Jembatan Penghubung Pura Segara dan Pura Masuka Rusak Parah
Derasnya hujan yang terjadi sejak Minggu (25/9) yang lalu menggerus sejumlah titik di sekitaran Pantai Melasti, Desa Adat Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan.
MANGUPURA, NusaBali
Yang paling parah terjadi di jembatan penghubung antara Pura Segara dengan Pura Masuka. Bendesa Adat Ungasan Ketut Marcin mengatakan itu terjadi akibat tingginya curah hujan yang terjadi beberapa hari belakangan. Ditambah lagi struktur jembatan yang kurang kuat. Karena menurutnya jembatan itu dibangun dengan cara swadaya masyarakat. “Jembatan itu baru dibangun sekitar 1,5 tahun yang lalu. Dananya bersumber dari swadaya masyarakat. Kami membangun itu karena akses tersebut sangat penting,” tutur Marcin, Senin (26/9).
Jembatan yang melintang di atas sungai yang disebut Tukad Selatan itu kini kondisinya memprihatinkan dan perlu segera dilakukan perbaikan. Sungai tersebut hanya dialiri air pada saat musim hujan saja.
“Kemarin (dua hari yang lalau) curah hujannya sangat tinggi dan berlangsung cukup lama menggerus bagian bawah jemabatan itu,” tuturnya. Pihaknya sangat mengharapkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Badung untuk mengatasi persoalan itu. Menurutnya desa adat sangat terkendala biaya.
“Saya sangat berharap kepada pemerintah untuk dapat membantu. Karena jalan penghubung itu sangat penting karena menghubungkan kedua pura yang ada di sana. Akibat kerusakan ini diperkirakan mengalami kerugian sekitar Rp 2 miliar,” ungkap Marcin.
Sementara itu Perbekel Desa Ungasan Made Kari menegaskan bahwa penataan Pantai Melasti itu terwujud dari kesadaran masyarakat. Namun kini sudah berhadapan dengan kondisi alam yang kurang bersahabat. “Kalau alam sudah berkata, kita tak akan bisa menolaknya. Kita tetap berusaha untuk membangunnya kembali. Tapi semua tergantung dana,” tuturnya.
Dia juga sangat mengharapkan bantuan dari Pemkab Badung. Agar jembatan tersebut dapat dibangun dengan pondasi yang lebih kokoh lagi. “Kalau pemerintah meminta untuk membuat proposal terkait perbaikan itu, kami siap melakukannya,” ujar Kari. * cr64
Yang paling parah terjadi di jembatan penghubung antara Pura Segara dengan Pura Masuka. Bendesa Adat Ungasan Ketut Marcin mengatakan itu terjadi akibat tingginya curah hujan yang terjadi beberapa hari belakangan. Ditambah lagi struktur jembatan yang kurang kuat. Karena menurutnya jembatan itu dibangun dengan cara swadaya masyarakat. “Jembatan itu baru dibangun sekitar 1,5 tahun yang lalu. Dananya bersumber dari swadaya masyarakat. Kami membangun itu karena akses tersebut sangat penting,” tutur Marcin, Senin (26/9).
Jembatan yang melintang di atas sungai yang disebut Tukad Selatan itu kini kondisinya memprihatinkan dan perlu segera dilakukan perbaikan. Sungai tersebut hanya dialiri air pada saat musim hujan saja.
“Kemarin (dua hari yang lalau) curah hujannya sangat tinggi dan berlangsung cukup lama menggerus bagian bawah jemabatan itu,” tuturnya. Pihaknya sangat mengharapkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Badung untuk mengatasi persoalan itu. Menurutnya desa adat sangat terkendala biaya.
“Saya sangat berharap kepada pemerintah untuk dapat membantu. Karena jalan penghubung itu sangat penting karena menghubungkan kedua pura yang ada di sana. Akibat kerusakan ini diperkirakan mengalami kerugian sekitar Rp 2 miliar,” ungkap Marcin.
Sementara itu Perbekel Desa Ungasan Made Kari menegaskan bahwa penataan Pantai Melasti itu terwujud dari kesadaran masyarakat. Namun kini sudah berhadapan dengan kondisi alam yang kurang bersahabat. “Kalau alam sudah berkata, kita tak akan bisa menolaknya. Kita tetap berusaha untuk membangunnya kembali. Tapi semua tergantung dana,” tuturnya.
Dia juga sangat mengharapkan bantuan dari Pemkab Badung. Agar jembatan tersebut dapat dibangun dengan pondasi yang lebih kokoh lagi. “Kalau pemerintah meminta untuk membuat proposal terkait perbaikan itu, kami siap melakukannya,” ujar Kari. * cr64
1
Komentar