Warga Kedampal Kesulitan Air
BPBD Karangasem tidak bisa lagi bawakan bantuan air karena dananya dialihkan untuk penanganan Covid-19.
AMLAPURA, NusaBali
Warga Banjar Kedampal, Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem mulai kekurangan air bersih. Air embung dan air di cubang tak mencukupi kebutuhan mereka. Embung berkapasitas 10.250 meter kubik hanya mampu melayani warga Kedampal bagian bawah. Banjar Kedampal berpenduduk terpadat di Desa Datah.
Kelian Banjar Kedampal, I Wayan Sukadi, mengatakan Banjar Kedampal paling dekat dengan Gunung Agung, sekitar 4 kilometer dari puncak kawah. Berpenduduk sekitar 2.075 jiwa atau 530 KK. Pemerintah membuatkan embung berkapasitas 10.250 meter kubik dengan biaya Rp 8,244 miliar. Namun embung itu hanya mampu melayani di Banjar Kedampal bagian bawah. Setiap musim kemarau, warga Banjar Kedampal bagian atas beli air. Harga air Rp 350.000 hingga Rp 400 ribu per mobil tanki isian 5.000 meter kubik. Itulah sebabnya, di setiap musim kemarau, BPBD Karangasem sering bantu bawakan air.
“Kami tidak ingin terus menerus membebani pemerintah dengan membawakan air. Kami ingin ada bantuan permanen untuk jangka panjang, minimal ada bantuan cubang untuk menampung air hujan,” harap I Wayan Sukadi, Jumat (17/7). Harapan serupa dilontarkan Bendesa Adat Kedampal I Nengah Giri dan Ketua Kelompok Kedampal Teben I Ketut Reta. “Memang benar di saat musim panas, warga membeli air per mobil tanki rata-rata Rp 350.000,” kata I Nengah Giri. Masalah kesulitan air di Desa Datah yang mewilayahi 14 banjar hampir merata.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa, mengatakan untuk tahun 2020 tidak lagi bisa menyalurkan bantuan air. Sebab anggaran untuk pengadaan bantuan air dialihkan untuk penanganan Covid-19. Sedangkan Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri, bertekad memperjuangkan harapan masyarakat Banjar Kedampal. “Bukan saja masalah air yang perlu diperjuangkan, juga masalah infrastruktur jalan,” kata Bupati Mas Sumatri. Diupayakan membelokkan sebagian air baku Sungai Telaga Waja ke Banjar Kedampal yang telah mengalir di Kecamatan Kubu. *k16
Kelian Banjar Kedampal, I Wayan Sukadi, mengatakan Banjar Kedampal paling dekat dengan Gunung Agung, sekitar 4 kilometer dari puncak kawah. Berpenduduk sekitar 2.075 jiwa atau 530 KK. Pemerintah membuatkan embung berkapasitas 10.250 meter kubik dengan biaya Rp 8,244 miliar. Namun embung itu hanya mampu melayani di Banjar Kedampal bagian bawah. Setiap musim kemarau, warga Banjar Kedampal bagian atas beli air. Harga air Rp 350.000 hingga Rp 400 ribu per mobil tanki isian 5.000 meter kubik. Itulah sebabnya, di setiap musim kemarau, BPBD Karangasem sering bantu bawakan air.
“Kami tidak ingin terus menerus membebani pemerintah dengan membawakan air. Kami ingin ada bantuan permanen untuk jangka panjang, minimal ada bantuan cubang untuk menampung air hujan,” harap I Wayan Sukadi, Jumat (17/7). Harapan serupa dilontarkan Bendesa Adat Kedampal I Nengah Giri dan Ketua Kelompok Kedampal Teben I Ketut Reta. “Memang benar di saat musim panas, warga membeli air per mobil tanki rata-rata Rp 350.000,” kata I Nengah Giri. Masalah kesulitan air di Desa Datah yang mewilayahi 14 banjar hampir merata.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa, mengatakan untuk tahun 2020 tidak lagi bisa menyalurkan bantuan air. Sebab anggaran untuk pengadaan bantuan air dialihkan untuk penanganan Covid-19. Sedangkan Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri, bertekad memperjuangkan harapan masyarakat Banjar Kedampal. “Bukan saja masalah air yang perlu diperjuangkan, juga masalah infrastruktur jalan,” kata Bupati Mas Sumatri. Diupayakan membelokkan sebagian air baku Sungai Telaga Waja ke Banjar Kedampal yang telah mengalir di Kecamatan Kubu. *k16
Komentar