Identitas Tulang Belulang di Pohon Coklat Terungkap
"Eko mengaku bahwa korban itu adalah keluarganya bernama Rokani. Pakaian yang ditemukan di lokasi kejadian sama persis dengan pakai yang digunakan Rokani saat meninggalkan rumah,"
MANGUPURA, NusaBali
Tulang belulang manusia yang ditemukan di pohon cokelat milik Wayan Toko, pada Minggu (19/7) pukul 12.30 Wita di Banjar Parekan, Desa Sibanggede, Abiansemal, Badung ternyata merupakan korban gantung diri yang diketahui bernama Rokani, 44. Terungkapnya identitas tulang belulang tersebut setelah petugas menemukan KTP dan keterangan saksi yang sempat melapor kehilangan keluarganya.
Kasubbag Humas Polres Badung Iptu Ketut Gede Oka Bawa dikonfirmasi, pada Senin (20/7) mengatakan petugas sudah meminta keterangan dari Dyan Eko Saputra, 21 yang merupakan keluarga dari Rokani yang ditemukan sudah dalam kondisi tinggal tulang belulang. Keterangan dari Eko bahwa Rokani meninggalkan rumah di Banjar Kertawangsa, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Gianyar, pada Senin (27/4) pukul 19.00 Wita.
Pada saat itu korban yang sudah berstatus duda karena istrinya meninggal dunia itu pamit kepada Eko untuk pulang ke kampung halamannya di Tulungagung, Jawa Timur. Pria yang bekerja sebagai buruh bangunan itu mengaku tiket pulangnya ditanggung oleh bosnya. Tiba-tiba sore Senin (27/4) tiket itu batal dibelikan bosnya tanpa alasan yang jelas.
"Setelah mengetahui tiketnya batal dibelikan oleh bosnya, korban meninggalkan rumah pukul 19.00 Wita. Saat itu korban pamit untuk mengambil pakaian di laundry. Sejak saat itu korban tidak kembali ke rumah lagi," ungkap Iptu Oka Bawa.
Karena tak kunjung pulang, Selasa (28/4), Eko menghubunginya lewat telepon. Saat itu masiuh bias sambung. Korban bilang dirinya sedang berada di proyek. Tapi tidak tahu di mana proyek dimaksud. Selanjutnya korban tidak bisa dihubungi lagi. Keluarga di kampung halamannya mengaku tidak mengetahui.
Karena tak kunjung ada kabar yang jelas tentang keberadaan korban, Eko membuat laporan di Polsek Ubud, Gianyar. Dalam laporan dengan nomor No : B/75/VI/2020 Reskrim, Eko melaporkan orang hilang.
"Eko mengaku bahwa korban itu adalah keluarganya bernama Rokani. Pakaian yang ditemukan di lokasi kejadian sama persis dengan pakai yang digunakan Rokani saat meninggalkan rumah," tutur Iptu Oka Bawa.
SPKT Abian semal, Tim Identifikasi Polres Badung , Tim Opsnal Polsek Abiansal, dan Polres Badung saat melakukan olah TKP menemukan kain sarung warna merah motif kotak-kotak. Kain itu terikat pada dahan pohon cokelat. Pada kain itu terdapat tulang rahang manusia.
Selain sarung juga ditemukan baju warna hijau bertuliskan Jack Daniel, celana jeans warna biru, celana dalam warna merah marun, dan handuk, ikat pinggang hitam. Di samping tulang belulang tersebut ditemukan botol obat serangga (Baigon) dan bungkusan tas plastik.
"Di dalam tas plastik itu berisi celana dalam 2 lembar, sarung 1 lembar, baju kaos 3 lembar, baju kemeja 1 lembar, obat merk Sangobion 2 pepel, sisir 1 buah, 1 buah korek gas, dan hand body merk marina. Selain itu di antara tulang belulang ditemukan sebuah dompet warna coklat merk Levis berisi 2 lembar uang Rp 50.000 dan kartu Debit BRI," ungkap Iptu Oka Bawa.
Kepada polisi, Eko mengaku bahwa korban menderita penyakit tekanan darah rendah. Polisi belum bisa memastikan penyebab matinya korban. Tulang belulang itu dievakuasi ke RSUP Sanglah Denpasar untuk dilakukan autopsi.
Onggokan tulang belulang itu pertama kali ditemukan oleh Made Wiranata, 29, Komang Sumada, 25, I Gusti Putu Eka Juisna, 34, dan I Wayan Radiana, 32. Keempatnya secara tak sengaja melintas di tegal kebun milik Wayan Toko saat mencari pohon untuk dibuat bonsai.
Melihat onggokan tulang manusia itu keempatnya langsung pulang ke rumah dan melaporkan ke Klian Dinas Banjar Pane, I Made Mariana. Selanjutnya oleh Made Mariana melaporkan ke Bhabinkamtibmas dan Bhabinsa di desa setempat. Hingga akhirnya diteruskan ke Polsek Abiansemal.
Dugaan sementara korban meninggal dengan cara gantung diri pada pohon cokelat menggunakan sarung. Selain itu temuan ini juga ada kaitannya dengan temuan tengkorak yang berada tak jauh dari TKP itu, pada Sabtu (4/7). Dugaan itu diperkuat karena pada onggokan tulang itu tidak ditemukan tengkoraknya.
