PT BIBU Tegaskan Bandara Buleleng Jalan Terus
Apa kabar rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara (BIBU)? Ya, setelah ‘masterplan’-nya sempat bikin heboh, gaung pembangunan bandara di utara Pulau Bali ini sempat meredup.
Sudah 'Dapatkan' Koridor 11 dan 14
DENPASAR, NusaBali
“Rencana pembangunan bandara di Buleleng masih tetap seperti rencana semula,” tegas Presiden Direktur PT BIBU Bumi Panji Sakti, Made Mangku, Rabu (28/9).
Diakuinya, belum tuntasnya persyaratan sesuai aturan yang harus diikuti membuat rencana pembangunan bandara tersebut terkesan lama. "Ya kami, harus ikuti proses termasuk dalam penentuan lokasi, tidak segampang itu Kemenhub memberikan izin karena ini pembangunan dalam skala cukup besar," tepis Mangku.
Pertimbangan lain, kata Mangku, adalah lalu-lintas penerbangan di laut utara Pulau Jawa sudah padat. Namun jika bandara ini terwujud, kata Mangku, sudah mendapat ‘jatah’ lalu-lintas udara di koridor 11 dan 14. "Syukurlah, minggu lalu kami sudah mendapatkan koridor 11 dan 14, artinya jika ada penerbangan dari barat, kita dapatkan izin terbang dari selatan Jawa. Kemudian setelah di tengah rute perjalanan, yakni di daerah Pasuruan Jawa Timur, baru bisa bergerak ke arah Buleleng di Bali Utara," urai Mangku di depan sejumlah awak media.
Dalam perkembangannya, Mangku juga mengakui jika PT BIBU diminta mengajukan izin baru ke Pemerintah Provinsi Bali untuk memastikan bahwa pembangunan bandara itu tidak akan memakai atau menggunakan jalan darat. "Kami sudah ajukan izin ke Pemprov Bali, mudah-mudahan dengan komitmen pembangunan ini untuk kepentingan Bali ke depan, izin bisa secepatnya turun sehingga tahapan perencanaan selanjutnya bisa dilanjutkan," harap Made Mangku yang sebelumnya lebih dikenal sebagai pegiat lingkungan hidup ini.
Dalam pemaparannya, Mangku mengatakan seluruh pembangunan bandara nantinya akan lebih banyak di laut sehingga akan dilakukan reklamasi tanpa dilakukan pembebasan tanah masyarakat. Sayangnya sejauh ini Mangku belum mengungkap detil pasti titik lokasi bakal bandara tersebut. “Kami sudah mengajukan tujuh titik berlokasi di Buleleng Timur lebih tepatnya di Kecamatan Kubutambahan. Setelah di Kemenhub, akhirnya dari tujuh lokasi yang diajukan itu diperkecil lagi menjadi tiga titik,” kata Mangku soal bandara yang disebut menyiapkan investasi sebesar Rp 50 triliun tersebut.
Jika semua persyaratan sudah beres, Mangku menyebut awal 2017 sudah bisa dilakukan pembangunan bandara ‘pendamping’ Bandara Ngurah Rai yang lebih dulu eksis di Bali Selatan. Secara garis besar, Mangku mengurai beberapa tahapan perencanaan pembangunan bandara tersebut dimulai power plan, aero city yang menghabiskan lahan hingga 600 hektar.
Nantinya, di lokasi Aero City akan ada sekolah, bandara, rumah sakit dan mall dan segala hal berkaitan dengan rekreasi. "Tahap Kedua, pembangunan run way yang terpisah antara run way keberangkatan dan kedatangan, juga dibangun terminal domestik dan internasional," sambung Mangku.
Selain itu, dalam perencanaan, akan ada terminal tersendiri untuk kargo. Jadi, ada semacam blok khusus untuk terminal kargo. Tahap keempat, pembangunan dermaga marina yang berdampingan dengan airport,"kata Mangku. *mao
1
Komentar