam perawatan di RS IKKT Jakarta, Senin, 13 Juli 2020 pagi pukul 07.30 WIB. Pensiunan Jenderal Bintang Dua TNI AD kelahiran 18 April 1946 asal Banjar Sakenan Baleran, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan ini dilarikan ke rumah sakit, Senin dinihari pukul 04.00 WIB, atas keluhan sesak napas. *k22
Adalah Agum Gumelar sendiri yang menyambut kedatangan jenazah Nyoman Arsana di pintu gerbang Taman Makam Pahlawan Kalibata, Selasa siang pukul 13.30 WIB. Selanjutnya, iring-iringan anggota TNI dan keluarga menuju liang lahat almarhum yang terletak di Blok HI. Di blok ini terdapat pula sejumlah makam perwira tinggi asal Bali, seperti Letjen TNI (Purn) I Gede Awetsara dan Brigjen TNI (Purn) Ratu Agung Ngurah Agung Bonjoran Bayupathy.
Pantauan NusaBali, para pelayat yang menghadiri pemakaman jenazah Nyoman Arsana ndi Taman Makam Pahlawan Kalibata, antara lain, teman-teman almarhum di Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas (IKAL) dan Pepabri, Ketua Umum PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Mayjen Pol (Purn) I Gusti Made Putra Astaman, hingga penyanyi Ariel Noah.
Dalam acara pemakaman itu, anak ketiga almarhum Nyoman Arsana yakni I Gede Ketut Windratma Adhyaksa Sayoga alias Rama sempat menyampikan beberapa hal selaku perwakilan keluarga. Rama menyatakan berterima kasih kepada pelayat yang bersedia mengantarkan ayahnya ke tempat peristirahatan terakhir.
"Kami mohon keridhoan bapak dan ibu untuk mendoakan bapak saya agar diterima amal baiknya. Kami mohon dibukakan pula pintu maaf saat bapak saya masih hidup. Sebagai perwakilan keluarga, saya mengucapkan terimakasih atas perhatian bapak dan ibu semua. Semoga Tuhan yang membalas kebaikan bapak dan ibu sekalian," ujar Rama. Menurut Rama, almarhum ayahnya adalah sosok orang yang baik, menjunjung nilai-nilai kejujuran, sederhana, dan cinta tanah air sampai akhir hayatnya.
Sedangkan Agum Gumelar dalam sambutannya menyatakan mengenal almarhum Nyoman Arsana sejak masih taruna di Akademi Militer (Akmil). Disebutkan, almarhum Nyoman Arsana adalah kakak kelasnya di Akmil.
"Beliau senior saya. Beliau lulus Akmil tahun 1967, sedangkan saya lulus pada 1968. Beliau adalah orang yang rajin dan penguasaan tentang sejarah tinggi sekali. Beliau aktif di IKAL dan Pepabri. Ketika saya dipercaya menjadi anggota Watimpres, beliau saya tarik sebagai sekretaris," tandas Agum Gumelar.
Agum Gumelar menyebutkan, selama menjabat Sekretaris Wantimpres, Nyoman Arsana sangat membantu kelancaran tugas-tugasnya. "Saya menarik beliau sebagai sekretaris, karena memerlukan sosok yang betul-betul menguasai masalah," papar Agum Gumelar.
Menurut Agum Gumelar, terakhir dirinya bertemu almarhum Nyoman Arsana, Selasa (7/7) lalu, ketika rapat Pepabri. Agum Gumelar sebagai Ketua Umum Pepabri menerima laporan Nyoman Arsana yang memegang posisi sebagai Staf Pengkajian Pepabri. “Kondisi almarhum kala itu masih sehat, meski ada keluhan sakit jantung,” mantan Menteri Perhubungan (Menhub) ini.
Agum Gumelar pun merasa kehilangan dengan berpulangnya Nyoman Arsana buat selamanya. Bagi Agum Gumelar, Nyoman Arsana---yang juga mantan Direktur Utama TVRI---adalah sosok pemikir yang baik. Agum Gumelar menyebutkan, dirinya menjadi Inspektur Upacara Pemakaman Militer jenazah Nyoman Arsama, karena permintaan langsung almarhum ketika masih hidup.
Pesan untuk jadi inspektur upacara itu disampaikan ke Agum Gumelar melalui keluarga almarhum Nyoman Arsana. "Ini merupakan sebuah kebanggaan bagi saya. Dengan menjadi inspektur upacara pemakaman beliau, saya setidaknya bisa membalas jasa-jasanya," katanya.
Sedangkan Mayjen Pol (Purn) I Gusti Made Putra Astaman, mengenang Nyoman Arsana sebagai sosok yang aktif hingga purna bhakti. Putra Astaman dan almarhum sama-sama ama aktif di Pepabri. "Almarhum juga aktif di masyarakat maupun dalam kehidupan bernegara," papar Putra Astaman.
Sebagai sahabat, Putra Astaman kaget mendengar berita duka men inggalnya Nyoman Arsana. Apalagi, mereka lama tidak pernah bertemu. Maklum keduanya sudah berusia lanjut. Putra Astaman kini berumur 82 tahun, sementara Nyoman Arsana 74 tahun.
Menurut Putra Astaman, dirinya terakhir bertemu Nyoman Arsana saat almarhum menjabat Sekretaris Watimpres. Bagi Putra Astaman, kehadirannya dalam upacara pemakaman kemarin merupakan momen untuk mengenang dan menghargai almarhum. "Semoga beliau mendapat tempat surgawi. Kami semua mencintai dan menyayanginya, tapi Tuhan lebih sayang kepada almarhum sehingga dipanggil pulang terlebih dahulu. Kita boleh berduka, namun harus ikhlas," katanya.
Sementara itu, penyanyi Ariel Noah kenal dengan Nyoman Arsana karena dirinya merupakan keponakan dari istri almarhum, Darwinnaty Alamsyah. Ibunda Ariel, Darlina Darwis, merupakan adik dari Darwanti Alamsyah. Ibunda Ariel adalah anak keempat dalam keluarga, sementara Darwinnaty anak sulung dari 8 bersaudara. Jadi. Almarhum merupakan Pak De-nya Ariel Noah.
Menurut Ariel, banyak kenangan dengan almarhum, sosok yang dikenalnya amat menyukai sejarah. "Pak De (sebutan untuk Nyoman Arsa, Red) suka sejarah. Kalau ngobrol tentang itu seru, khususnya mengenai silsilah keluarga. Ternyata kami tidak hanya berdarah Padang, melainkan ada darah Jawa dan radennya" papar Ariel.
Ariel mengaku lama tidak bertemu Nyoman Arsana. Semula, Ariel ingin melayat ke kediaman Nyoman Arsana di Komplek Hankam, Jalan Nuri G-23 Slipi, Jakarta Barat, Senin (13/7). Namun, karena masih ada kegiatan, Ariel baru bisa datang di acara pemakaman kemarin.
Mayjen TNI (Purn) Dr I Gde Nyoman Arsana SE MM PSC sendiri meninggal dunia dalam perawatan di RS IKKT Jakarta, Senin, 13 Juli 2020 pagi pukul 07.30 WIB. Pensiunan Jenderal Bintang Dua TNI AD kelahiran 18 April 1946 asal Banjar Sakenan Baleran, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan ini dilarikan ke rumah sakit, Senin dinihari pukul 04.00 WIB, atas keluhan sesak napas. *k22
1
Komentar