“Untuk memastikan harus dilakukan visum. Selain untuk mengetahui penyebab kematiannya juga untuk mencocokan tengkorak yang ditemukan sebelumnya. Dari petunjuk di lapangan diduga kuat korban meninggal karena gantung diri,” tandas Iptu Oka Bawa. *pol
Tulang belulang manusia yang ditemukan di pohon cokelat milik Wayan Toko, pada Minggu (19/7) pukul 12.30 Wita di Banjar Parekan, Desa Sibanggede, Abiansemal, Badung ternyata merupakan korban gantung diri yang diketahui bernama Rokani, 44. Terungkapnya identitas tulang belulang tersebut setelah petugas menemukan KTP dan keterangan saksi yang sempat melapor kehilangan keluarganya.
Kasubbag Humas Polres Badung Iptu Ketut Gede Oka Bawa dikonfirmasi, pada Senin (20/7) mengatakan petugas sudah meminta keterangan dari Dyan Eko Saputra, 21 yang merupakan keluarga dari Rokani yang ditemukan sudah dalam kondisi tinggal tulang belulang. Keterangan dari Eko bahwa Rokani meninggalkan rumah di Banjar Kertawangsa, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Gianyar, pada Senin (27/4) pukul 19.00 Wita.
Pada saat itu korban yang sudah berstatus duda karena istrinya meninggal dunia itu pamit kepada Eko untuk pulang ke kampung halamannya di Tulungagung, Jawa Timur. Pria yang bekerja sebagai buruh bangunan itu mengaku tiket pulangnya ditanggung oleh bosnya. Tiba-tiba sore Senin (27/4) tiket itu batal dibelikan bosnya tanpa alasan yang jelas.
"Setelah mengetahui tiketnya batal dibelikan oleh bosnya, korban meninggalkan rumah pukul 19.00 Wita. Saat itu korban pamit untuk mengambil pakaian di laundry. Sejak saat itu korban tidak kembali ke rumah lagi," ungkap Iptu Oka Bawa.
Karena tak kunjung pulang, Selasa (28/4), Eko menghubunginya lewat telepon. Saat itu masiuh bias sambung. Korban bilang dirinya sedang berada di proyek. Tapi tidak tahu di mana proyek dimaksud. Selanjutnya korban tidak bisa dihubungi lagi. Keluarga di kampung halamannya mengaku tidak mengetahui.
Karena tak kunjung ada kabar yang jelas tentang keberadaan korban, Eko membuat laporan di Polsek Ubud, Gianyar. Dalam laporan dengan nomor No : B/75/VI/2020 Reskrim, Eko melaporkan orang hilang.
"Eko mengaku bahwa korban itu adalah keluarganya bernama Rokani. Pakaian yang ditemukan di lokasi kejadian sama persis dengan pakai yang digunakan Rokani saat meninggalkan rumah," tutur Iptu Oka Bawa.
SPKT Abian semal, Tim Identifikasi Polres Badung , Tim Opsnal Polsek Abiansal, dan Polres Badung saat melakukan olah TKP menemukan kain sarung warna merah motif kotak-kotak. Kain itu terikat pada dahan pohon cokelat. Pada kain itu terdapat tulang rahang manusia.
Selain sarung juga ditemukan baju warna hijau bertuliskan Jack Daniel, celana jeans warna biru, celana dalam warna merah marun, dan handuk, ikat pinggang hitam. Di samping tulang belulang tersebut ditemukan botol obat serangga (Baigon) dan bungkusan tas plastik.
"Di dalam tas plastik itu berisi celana dalam 2 lembar, sarung 1 lembar, baju kaos 3 lembar, baju kemeja 1 lembar, obat merk Sangobion 2 pepel, sisir 1 buah, 1 buah korek gas, dan hand body merk marina. Selain itu di antara tulang belulang ditemukan sebuah dompet warna coklat merk Levis berisi 2 lembar uang Rp 50.000 dan kartu Debit BRI," ungkap Iptu Oka Bawa.
Kepada polisi, Eko mengaku bahwa korban menderita penyakit tekanan darah rendah. Polisi belum bisa memastikan penyebab matinya korban. Tulang belulang itu dievakuasi ke RSUP Sanglah Denpasar untuk dilakukan autopsi.
Onggokan tulang belulang itu pertama kali ditemukan oleh Made Wiranata, 29, Komang Sumada, 25, I Gusti Putu Eka Juisna, 34, dan I Wayan Radiana, 32. Keempatnya secara tak sengaja melintas di tegal kebun milik Wayan Toko saat mencari pohon untuk dibuat bonsai.
Melihat onggokan tulang manusia itu keempatnya langsung pulang ke rumah dan melaporkan ke Klian Dinas Banjar Pane, I Made Mariana. Selanjutnya oleh Made Mariana melaporkan ke Bhabinkamtibmas dan Bhabinsa di desa setempat. Hingga akhirnya diteruskan ke Polsek Abiansemal.
Dugaan sementara korban meninggal dengan cara gantung diri pada pohon cokelat menggunakan sarung. Selain itu temuan ini juga ada kaitannya dengan temuan tengkorak yang berada tak jauh dari TKP itu, pada Sabtu (4/7). Dugaan itu diperkuat karena pada onggokan tulang itu tidak ditemukan tengkoraknya.
“Untuk memastikan harus dilakukan visum. Selain untuk mengetahui penyebab kematiannya juga untuk mencocokan tengkorak yang ditemukan sebelumnya. Dari petunjuk di lapangan diduga kuat korban meninggal karena gantung diri,” tandas Iptu Oka Bawa. *pol
Komentar