CV Lagas Jaya Pacu Kreativitas Siswa SMK Se-Bali Lewat Lomba Menggambar Bangunan
Di saat protokol tatanan era baru diberlakukan, kreativitas siswa SMK harus terus dikembangkan, sehingga ajang lomba menggambar aplikasi autocad menjadi pemacu siswa tetap berkarya.
DENPASAR, NusaBali.com
Di tengah situasi pandemi covid-19 yang tak kunjung pasti kapan akan berakhir, masyarakat diminta untuk tetap menjaga jarak dan membatasi aktivitas di luar rumah. Namun meski di rumah saja, kreativitas dan skill harus terus diasah. Inilah yang membuat CV Lagas Jaya tergerak untuk menggelar Lomba Menggambar Denah, Tampak, dan Potongan Bangunan Lantai 1 tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Bali dengan tema ‘Meningkatkan Kualitas Siswa SMK Teknik Bangunan Menuju Era New Normal’.
Lomba menggambar bangunan dengan aplikasi autocard ini digelar mulai 20 Juni 2020 hingga 18 Juli 2020. Menurut CEO CV Lagas Jaya, I Komang Adi Dana Wijaya S.T., MM (Komang Lagas) lomba tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap generasi muda yang memiliki minat terhadap teknik maupun desain bangunan. Di sisi lain, meski digelar untuk SMK se-Bali, namun sebagai warga asli Badung, pria yang akrab disapa Komang Lagas ini menyayangkan tidak adanya sekolah kejuruan khusus teknik bangunan untuk generasi muda di kabupaten yang memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) paling besar di Bali itu.
“Padahal banyak generasi muda saat ini yang menyukai teknik dan desain bangunan. Saat ini situasinya masyarakat Badung kewalahan cari sekolah SMK Teknik Bangunan karena sistem zonasi. Sedangkan di Badung tidak ada sekolah yang khusus untuk itu,” ujarnya ditemui saat acara penyerahan hadiah kepada pemenang lomba di Warung Dharma Boga Amerta, kawasan Sempidi, Mengwi, Badung, Sabtu (18/7).
Dikatakan, situasi pandemi memaksa anak untuk belajar di rumah. Saat ini para pelajar SMK khususnya jurusan teknik bangunan tidak bisa melakukan aktivitas belajar seperti biasa di sekolah. Sehingga diperlukan suatu kegiatan yang bisa memantik dan memacu kreativitas serta kualitas anak-anak SMK. Diakui, lomba menggambar bangunan ini merupakan lomba pertama yang digelar oleh CV Lagas Jaya dengan memperebutkan hadiah senilai total Rp 10 juta.
“Lomba ini untuk mengoptimalkan waktu adik-adik SMK di Bali. Agar selama masa pandemi ini mereka ada aktivitas dan sedikit tidaknya mereka punya bekal untuk dirinya sendiri. Di sisi lain, kami juga ingin memperkenalkan material-material yang baru, dengan harapan siswa SMK bisa lebih cepat mengetahui perkembangan saat ini,” ungkap Komang Lagas.
Mengingat masih dalam situasi jaga jarak selama pandemi, lomba pun digelar secara online. Mulai dari pengumanan ke sekolah-sekolah, pendaftaran peserta, hingga proses penjurian. Secara umum, Komang Lagas mengapresiasi karya-karya siswa SMK yang sudah cukup bagus untuk setingkat sekolah kejuruan. Kemampuan anak-anak sekarang pun dinilai sudah lebih maju dan berkembang. “Saat proses penilaian, kami memverifikasi karya peserta berupa video. Bahwa benar peserta mengerjakan sendiri dan bukan dikerjakan oleh orang lain. Karya-karya mereka saya sangat apresiasi. Perkembangannya sudah sangat bagus,” terangnya.
Komang Lagas pun berpesan agar para siswa SMK jurusan teknik bangunan harus rajin mencari referensi dan tutorial serta melek teknologi dengan perkembangan saat ini serta membaca trend bangunan di masa depan. “Selain itu, siswa SMK juga harus belajar bisa memilih material-material yang efektif, dan efisien, namun tidak mengurangi kualitas serta hasil desain. Siswa juga harus belajar bisa memilih material yang aman, tahan cuaca, dan sebagainya,” tambah Komang Lagas.
Sementara itu, juri eksternal yang juga CEO Undagi Bali, I Made Suardana mengatakan, menggambar denah, tampak, dan potongan bangunan tidak hanya sekadar menggambar, namun harus memahami teknik menggambar, notasi gambar yang benar, pengaturan gambar agar terlihat menarik, dan gampang dibaca. “Menggambar itu bukan seperti melukis. Gambar ini adalah bahasa grafis dengan ukuran, dimensi, notasi gambar ditulis secara benar dan detail, kemudian dituangkan di lapangan. Saya jujur terkejut, hasil karya dari anak-anak cukup bagus,” ucap Suardana.
Dia pun berharap, generasi muda yang sudah melek teknologi sejak dini ini bisa memanfaatkan teknologi dengan baik, tidak hanya sekedar digunakan untuk bermain dan menghabiskan waktu begitu saja. Namun juga mengembangkan diri dengan teknologi agar mendapat manfaat yang positif. “Banyak teknologi yang bisa dipakai untuk mengembangkan diri sehingga menjadi berprestasi,” tandasnya.
Lomba menggambar bangunan dengan aplikasi autocard ini diikuti oleh sebanyak 86 peserta yang berasal dari 6 kabupaten/kota se-Bali, antara lain SMKN 1 Denpasar (44 orang), SMK Rekayasa Denpasar (2 orang), SMKN 3 Tabanan (8 orang), SMKN 3 Singaraja (6 orang), SMKN Bali Mandara (14 orang), SMKN 1 Abang (7 orang), SMKN 1 Susut (1 orang), dan SMKN 1 Nusa Penida (4 orang).
Keluar sebagai Juara I I Putu Gede Laksmana Adisatya (SMKN 1 Denpasar), Juara II diraih Aldy Dwi Agustian (SMKN 1 Denpasar), Juara III diraih I Kadek Aldi (SMKN 1 Nusa Penida), serta juara favorit diraih Putu Jerry Wida Pradnyana (SMKN 1 Denpasar).
Ada juga Juara Harapan I diraih oleh Ni Kadek Ayu Lestari (SMKN Bali Mandara), Juara Harapan II diraih I Nyoman Diva Pradana (SMKN 1 Denpasar), Juara Harapan III diraih Ni Kade Karisma Mitayanti (SMKN 1 Denpasar, Juara Harapan IV diraih Mawar Bay Duri (SMKN 3 Singaraja), Juara Harapan V diraih I Putu Eka Suarsana (SMKN 3 Singaraja), Juara Harapan VI diraih Arjuna Hari Purnama (SMK Rekayasa Denpasar), dan Juara Harapan VII diraih I Komang Juniarta (SMKN 1 Abang).
Peraih juara I menggambar bangunan dengan aplikasi autocard, I Putu Gede Laksmana Adisatya mengaku bersyukur. Apalagi ini adalah ajang pertama yang dia ikuti. Jauh sebelum mengikuti lomba tersebut, dia memang sering melihat berbagai referensi. Ini adalah kunci baginya. Semakin banyak melihat referensi, semakin banyak memiliki gambaran. “Saya memang suka melihat referensi-referensi, baik itu di instagram dan media sosial lainnya. Kebetulan ini adalah lomba pertama yang saya ikuti, dan saya bersyukur sekali,” tuturnya.
Pelajar asal Tabanan yang bercita-cita menjadi arsitek ini mengerjakan karya selama dua hari. Dia percaya diri ikut berlomba, meski karya-karya pesaingnya juga tidak bisa dianggap remeh. “Saya sih biasa saja, yang terpenting tunjukkan yang terbaik saja,” tutupnya.ind
1
Komentar